Mohon tunggu...
Agus Netral
Agus Netral Mohon Tunggu... Administrasi - Kemajuan berasal dari ide dan gagasan

Peneliti pada YP2SD - NTB. Menulis isu kependudukan, kemiskinan, pengangguran, pariwisata dan budaya. Menyelesaikan studi di Fak. Ekonomi, Study Pembangunan Uni. Mataram HP; 081 918 401 900 https://www.kompasiana.com/agusnetral6407

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami dan Belajar dari Kemajuan China

1 Juni 2021   21:25 Diperbarui: 1 Juni 2021   21:30 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi dengan fakta adanya sebagian dari masyarakat Indonesia yang seperti itu, tentu saja akan sulit bisa belajar dari kemajuan negeri China, karena tidak akan bisa secara etika, yang dicap musuh akan bisa menjadi guru.

Karena itulah sudah waktunya kita seluruh rakyat Indonesia berpikir tenang dan tidak emosional, lalu mencoba melakukan penelusuran terhadap apa yang disangkakan ke pemerintah China untuk melihat kebenarannya. Karena kebanyakan tuduhan yang dialamatkan ke pemerintah China itu lebih banyak didasarkan pada prasangka buruk serta kepentingan politik. Dan itu tidak saja di Indonesia saja tapi terutama dari negara-negara Barat yang cemburu dengan kemajuan China.

Satu dari tuduhan itu adalah masalah penyebaran ideologi komunisme ke negara lain termasuk ke Indonesia, sehingga dikhawatirkan akan membangkitkan PKI disini. Pastinya tuduhan ini tak berdasar, karena sekarang ini di China ideologi komunis sudah ditinggal. Yang ada hanya tinggal namanya saja, paling tidak dari segi ideologinya. Perjuangan kelas dari kaum proletar ataupun petani miskin terhadap kelas borjuis serta tuan tanah, yang difasilitasi oleh Partai Komunis sudah tidak lagi dilaksanakan.

Demikian pula ajaran agama bisa dilaksanakan dan disebarluaskan dengan bebas, karena Undang Undang Dasar China membolehkannya. Termasuk kebebasan melaksanakan kepercayaan atheis. UUD China yang diamandemen tahun 1978, pasal 45 menyebutkan; “Citizens enjoy freedom to believe in religion and freedom not to believe in religion and to propagate atheism.”

Ketentuan pada UUD China itu diperkuat lagi dengan keberadaan dokumen yang cukup terkenal di China yaitu Dokumen Nomor 19 (Shijiu Hao Wenjian) yang dikeluarkan pada Maret 1982. Dalam dokumen itu ditegaskan; “Menghormati dan melindungi kebebasan keagamaan adalah kebijakan fundamental partai. Ini adalah kebijakan jangka panjang, adalah kebijakan yang akan diejawantahkan dengan teguh dan sungguh-sungguh” sebab ini adalah “satu-satunya kebijakan keagamaan yang benar serta sesuai dengan kepentingan rakyat.”

Karena itu, “perbuatan apa pun yang memaksa yang tidak beragama untuk beragama, adalah sama halnya dengan memaksa yang beragama untuk tidak beragama, [itu] semua melanggar kebebasan keagamaan orang lain, dan karenanya adalah kesalahan fatal sekaligus mutlak tidak diperbolehkan.” (Novi Basuki, “Partai Komunis Cina Hendak Membungkam Islam?”)

Dan yang pasti, pemerintah China sangat anti ikut campur dengan urusan dalam negeri negara lain, sehingga tidak akan berurusan dengan PKI di Indonesia.

Kemudian dalam hal sistem ekonomi, yang terjadi sekarang di China sebenarnya sama saja dengan yang dilaksanakan di negara lainnya yaitu kapitalisme yang dikendalikan oleh negara. Bahkan dalam hal kapitalisme ini, China justru mengalahkan si raja kapitalis Amerika Serikat, dimana neraca perdagangan kedua negara selalu menguntungkan China.

Bahkan dalam hal jumlah orang kaya (billiuner) di dunia ini, China sekarang ini justru sudah jauh mengungguli USA dan seluruh negara lainnya. Menurut data yang dipublikasikan oleh media Singapura, The Straits Time, mengacu pada data Hurun Global Rich List 2021, sampai dengan Maret tahun 2021 ini, jumlah billioner di China sudah mencapai 1.056 orang jauh diatas USA yang mencapai 696 orang. Dan khusus untuk tahun 2020 yang baru lalu, di tengah badai pandemi covid 19, China berhasil menambah billioner baru sebanyak 259 orang, sementara USA hanya 70 orang.

Jadi komunisme di China adalah orde lama yang sudah ditinggal, yaitu ketika China masih dipimpin oleh Mao Zedong (1949-1976). Memang betul, kalau pada masa kepemimpinan Mao Zedung yang merupakan pendiri dari Partai Komunis China itu maka jelaslah, penderitaan rakyat China tak terperikan, puluhan juta rakyat China dibunuh dengan gampang seperti membunuh semut.

Untuk sekedar gambaran bagaimana gelapnya zaman Mao Zedong di China, berikut daftar pembunuhan massal yang dilaksanakan ketika diterapkan paham komunis;

  • Reformasi agraria dan pembersihan kontra revolusi 

Di awal berdirinya pemerintahan komunis dibawah Mao Zedong dilakukan reformasi agraria dimana tanah diambil dari para tuan tanah dengan paksa untuk dibagikan melalui pertanian komune. Diperkirakan sekitar 1 juta tuan tanah dieksekusi pada waktu itu.

Bersamaan dengan revolusi agraria ini ada juga pembersihan sisa-sia loyalis dari partai Kuomintang yang lari ke Taiwan. Paling tidak menurut yang dipublikasikan di Wikipedia, ada 712.000 orang pejabat dan intelektual Kuomintang yang dieksekusi dan 1.290.000 orang yang dipenjara di kamp konsentrasi.

  • Kebijakan Lompatan jauh kedepan (Great Leap Forward) dan bencana kelaparan (great Chinese famine)

Lompatan jauh kedepan adalah repelita kedua di China dari tahun 1958-1962, dimana menurut analis Barat, kebijakan inilah selain iklim yang tidak mendukung, yang mengakibatkan bencana kelaparan hebat di China dengan korban diperkirakan antara 15 sampai 55 juta orang.

  • Revolusi Kebudayaan (Cultural Revolution)

Revolusi ini berlangsung selama lebih dari 10 tahun dari 16 Mei 1966 – 6 October 1976. Dimaksudkan untuk menuntaskan sisa-sisa musuh revolusi yang termasuk kedalam Lima Katagoti Hitam (Five Black Categories) yaitu; tuan tanah,  petani kaya, kontra-revolusioner, bad influencer, dan kelompok sayap kanan. Kalau PKI di Indonesia ini dikenal dengan istilah 7 setan desa yaitu istilah DN Aidit untuk tuan tanah jahat, lintah darat, pengijon, tengkulak jahat, bandit desa, pejabat korup, dan kapitalis birokrat.

Menurut catatan diperkirakan sampai 20 juta rakyat yang anti partai Komunis yang dihabisi selama Revolusi Kebudayaan. Bahkan ada yang dibunuh lalu dilakukan kanibalisme dimana daging manusia dibuat sate dan disantap bersama dalam acara pesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun