Perdesaan adalah tempat di mana keindahan alam dan kedamaian hidup bersatu. Jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, desa menawarkan pemandangan yang asri, udara yang segar, dan suasana yang menenangkan hati. Ketika memasuki wilayah perdesaan, kita akan disambut oleh hamparan sawah hijau yang luas, pepohonan rindang, dan suara gemericik air dari sungai yang mengalir jernih.
Di pagi hari, kabut tipis sering menyelimuti perbukitan, menciptakan pemandangan seperti lukisan alam. Petani mulai bekerja di ladang, dengan suara cangkul dan langkah kaki yang berpadu dengan kicauan burung. Rumah-rumah di desa biasanya sederhana, dengan dinding bambu atau kayu, beratap genteng atau daun rumbia. Meski sederhana, kehangatan penghuninya membuat suasana desa terasa begitu nyaman.
Di perdesaan, hubungan antarmanusia terasa lebih dekat. Tetangga saling mengenal, saling membantu, dan berbagi kebahagiaan maupun kesedihan. Anak-anak berlarian di halaman, bermain layang-layang, atau berenang di sungai. Tidak ada gadget canggih yang mendominasi waktu mereka, hanya tawa riang dan canda yang menghiasi hari-hari.
Saat senja tiba, langit berubah menjadi oranye kemerahan, memberikan pemandangan yang menakjubkan. Suara jangkrik mulai terdengar, mengiringi malam yang perlahan datang. Di malam hari, bintang-bintang terlihat jelas, seolah mengingatkan kita akan kebesaran Sang Pencipta.
Perdesaan bukan hanya tempat tinggal; ia adalah pengingat akan kehidupan yang sederhana dan selaras dengan alam. Dalam kesederhanaannya, desa menyimpan kekayaan yang tak ternilai: ketenangan, kebersamaan, dan harmoni. Tidak heran banyak orang yang rindu kembali ke desa, mencari kedamaian yang mungkin sulit ditemukan di kota.
Esai ini menggambarkan betapa indahnya kehidupan perdesaan, sebuah tempat yang mengajarkan kita untuk menghargai alam dan kesederhanaan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H