pelataran rumah panggung dengan ornamen klasik tempatku bersandar malam ini memberi nuansa romansa tersendiri untuk ku nikmati bersama secangkir kopi yang baru saja di seduh
sesekali kilatan cahaya putih kekuningan menampakkan wujudnya, seolah menggantikan peran sementara sinar rembulan yang sedang mencari jalan keluar diantara awan-awan gelap yang menyelimuti
tak lama, tetesan hujan nampak  jatuh perlahan dan mulai basahi bunga bunga indah yang tersusun rapi di beranda, kerlap kerlip cahaya lampu tiang-tiang jalan tambahi bumbu romantis malam makin eksotisÂ
aku tak bisa menipu diriku sendiri malam ini, wujud semu sumringah wajah dirimu seakan nyata menyapaku
bisik rindu seakan kau hembuskan bersama angin lalu di antara hujan jatuh
raut wajah bisa saja berpura-pura dengan segala rupa, tapi hati? tembias kilas bayangmu, basahi dinding rindu
curup
28.02.2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H