Mohon tunggu...
Agus Nurihsan
Agus Nurihsan Mohon Tunggu... Guru - Guru SMART Ekselensia Indonesia

Ilmu ibarat hewan buruan, dan tulisan ibarat tali pengikatnya ( Qaul Imam Syafi'i)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Model Pembelajaran Jadul, Guru Muda Boleh Coba!

26 Januari 2024   14:36 Diperbarui: 27 Januari 2024   06:36 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Display di dalam dan luar kelas, sekolah yang menerapkan model pembelajaran TANDUR implementasi konsep quatum teaching   (dok.pribadi)

          Sebuah model pembelajaran yang menuntut siswa belajar aktif (active learning), hadir kira-kira dua dekade yang lalu. Model pembelaran ini dimuat dalam  buku yang sempat booming yaitu Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, ditulis oleh Bobbi Deporter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, terbitan KAIFA bandung, tahun 2000. Kini, mungkin banyak praktisi pendidikan mengatakan bahwa model pembelajaran ini jadul, karena sekolah-sekolah sudah jarang lagi yang mempraktekkannya. Padahal pada awal lahirnya, model pembelajaran ini begitu disambut karena memberikan warna pada dunia pedagogik yang saat itu didominasi model pembelajaran konvesional, yaitu guru menyampaikan pembelajaran dengan cara ceramah sehingga pembelajaran cenderung kurang menarik dan membosankan.

          Model pembelajaran apa yang dimaksud?. Ya itulah model bembelajaran TANDUR.  Model pembelajaran yang jika guru mempraktekkannya akan melejitkan kemampuan guru dalam menginspirasi dan mendorong kemampuan murid/siswa untuk berprestasi. Kelebihan dari model pembelajaran TANDUR adalah siswa terbawa dalam pembelajaran yang asyik dan menyenangkan, menghapus hambatan, sekat-sekat yang sering muncul dalam pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran TANDUR siswa terbawa dalam suasana belajar yang kondusif, terjalin hubungan yang interaktif antara guru dan siswa, tercipta Pembelajaran- Aktif- Inovatif- Kreatif- Efektif- Menyenangkan-Gembira dan Berbobot alias "PAIKEM GEMBROT" .

          Zaman sekarang model-model pembelajaran semakin berkembang dan bervariasi, sebut saja misalnya PjBL- Project Base Learning (pembelajaran berbasis proyek),  Discovery Learning (pembelajaran penemuan), PBL- Problem Base Learning (pembelajaran berbasis masalah), Cooperative Learning (pembelajaran kerja sama), dan CTL-Contekstual Teaching & Learning (pembelajaran kontekstual), yang semuanya sering disebut sebagai model pembelajaran abad 21. Para penggerak pendidikan, dengan masif mendorong para  guru  untuk mempraktekkan model-model pembelajaran abad 21 ini, agar dihasilkan kompetensi siswa yang mengglobal sebagai ciri model pembelajaran abad 21; berpikiran kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), pintar berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration).  Namun demikian , tidak ada salahnya para guru untuk mencoba model pembelajaran jadul berupa TANDUR ini. Model pembelajaran TANDUR tidak lekang ditelan zaman, masih relevan untuk dipraktekkan, asyik dan menyenangkan, terutama bagi guru-guru muda yang senang dengan tantangan.  

Filosofi  Model Pembelajaran TANDUR

          Secara filosofi TANDUR bisa diterjemahkan dengan tanam mundur. Ini mengingatkan kita bagaimana para petani  yang biasanya emak-emak,  menanam  bibit  padi di sawah dengan cara membungkuk jalan mundur. Hal ini dimaksudkan agar bibit tanaman padi yang ditanam tidak terinjak-injak kembali yang menyebabkan bibit padi yang baru ditanam menjadi rusak. Petani berharap bibit padi tumbuh, lestari sesuai potensi atau bakat alam yang terdapat dalam diri bibit padi tersebut. Maknanya,  adalah guru dalam memberikan pembelajaran akan berdampak pada kepribadian siswa, dampak yang diharapkan bukan mendistorsi potensi yang dimiliiki siswa, namun ditujukan agar potensi siswa bisa tumbuh dan berkembang  berdasarkan fitrah diri masing-masing siswa. Untuk  itu guru tugasnya  membimbing, mengarahkan, dan menjalankan aturan yang dibuat bersama, sehingga bisa mengoptimalisasi potensi diri siswa.  

