"Mengapa UEA yang dulunya tidak lebih dari kumpulan kampung nelayan bisa maju seperti sekarang? Sementara Saudi yang jauh lebih ungggul dalam banyak hal, belum bisa!". Begitu mungkin yang terlintas di pemikiran Putra Mahkota.
Akhirnya disusunlah Visi Saudi 2030 dengan target-target yaang ambisius. Tetapi bukan berarti sebelumnya pihak kerajaan tidak memiliki perencanaan pembangunan, malah ketika Visi Saudi 2030 itu diumumkan, Saudi sedang berada pada vase perencanaan Repelita ke 10.
Dalam dokumen Visi Saudi 2030 yang bisa diunduh di situs https://www.vision2030.gov.sa dikemukakan oleh Pangeran MBS pada kata pengantarnya bahwa semua kisah sukses dimulai dari adanya Visi, lalu Visi yang berhasil didasarkan pada pilar yang kuat.
Ada 3 pilar yang dimaksudkan itu. Pertama adalah status dari Saudi Arabia yang berperan sebagai pusat dari dunia Arab dan dunia Islam. Pilar yang kedua yaitu tekad kuat dari Kerjaaan untuk menjadi pusat investasi global. Dan yang ketiga adalah lokasi strategis yang dimiliki Saudi Arabia sebagai global hub yang menghubungkan 3 benua Asia, Afrika dan Eropa. Singkat kata Saudi sedang bermimpi untuk bisa menjadi pusat kemajuan ekonomi, teknologi dan peradaban di kawasan.
Selanjutnya apa yang dijabarkan dalam rencana-rencana besar yang digagas dalam dokumen itu secara keseluruhan dibagi dalam 3 bidang.
Pertama apa yang disebut dengan A Vibrant Society atau masyarakat yang dinamis dengan fokus pada pencapaian pembangunan perkotaan, budaya dan hiburan, olah raga, Haji dan Umrah, pelestarian situs warisan UNESCO, dan peningkatan umur harapan hidup.
Lalu yang kedua A Thriving Economy yaitu ekonomi yang berkembang dengan fokus pada penciptaan peluang kerja, peningkatan proporsi perempuan dalam angkatan kerja, daya saing internasional, pengelolaan Public Investment Fund, foreign direct invesment, dan ekspor non migas.
 Dan yang ketiga adalah apa yang disebut dengan; An ambitious Nation, sebuah negara yang ambisius dengan fokus pada peningkatan pendapatan diluar minyak, efektifitas pemerintahan, e-government, tabungan dan pendapatan rumah tangga, dan pengembangan lembaga swadaya masyarakat.
Diantara target yang ingin dutuju oleh Kerajaan pada tahun 2030 adalah, meningkatkan pendapatan non migas dari 163 miliar Saudi Arabian Riyals (SAR) tahun 2016 menjadi SAR 1 triliun tahun 2030. Lalu meningkatkan kunjungan Umrah dari 8 juta menjadi 30 juta per tahun. Meningkatkan umur harpan hidup dari 74 tahun menjadi 80 tahun. Bergerak dari urutan 19 kekuatan ekonomi dunia menjadi peringkat 15. Meningkatkan kontribusi sektor swasta dari 40% menjadi 65% GDP. Dan lain-lain target yang hendak dituju.
Sebagai tindak lanjut dari Saudi Vision 2030, rencana itu dipecah lagi dalam tahapan 5 tahunan semacam RPJM di Indonesia, dengan pelaksana seluruh kelembagaan kementerian maupun non kementerian di Kerajaan. Periode 5 tahun pertama (2016-2020) dengan dokumen RPJM-nya bernama; National Transformation Program 2020. Kemudian yang sekarang ini (2021-2025) bernama; National Transformation Program Delivery Plan 2021 -- 2025.
Setelah melewati fase 5 tahun pertama, sudah banyak kemajuan dan perubahan yang dihasilkan dari Visi 2030 itu. Seperti yang diberitakan di situs arab.news.com, berikut beberapa prestasi yang dicapai Kingdom of Saudi Arabia (KSA) untuk 5 tahun pertama sampai akhir tahun 2020.
- Kontribusi sektor non migas sudah meningkat dari 55% tahun 2016 menjadi 59% tahun 2020. Pendapatan non migas juga meningkat pesat dari SR116 milyar tahun 2015 menjadi SR369 milyar tahun 2020.
- Jumlah investasi asing langsung (FDI) meningkat pesat dari SR5.321 milyar menjadi SR17.625 miliar.
- Partisipasi angkatan kerja perempuan sudah meningkat dari 19,4% tahun 2017 menjad 33,2% tahun 2020.
- Bergerak dari urutan 103 ke urutan 38 secara internasional, dalam indeks memulai usaha (Starting a Business Index)
- Pasar saham Saudi (Tadawul) sekarang ini masuk menjadi satu dari 10 pasar saham terbesar di dunia.
- Persentase yang memiliki rumah meningkat dari 47% tahun 2016 menjadi 60% tahun 2020.
- Meningkatkan jumlah UMKM menjadi lebih dari 614 ribu
- Mencapai produksi tertinggi dalam merubah air laut menjadi air minum (desalination) yaitu dengan kapasitas 5,9 juta meter kubik per hari sampai 2020.
- Berhasil menanam lebih dari 3.65 juta pohon lokal di seluruh kerajaan sampai akhir 2020.
- Berhasil meningkatkan kecepatan internet dari 9 Mbps tahun 2017 menjadi 109 Mbps akhir 2020
- Berada pada rangking ke 6 diantara negara anggota G20 dalam hal Global Cybersecurity Index dengan berhasil membangun konesitas dari 1,2 juta sambungan rumah menjadi 3,5 juta sambungan tahun 2020.
- Rangking ke 10 diantara negara G20 dalam hal Human Capital Index menurut UN E-government survey 2020
- Menambah 75 situs warisan budaya baru sehingga total menjadi 316 situs
- Proses pembuatan Visa Umrah yang semula sampai dengan 2 minggu, sekarang hanya 5 menit.
- Total uang yang diselamatkan dari kasus korupsi selama 3 tahun terakhir mencapai SR247 miliar atau Rp.1.030 triliun (kurs Rp.4.100)