Mendarat di bulan tanggal 1 Desember 2020, Chang’e-5 berhasil mengambil sampel dari permukaan Bulan dengan mengebor sedalam 2 meter. Selain mengambil sampel bebatuan, Chang'e-5 juga dilengkapi dengan peralatan untuk memotret area Bulan secara luas. Adapun sampel material terakhir dari bulan sudah lama sekali diambil oleh misi Luna-24 Uni Soviet yaitu pada Agustus 1976, sudah lebih dari 4 dekade.
Dengan membawa 2 kg sampel bebatuan bulan, Chang’e-5 berhasil balik ke bumi tanggal 16 Desember 2020.
Menurut Pei Zhaoyu, dari Badan Antariksa China (CMSA), Chang’e-5 akan membantu mempromosikan pengembangan sains dan teknologi China dan meletakkan fondasi penting bagi pendaratan bulan berawak China pada tahun 2030-an.
Sebelumnya, misi pada fase pertama Chang'e 1 dan 2 berhasil memasuki orbit bulan. Kemudian pada fase kedua Chang'e 3 dan 4 bisa melakukan pendaratan dan penjelajahan di bulan.
Setelah berhasil menjelajah Mars dan Bulan, China sekarang ini juga tengah memantapkan dan memperbesar stasiun ruang angkasa miliknya yaitu Tiangong-1 yang sudah mengorbit tahun 2011 dan Tiangong-2 tahun 2016. Stasiun yang diperbesar kapasitasnya ini diberikan juga nama Tiangong (tanpa nomor) yang artinya ‘istana syurgawi’.
Stasiun luar angkasa ini dibangun bertahap selama 2 tahun, dari 2021 hingga 2022, dengan sekitar 10 kali peluncuran untuk melengkapi peralatannya. Seperti diberitakan detik.com, modul inti Tianhe (Harmony of the Heavens) telah diluncurkan menggunakan roket Long-March 5B dari Wenchang, pada Kamis 29 April 2021. Modul ini berisi perlengkapan penyokong kehidupan dan ruang tempat tinggal untuk para astronaut nantinya. Setasiun ruang angkasa ini disediakan untuk 3 sampai 6 orang astronot.
Peluncuran Tianhe itu akan diikuti oleh serangkaian peluncuran kargo dan awak untuk menyelesaikan target pembangunan stasiun luar angkasa pada akhir 2022.
Ketika selesai dibangun, stasiun luar angkasa China itu akan membentuk huruf T dengan Tianhe berada di tengah dan dua modul lainnya, yaitu Wentian dan Mengtian berada di setiap sisinya.
Stasiun luar angkasa China akan beroperasi di orbit Bumi yang rendah pada ketinggian dari 340 km hingga 450 km. Stasiun dirancang untuk digunakan selama 10 tahun, sampai dengan 15 tahun.
Masih satu paket dengan stasiun angkasa luar, China juga tengah memperbesar dan memperkuat teleskop miliknya Xuntian (Survei Langit). Teleskop Stasiun Luar Angkasa China (CSST), direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2024 dan akan beroperasi sebagai observatorium optik luar angkasa bagi para ilmuwan di China. Memiliki lensa berdiameter 2 meter membuatnya mirip dengan Teleskop Hubble namun Xuntian menawarkan bidang pandang 300 kali lebih besar daripada Hubble.