          Guru sifatnya "mengorkestra simponi", warna-warna bunyi yang keluar dari instrumen yang ada diakomodasi sehingga semuanya berbunyi, beraturan sesuai dengan karakteristiknya. Konduktor atau pemimpin orkestra berfungsi untuk mengatur, mengarahkan agar orkestra berjalan dengan baik. Maksudnya, siswa pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda,  jenis kecerdasan  yang berbeda-beda (multiple intelegence), tugas guru adalah mengakomodasi semua potensi yang ada, berikutnya melecutkannya agar berprestasi di bidangnya masing-masing.  Dengan pembelajaran seperti ini akan membentuk semua siswa adalah juara. Juara di bidangnya masing-masing. Untuk ini model  pembelajaran TANDUR  teridentifikasi memiliki lima prinsip dalam implementasinya, yaitu; segalanya berbicara,  segalanya bertujuan, pengalaman belajar diutamakan sebelum pemberian nama, mengakui setiap usaha siswa, dan jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.

Teknik  Model Pembelajaran TANDUR

          Dalam model pembelajaran TANDUR sebagai implementasi quantum teaching, kelas dipersiapkan sedemikian rupa sehingga menggairahkan untuk belajar. Display kelas diseting dengan beraneka ragam tampilan; gambar/foto yang menginspirasi, produk atau karya hasil belajar siswa, quote orang-orang terkenal ditampilkan, begitu pula piala dan piagam  penghargaan siswa dibuatkan etalasenya sedemikian rupa. Display-display  yang ditampilkan ini diharapkan bisa "berbicara" dan bertujuan untuk menggugah semangat belajar dan menambah antusiasme belajar siswa.

     

          Dalam model pembelajaran TANDUR guru sangat memperhatikan tipikal gaya belajar masing-masing siswa. Siapa saja diantara siswa yang berkecenderungan memiliki gaya belajar kinestetik, auditori atau visual diidentifikasi dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan pembelajaran guru mengakomodasi gaya belajar siswa tersebut untuk optimalisasi daya serap siswa terhadap materi yang dipelajari. Secara teknis semua kegiatan pembelajaran didorong untuk mengoptimalisasi keunikan gaya belajar ini. Untuk itu dengan konsep quantum teachingnya, guru-guru mewarnai pembelajaran dengan kegiatan-kegiatan belajar yang memenuhi unsur-unsur kognitif (pemikiran), afektif (sikap), dan psikomotorik (gerakan-gerakan). Lontaran-lontaran verbal guru disuarakan untuk memupuk sikap juara siswa, memberikan semangat dan antusiasme sehingga guru menyiapkan pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan tanpa mengurangi substansi belajar siswa.  

          Istilah  TANDUR merupakan singkatan dari: T =  Tumbuhkan, A =  Alami, N =  Namai,  D  = Demonstrasi, U =  Ulangi, dan R = Rayakan. Langkah - langkah  atau steps-steps dalam pembelajaran terbagi dalam  tiga fase pembelajaran yaitu pembukaan, inti, dan penutup. Dalam model pembelajaran TANDUR, fase pembukaannya adalah tumbuhkan, fase inti pembelajaran adalah pada alami, namai, dan demonstrasi sedangkan fase penutupnya adalah pada ulangi dan rayakan. Berikut adalah langkah-langkah dari model pembelajaran TANDUR.

1.   Fase pertama adalah pembukaan

      Tumbuhkan

Tumbuhkan yaitu guru di awal pembelajaran memberikan "tumbuhkan" kepada para siswa dengan mengimplementasi muatan-muatan  dalam tumbuhkan yaitu berupa motivasi, AMBAK, dan apersepsi.

  •  Motivasi. Mengawali  pembelajaran guru memberikan motivasi kepada seluruh siswa. Motivasi bisa berupa membangun nilai-nilai, akhlak, atau adab  yang harus dimiliki oleh setiap siswa, jika mereka ingin sukses dalam kehidupannya. Motivasi bisa disampaikan dengan diwarnai  oleh  kegiatan yang memecah kebekuan (ice breaking) yang bertujuan mencairkan suasana supaya tidak tegang dan tumbuh antusiasme belajar. Ice breaking bisa dengan pemberian  yel-yel,  games-games, atau penyemangat  lainnya yang bersifat mencairkan suasana belajar.
  • AMBAK. AMBAK merupakan singkatan  dari apa manfaat bagiku. Dalam menyampaikan muatan AMBAK, para siswa dibangun pemahamannya oleh guru  bahwa dengan belajar materi tersebut akan bermanfaat buat kehidupan mereka. Contoh sederhana AMBAK dalam penyampaian materi fisika 'besaran dan satuan' adalah guru bisa bertanya, " Jika kalian diminta orang tua untuk membeli semen ke toko material, apa yang akan kamu sampaikan ke pelayan toko?, ada yang tahu?".  Para siswa dibangun pemikirannya untuk menyampaikan pengetahuan terkait materi yang dibahasnya. Tidak mengapa mereka memberikan jawaban yang belum benar, toh nanti guru akan meluruskan terkait dengan jawaban siswa tersebut.  Disini guru diusahakan untuk memancing siswa, dengan pertanyaan pemantik agar bisa menjawab semampunya, melatih keberanian dalam berpendapat.   
  • Apersepsi. Apersepsi adalah penghayatan tentang segala sesuatu yang menjadi dasar untuk menerima ide atau pengetahuan baru. Dalam muatan ini kita berkesempatan untuk  masuk ke dunia siswa dan mengajak dunia siswa ke dunia kita. Artinya guru bisa melarutkan diri ke dalam dunia mereka, kesenangan mereka, bertujuan untuk  memahami dunia mereka, yang kemudian mengajak mereka masuk  ke dunia kita yang penuh dengan makna, nilai-nilai luhur supaya diterapkan dalam berkehidupan mereka. Untuk  menjadi bekal dalam kehidupan mereka.  Jadi pelaksanaan  pembelajaran bukan hanya untuk transfer pengetahuan namun  ada transfer nilai-nilai kehidupan, adab , atau perilaku yang baik.  

2.  Fase kedua adalah Inti Pembelajaran

Alami

Alami adalah menciptakan pengalaman umum yang bisa dimengerti semua siswa. Pada steps ini siswa diajak untuk masuk pada pengalaman mereka selama ini yang berhubungan dengan materi bahasan. Jadi pada steps ini mereka bisa bercerita pengalaman kontekstual mereka. Misalnya, jika materi pembelajarannya adalah tentang pasar, maka pada steps alami, guru bisa bertanya, kapan mereka menemani orang tua ke pasar untuk beli kebutuhan sehari-hari?. Selanjutnya guru bisa mengembangkan, bagaimana keadaan di pasar? dan seterusnya.    Atau, pada steps ini guru bisa membawa siswanya dalam pengalaman belajar berupa  memutarkan vidio atau menunjukkan gambar, grafik, lirik lagu, atau drama yang berhubungan dengan materi dan kemudian guru bisa mengupas terkait materi yang disajikannya. Bisa pula steps alami ini dengan mengajak  siswa untuk membaca tulisan yang sudah disiapkan guru, kemudian berikutnya guru bisa meminta siswa untuk menyampaikan apa yang sudah dibacanya dan berikutnya guru bisa mengelaborasinya.  

     Namai

Pada steps namai, siswa akan mendapatkan informasi-informasi baru, pengetahuan-pengetahuan baru berupa; istilah, definisi, keyword, rumus atau formula, model konsep pengetahuan dan strategi yang ada dalam bahasan  materi bersangkutan. Pada steps ini, kegiatan pembelajaran diarahkan agar siswa  melakukan eksplorasi  untuk membangun dan menemukan pengetahuan dengan sendirinya, yaitu dengan cara belajar secara induktif. Guru tidak secara langsung menerangkan atau penjelaskan dari kandungan materi bahasannya, namun guru memberikan tantangan, berupa kegiatan apa yang bisa dilakukan siswa dalam membangun pengetahuan tentang materi tersebut.

