Mohon tunggu...
Agus Nurihsan
Agus Nurihsan Mohon Tunggu... Guru - Guru SMART Ekselensia Indonesia

Ilmu ibarat hewan buruan, dan tulisan ibarat tali pengikatnya ( Qaul Imam Syafi'i)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Enam Tips Sederhana Mengajari Anak Usia Dini Agar Pintar Membaca

6 Januari 2024   11:30 Diperbarui: 6 Januari 2024   11:36 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dok. pribadi, 

3.   Belajar membaca  langsung pada pengejaan  suku kata  

          Metode pengajaran pada anak usia dini di fase awal agar cepat bisa membaca adalah orang tua mencontohkan pengejaan langsung pada pengejaan persuku kata  bukan mengeja satu persatu huruf, kemudian si anak mengikutinya. Mengajari anak dengan menyambungkan huruf perhuruf akan menyulitkan si anak dalam menyambungkan kata. Misalnya ketika menyambungkan kata: SU  KA   SA  JA   Jika anak diajarkan pengejaan dari perhuruf maka secara fonetik (tata bunyi) akan menjadi:  esu  kaa  esa  jea. Ini akan membingungkan si anak, karena dalam pikiran anak pengejaan huruf  yang benar adalah demikian. Yang efektif belajar membaca (latin) pada anak usia dini persis seperti belajar membaca Al-Quran dengan menggunakan metode iqro.  Pada fase permulaan, ajarkan langsung kepada mereka cara membaca persuku kata yang tertera selanjutnya bimbing anak untuk mengeja dan melafalkan suku-suku kata berikutnya.

4.   Pengajaran dari yang termudah dahulu    

          Berikan  pengajaran dari materi termudah lebih dahulu, kemudian berlanjut ke materi yang lebih sulit. Biasanya secara penyusunan materi di dalam buku belajar membaca sudah dibuat halaman awal merupakan materi termudah, dengan bertambahnya halaman materi yang disajikan akan semakin menantang. Namun, ketika si anak menghendaki loncat materi orang tua tidak boleh melarangnya, melainkan membimbing, mengarahkan, dan mengimbangi keinginan si anak untuk loncat materi. Ini tidak mengapa karena kadang anak-anak sebenarnya lebih kepada ingin coba-coba membuka lembaran-lembaran buku  dan sesaat mempelajarinya karena rasa ingin tahunya.

5.   Lebih baik belajar yang sering dibandingkan sekali tetapi  lama     

          Lakukan minimal sehari sekali. Pengulangan yang sering dalam sehari lebih baik dibandingkan dengan sekali namun lama dan banyak materi. Ingat, bahwa seusia mereka belum mampu mengikuti atmosfer kondisi belajar yang lama. Pola belajar anak cenderung cepat boring dan kinestetik (banyak gerakan). Biasanya mereka menuntut agar cepat  sudahan. Orang tua tidak boleh memaksakan untuk terus belajar namun menyudahinya ketika anak ingin segera selesai. Belajar selama 10 menit sampai 15 menit sudah cukup untuk belajar membaca seusia mereka.  Prinsipnya, ajak belajar membaca pada saat mereka mau dan nyaman untuk belajar, tidak boleh memaksa anak untuk belajar  karena sesungguhnya  seusia mereka senangnya bermain.

6.   Manfaatkan sudut-sudut baca di lingkungan

          Saat orang tua  jalan bersama anak atau belanja bersama, tes kemampuan membaca anak dengan menanyakan  tulisan yang tertera pada display-display yang ada di lingkungan sekitar, seperti spanduk, poster, papan reklame, selebaran, dan semacamnya. Bimbing jika mereka  mendapat kesulitan atau belum benar dalam pelafalan dan pengejaannya.

          Demikian enam tips sederhana cara mengajari anak usia dini agar anak pintar membaca. Jika orang tua rajin mendampingi anak belajar membaca, hasil yang didapatkan tidak sampai menyita waktu berminggu-minggu untuk  anak sehingga bisa menyambungkan persuku kata menjadi suatu kalimat sehingga anak pintar baca.  Bagi orang tua yang memiliki anak usia dini dan belum bisa membaca bisa mencoba mempraktikkannya di rumah. Ingat, bahwa tujuan utama mengajari anak pintar  membaca adalah agar anak “terbiasa baca” bukan agar anak bisa membaca!. Semoga bermanfaat. Terima kasih.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun