Kaulah mentari yang menerangi siang dan malamku
Embun yang menyejukkan sepanjang hidupku
Izinkan aku merangkai tiga huruf untukmu
Mengukirnya di sanubari terdalamku
Kaulah inspirasi hidupku
Tak kan padam oleh waktu
Izinkan aku merindumu
Dalam waktu yang kian menipis
I B U
Tiga huruf paling bermakna dalam hidupku
Tiga huruf yang paling mendalam dalam benakku
Inginku berteduh diantara huruf-huruf itu
I B U
Izinkan anakmu mengeja namamu
Meski kelu lidah ini
Meski pongah diri ini
I B U
Izinkan ku bergelayut
Diantara huruf I dan B
dan diantara huruf B dan U
Di luar, rintik hujan menggigilkan waktu
Membisukan dentang dan dentingnya
Tik…tik…tik…
Tak terdengar bunyi itu
Rumah Kenangan Banyumas, 22 Desember 2011
----------------------------------------------------------------------
Inspirasi tulisan dari sini :
1.http://bahasa.kompasiana.com/2011/12/01/ditulis-asal-asalan-dan-meracau-bisakah-disebut-puisi/
2.http://media.kompasiana.com/new-media/2011/12/07/fiksiana-dari-sastra-langit-ke-sastra-bumi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H