Tantangan bisa berupa  pertanyaan-pertanyaan dari guru yang sudah disusun sedemikian rupa yang bisa diselesaikan lewat skema praktek atau dinamika kelompok. Pada step ini praktek atau dinamika kelompok ditujukan untuk pengambilan dan pengolahan data  yang secara teknis, bahan, alat dan kebutuhan lainnya sudah dipersiapkan  Hasil yang diperoleh merupakan hasil dari diskusi atau kesepakatan kelompok. Siswa melakukan diskusi dengan teman-temannya untuk  mendapatkan informasi-informasi baru, pengetahuan-pengetahuan baru. Jadi guru hanya mengarahkan agar siswa untuk aktif belajar, melakukan kegiatan guna menemukan pengetahuan dengan sendirinya dengan strategi memberikan tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh siswa dengan cara eksplorasi pengetahuan tadi.

     Demonstrasi

Dalam step demonstrasi para siswa menyampaikan hasil dari pengolahan data atau hasil diskusi/dinamika kelompok. Demonstrasi bisa diisi dengan performance siswa, dapat berupa presentasi, unjuk hasil karya, unjuk hasil produk, unjuk kerja, pentas drama, atau demonstrasi lainya. Pada steps ini ini siswa diarahkan untuk tampil secara bergiliran menyampaikan hasil dari pengalaman belajar, pengambilan dan pengelohan data, kesimpulan-kesimpulan terkait dari hasil praktek, diskusi , atau hasil kerjasama dalam menyelesaikan tantangan yang guru berikan. Siswa lain bisa menanggapi, mengkonfirmasi dengan bertanya, menyanggah atau menambahkan terhadap apa yang telah disampaikan oleh presenter. Guru bisa memoderatori,  mengarahkan performance siswa atau pun melakukan asesmen  dengan menginput isian rubrik yang sudah disiapkan.  Pada kesempatan ini pun, selain siswa  saling menanggapi dari hasil yang disampaikan siswa lain atau kelompok lain, guru memberi penjelasan, penguatan, pengayaan atau meluruskan pandangan sekiranya ada pandangan siswa yang belum benar dan selanjutnya memberikan apresiasi dari apa yang sudah didemonstasikan siswa.

 3.  Fase terakhir adalah penutup

Ulangi

Dalam steps ulangi,  siswa diberi kesempatan untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya, sehingga setiap siswa merasakan langsung dimana kesulitan akhirnya datang  keberhasilan. Dalam step ini guru bisa mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar siswa, apakah target pembelajaran tercapai atau tidak. Secara teknis mengukurnya bisa dengan  bentuk bertanya secara langsung atau dengan menyiapkan instrumen pengukuran seperti dengan post test atau quis.  Guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan kembali pengetahuan apa yang didapat atau menyampaikan hasil yang diperolehnya pada pembelajaran tersebut. Guru bisa mengukur sejauh mana  ketercapaian pembelajaran dari jawaban-jawaban siswa.

Rayakan

Rayakan merupakan steps  penutup dari seluruh rangkaian pembelajaran yang dilaksanakan.  Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Kita sebagai manusia seringkali ingin mendapat pengakuan dari orang lain, bukan?. Hal tersebut tentu sangat wajar, termasuk pada siswa. Pada beberapa kesempatan pengakuan sangat berperan penting dalam pertumbuhan manusia. Jadi, ketika siswa ikut serta secara aktif dalam pembelajaran, akuilah proses belajar yang telah dilakukannya. Pengakuan yang kita berikan nantinya mampu meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Setelah memberikan pengakuan pada siswa, tidak ada salahnya untuk melakukan perayaan. Perayaan setelah mencapai sebuah tujuan pembelajaran, sangat asyik untuk dilakukan. Terlebih bagi siswa yang butuh banyak dukungan moral. Siswa dan guru dapat larut dalam keceriaan merayakan pembelajaran yang sukses.  Dalam step rayakan teknik yang dilakukan bisa berupa nyanyian, tepukan, yel-yel, atau afirmasi positif yang disampaikan oleh siswa atas permintaan guru. Dalam rayakan juga bisa dilakukan dalam bentuk refleksi pembelajaran. Siswa bisa menyampaikan kesan, pesan atau pun saran dari pembelajaran yang telah diikutinya, kemudian ditimpali oleh guru beserta pemberian  apresiasi kepada mereka.

Baca juga :    Vidio model pembelajaran TANDUR, pembelajaran asyik dan menyenangkan

Apa yang perlu dipersiapkan untuk menerapkan model pembelajaran TANDUR?

          Pengalaman menerapkan model pembelajaran TANDUR, guru perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Berikut adalah persiapan-persiapan yang perlu dilakukan guru sebelum pelaksanaan pembelajaran TANDUR:

  • Menyiapkan materi motivasi  yang akan diberikan kepada siswa, berikut dengan ice breaking, yel-yel, games, instrumen, rubrik, atau tools-tools yang akan digunakan pada saat pembelajaran dan yang paling utama adalah  lesson plan, RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran), atau modul ajar.     
  • Perizinan. Jika dalam pembelajaran akan melibatkan pihak-pihak terkait untuk menunjang pembelajaran, maka pihak-pihak tersebut harus sudah dihubungi sebelumnya. Jika dalam pembelajaran diperlukan spot- spot belajar yang akan diakses,  maka pihak pengelola spot  tersebut sudah harus  dihubungi untuk dimintain izin mengakases sehingga siap digunakan saat pelaksanaan pembelajaran.
  • Seting kelas. Formasi meja belajar yang cocok untuk pembelajaran dirancang sesuai kebutuhan. Layoutnya  tergantung tujuan pembelajarannya, apakah untuk belajar kelompok atau individual, bentuk melingkar, berhuruf U atau lesehan. Jika menggunakan meja standar, sebaiknya portable, ringan, agar mudah dipindah-pindahkan. Bisa juga lesehan, meja yang diadakan adalah meja-meja berukuran pendek dengan alas semacam bantal-bantal untuk alas duduk siswa. Tujuannya adalah agar siswa bisa fleksibel dalam bergerak.

 

 Formasi meja belajar siswa dikelas dengan menggunakan meja standar dan dengan lesehan meja pendek,  sumber: (dok. pribadi)
 Formasi meja belajar siswa dikelas dengan menggunakan meja standar dan dengan lesehan meja pendek,  sumber: (dok. pribadi)

       

  •  Sistim belajar. Lebih disenangi jika sistim belajar yang dilakukan di sekolah adalah berbentuk moving class artinya guru yang tinggal di kelas sedangkan murid yang berpindah kelas untuk mendatangi guru.  Dengan moving class guru bisa memiliki keleluasaan dalam mengondisikan kelas sekehendaknya disesuaikan dengan tujuan dan target pembelajaran yang ingin dicapai. Waktu luang yang tersedia bisa digunakan untuk menata kelas sekreatif mungkin. Mempersiapkan segala sesuatunya untuk kesuksesan pembelajaran yang dinanti-nantikan oleh guru dan para siswa. Meskipun demikian bukan berarti guru tidak bisa menerapkannya dalam  sistim belajar home base class (HBC). Sistim belajar HBC  bukan suatu masalah, yang penting ditahap persiapannya dimatangkan, segala apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembelajaran  terpenuhi.

          Dengan persiapan yang matang dan dengan penuh kesungguhan, Insya Allah pembelajaran TANDUR akan terlaksana dengan baik, pembelajaran pun akan dirasakan guru dengan sangat memuaskan. Pengamatan yang dilakukan selama ini setiap dilakukan pembelajaran TANDUR, dinamika pembelajaran di kelas sedemikian menggairahkan, asyik dan menyenangkan, baik dirasakan oleh guru, maupun para siswanya. Motivasi belajar siswa akan meningkat, terlihat dari pola perilaku belajar siswa yang penuh semangat dan antusiasme tinggi.   

Semoga Bermanfaat!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun