Mohon tunggu...
Agus Purwanto
Agus Purwanto Mohon Tunggu... lainnya -

Mahasiswa Jurusan PBA UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aku Memang Masih Kecil

4 Mei 2015   17:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:23 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal awal malam yang gelap. Tak terlihat adanya bulan diantara gumpalan awan tebal. Hawa dingin dan hembusan angin berhembusan disekitar rumah. Ditutuplah tirai merah dan di tarik jendela kedalam sebelum dikunci.Belum pukul Sembilan waktu itu sambil bejalan pelan menuju tempat tidur. Dilihatnya suami dan anaknya telah tidur nyenyak.Ia melebarkan selimut dan menggesernya menutupi badannya. Ia memandangi atap dan teringat akan seminggu yang lalu. Di hari senin, rasa senang menyertai Arif ketika Arif hedak berangkat mengajar. Dia akan mendapatkan honor pertamanya setelah sebulan mengajar. Sewaktu Arif berada diatas sepeda dan hendak mengndarai.

Arif terasa terenyuh didalam hati yang sedang melihat Nadin menangis. Nadin menangis melihat ayahnya pergi seakan-akan ingin ikut ayahnya. Namun bagaimanapun, Nadin tidak bisa diajak kesekolah ditakutkan alan mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Saat Nadin didepan pintu rumah sambil menanggis. Ibu Nadin langsung mengendong nadin dan membawanya kedalam rumah.Sambil memukul pelan ibunya Nadin menangis dan berteriak ibu jahat ibu jahat. Di dalam rumah, ibu Nadin tak tega melihat Nadin menagis hingga ia pun mengajakNadin bermain boneka di ruang tamu.

Nadin pun menikmati bermain dengan boneka kesayangnnya. Kemudian dia pun bermain dengan ibunya sewaktu itu. Nadi menganggap dirinya adalah anak yang baik karena dia mengikuti keinginan ibunya dan menuruti agar tidak ikut ayahnya. Kemudian dia sangat bersemangat bermain boneka. Dia penuh antusias saat menggendong bonekanya seakan akan adiknya sendiri. Berbeda dengan Roni yang seumuran denganNadin. Tetangga ibu ani yang senang bermain mobil-mobilan. … bersambung

Dari sedikit certa ini, Nadin mulia memiliki persepsi terhadap dirinya tentang emosi. Ia mengetahui yang namanya emosi. Terlihat disaat nadin menangis dan berteriak ibu jahat ibu jahat. Di mulai memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu. Terlihat disaat Nadin memiliki rasa antusias yang tinggi saat bermain dan memiliki inisiatif untukbermain dan menggendong bonekakesayangannya. Dan yang dilakukan Nadin dan Arif menujukan adanya perbedaan gender seperti Nadin sangat suka bermain boneka sedangkan Roni sangat senang bermain mobil-mobilan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun