Mohon tunggu...
Risa Anggraeni
Risa Anggraeni Mohon Tunggu... -

Siswi semester 5 MARCOPOLO SMAN 1 Pandaan. Tidak suka olahraga. Berminat pada Sastra Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Baru

7 Februari 2015   20:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku telah memberanikan diri untuk membuka lembaran yang baru .Bertemu dengan senyuman dan air mata. Mengenal mereka dengan segala kekurangan serta kelebihan. Bahagia dan tangisan pun menyertai nafasku. Mengalir dalam darahku dan masih berdetak dalam jantungku. Kebahagiaan mulai melengkapi kesedihan, begitupun sebaliknya. Jika ada yang datang maka akan ada yang hilang. Tapi jika telah menghilang, mungkin tak akan pernah ada kesempatan untuk kembali datang.

Aku menutup mata masa lalu. Tidak menengoknya lagi dan membiarkan terbungkus dalam kenangan perjalanan. Semanis madu dan sepahit empedu pun akan tetap menjadi masa lalu. Tetap dan tak akan melangkah walau sejengkal saja. Arah pandangku telah jauh dari masa lalu. Bukan ku lupa, tapi sudah saatnya untuk pergi menjauh dari bayang-bayang kelam yang dulu pernah menghiasi hariku dengan seribu warna. Itu semua telah terkubur dalam kenangan masa silam yang tetap akan terkubur hingga dentang jam berhenti. Untuk sementara waktu ini, aku tidak menangisi kenangan itu.

Aku berusaha menjadi yang terbaik untuk hari baruku ini. Menuliskan ribuan huruf bermakna teruntuk yang di sana. Walau aku pun tahu dia tak akan tertarik untuk membuka dan membaca. Aku tahu pasti akan ada kesia-siaan dari apa yang telah aku coba perjuangankan, tetapi aku akan tetap berusaha. Aku sudah cukup merasa beruntung dapat membuka lembaran baru, walau ada kalanya aku tidak menyadari bahwa dia ada. Ucap syukurku tak bisa diungkapkan dengan kata-kata dalam satu lembar ini, tapi aku yakin Tuhan Mendengar bisikanku.

Aku tak tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya. Kebahagiaanku telah meluap dengan kepedihan. Aku menangis dalam ruang yang luas nan tak terlupakan. Namun tetesan itu adalah bukti bahwa dia benar-benar ada dan tak akan pernah kulepas apapun yang terjadi. Aku menyadari sesuatu, aku terlalu jauh dari kesempurnaan yang ada. Namun aku tetap mencoba menjadi yang terbaik untuknya. Meskipun kadang dia muak dan terlalu bosan dengan semua usahaku.

Dia tak dapat digambarkan karena memang aku tak dapat melukis keindahannya di atas kanvas putih dengan balutan warna-warni yang saling memenuhi kanvas itu. Dia selalu ingin berada di sampingku, walau aku telah mengungkapkan jika dirinya selalu selamanya ada dalam hatiku. Terkunci rapat tanpa pernah ada pikiran untuk mengeluarkannya. Aku masih ingat saat dia berkata "Maaf ya, kemarin aku gak bisa nemenin. Kalo kamu butuh sesuatu, bilang ya. Janan sungkan-sungkan. Selama aku masih liburan, aku bakalan usahain selalu ada buat kamu." Rasa bersalahnya membuatku haru dan ingin selalu memeluknya. Semua kata yang terucap masih terngiang di kepalaku. Hingga kini, semua tentangnya bersama kisah baru yang telah terbuka masih akan terus ku ukir dalam untaian kalimat penuh rasa cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun