Mohon tunggu...
Agus Nurihsan
Agus Nurihsan Mohon Tunggu... Guru - Guru SMART Ekselensia Indonesia

Ilmu ibarat hewan buruan, dan tulisan ibarat tali pengikatnya ( Qaul Imam Syafi'i)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Enam Tips Sederhana Mengajari Anak Usia Dini Agar Pintar Membaca

6 Januari 2024   11:30 Diperbarui: 6 Januari 2024   11:36 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          

    Ilustrasi: Guru sedang mengajari anak membaca

                                                                                        

          Pengalaman mengelola pendidikan untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD), ada beberapa anak didik pada usia kelas satu bahkan kelas dua SD belum bisa lancar membaca. Hal ini menjadi tantangan  guru kelas ketika harus mengajarkan kepada anak didik materi yang membutuhkan dukungan kemampuan membaca. Kondisi ini menyebabkan proses pembelajaran menjadi terkendala  dengan ketidakmampuan anak didik dalam membaca tulisan. Cara yang dilakukan selama ini, sekolah menyediakan layanan belajar membaca bagi anak-anak didik yang belum mampu membaca yang diselenggarakan di luar kegiatan intra kurikuler.   

          Meskipun sejatinya anak-anak seusia kelas satu SD belum diwajibkan pemerintah  bisa membaca,  namun akan lebih baik jika mereka sudah bisa membaca guna keefektifan penyerapan materi yang diajarkan gurunya. Sebuah solusi preventif ada  baiknya  orang tua secara mandiri di rumah atau di lingkungan sosialnya mengajarkan anak belajar membaca dengan syarat anak  mengikutinya dengan happy tanpa merasa tertekan.  Orang tua yang menyekolahkan anaknya ke  PAUD jangan berharap anak dapat pelajaran membaca. Capaian pembelajaran di PUAD  secara akademis tidak mentargetkan anak didik untuk pintar membaca. Anak  didik pada jenjang PAUD  lebih diarahkan  dalam penanaman nilai-nilai akhlak, adab, keagamaan, mengenalkan perbuatan yang baik dan buruk, keterampilan fisik dan motorik,  kesantunan dalam berbahasa, stabilitas emosi, dan kemandirian.

          Berdasarkan pengalaman yang sudah dipraktikkan dalam mengajari anak  membaca secara mandiri di rumah, pola pengajarannya tidak begitu sulit, anak usia dini dapat mengikutinya dengan baik.  Hasilnya anak pada saat masuk kelas satu SD  tidak mendapat kesulitan dalam  menangkap materi-materi yang  disampaikan guru karena sudah didukung kemampuan membaca yang baik.  

          Senang berbagi pengalaman dalam mengajari anak agar pintar membaca, berikut enam tips sederhana mengajari anak usia dini agar  pintar membaca:

1.   Berikan Motivasi  Pintar Membaca

          Agar anak semangat belajar untuk pintar membaca, yang utama ditanamkan adalah motivasi belajarnya. Sampaikan keuntungan bagi mereka jika mereka pintar membaca sejak  usia dini. Sampaikan kepada mereka bahwa membaca akan membuat mereka menjadi serba tahu dan bisa jalan-jalan keliling dunia karena membaca akan membuka “jendela” dunia. Sampaikan dengan baik motivasi kepada mereka dengan menyesuaikan pola pikir dan tumbuh kembang si anak. Insya Allah, ini akan cukup efektif untuk memompa semangat belajar membaca anak.

 2.  Pilihlah buku belajar membaca yang mudah dipelajari anak

          Ada banyak buku belajar membaca untuk anak usia dini, orang tua bisa memesannya di toko buku online atau bisa langsung membeli ke toko buku bersama anak, sekalian menunjukkan kepada anak atmosfer budaya baca di tempat tersebut. Pilihlah yang termudah dan menarik untuk dipelajari anak, biasanya buku yang berwarna, tampilan hurufnya besar-besar dengan desain gambar-gambar yang menarik, agar anak tidak bosan membuka-buka bukunya kembali.

3.   Belajar membaca  langsung pada pengejaan  suku kata  

          Metode pengajaran pada anak usia dini di fase awal agar cepat bisa membaca adalah orang tua mencontohkan pengejaan langsung pada pengejaan persuku kata  bukan mengeja satu persatu huruf, kemudian si anak mengikutinya. Mengajari anak dengan menyambungkan huruf perhuruf akan menyulitkan si anak dalam menyambungkan kata. Misalnya ketika menyambungkan kata: SU  KA   SA  JA   Jika anak diajarkan pengejaan dari perhuruf maka secara fonetik (tata bunyi) akan menjadi:  esu  kaa  esa  jea. Ini akan membingungkan si anak, karena dalam pikiran anak pengejaan huruf  yang benar adalah demikian. Yang efektif belajar membaca (latin) pada anak usia dini persis seperti belajar membaca Al-Quran dengan menggunakan metode iqro.  Pada fase permulaan, ajarkan langsung kepada mereka cara membaca persuku kata yang tertera selanjutnya bimbing anak untuk mengeja dan melafalkan suku-suku kata berikutnya.

4.   Pengajaran dari yang termudah dahulu    

          Berikan  pengajaran dari materi termudah lebih dahulu, kemudian berlanjut ke materi yang lebih sulit. Biasanya secara penyusunan materi di dalam buku belajar membaca sudah dibuat halaman awal merupakan materi termudah, dengan bertambahnya halaman materi yang disajikan akan semakin menantang. Namun, ketika si anak menghendaki loncat materi orang tua tidak boleh melarangnya, melainkan membimbing, mengarahkan, dan mengimbangi keinginan si anak untuk loncat materi. Ini tidak mengapa karena kadang anak-anak sebenarnya lebih kepada ingin coba-coba membuka lembaran-lembaran buku  dan sesaat mempelajarinya karena rasa ingin tahunya.

5.   Lebih baik belajar yang sering dibandingkan sekali tetapi  lama     

          Lakukan minimal sehari sekali. Pengulangan yang sering dalam sehari lebih baik dibandingkan dengan sekali namun lama dan banyak materi. Ingat, bahwa seusia mereka belum mampu mengikuti atmosfer kondisi belajar yang lama. Pola belajar anak cenderung cepat boring dan kinestetik (banyak gerakan). Biasanya mereka menuntut agar cepat  sudahan. Orang tua tidak boleh memaksakan untuk terus belajar namun menyudahinya ketika anak ingin segera selesai. Belajar selama 10 menit sampai 15 menit sudah cukup untuk belajar membaca seusia mereka.  Prinsipnya, ajak belajar membaca pada saat mereka mau dan nyaman untuk belajar, tidak boleh memaksa anak untuk belajar  karena sesungguhnya  seusia mereka senangnya bermain.

6.   Manfaatkan sudut-sudut baca di lingkungan

          Saat orang tua  jalan bersama anak atau belanja bersama, tes kemampuan membaca anak dengan menanyakan  tulisan yang tertera pada display-display yang ada di lingkungan sekitar, seperti spanduk, poster, papan reklame, selebaran, dan semacamnya. Bimbing jika mereka  mendapat kesulitan atau belum benar dalam pelafalan dan pengejaannya.

          Demikian enam tips sederhana cara mengajari anak usia dini agar anak pintar membaca. Jika orang tua rajin mendampingi anak belajar membaca, hasil yang didapatkan tidak sampai menyita waktu berminggu-minggu untuk  anak sehingga bisa menyambungkan persuku kata menjadi suatu kalimat sehingga anak pintar baca.  Bagi orang tua yang memiliki anak usia dini dan belum bisa membaca bisa mencoba mempraktikkannya di rumah. Ingat, bahwa tujuan utama mengajari anak pintar  membaca adalah agar anak “terbiasa baca” bukan agar anak bisa membaca!. Semoga bermanfaat. Terima kasih.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun