Sebagai negara agraris, sangat ironis apabila generasi muda alias generasi zaman now alergi dengan profesi sebagai petani. Coba tanya kepada anak zaman now di sekitar
Anda, berapa yang ingin menjadi petani atau berbisnis di bidang pertanian, peternakan, ataupun  perikanan. Pasti hanya segelintir, bahkan tidak ada orang yang mau menjadi petani dan segala aspeknya.
Hal tersebut tentunya akan berbahaya jika dibiarkan. Di banyak mata anak zaman now, profesi petani masih dipandang sebelah mata karena dianggap materi yang dihasilkan kecil dan tidak cukup menghidupi kehidupan sehari-hari. Padahal, produk pertanian setiap harinya dibutuhkan masyarakat untuk mengisi perut. Apalagi, kesempatan kerja di bidang pertanian sangat terbuka. Terlebih dengan potensi alam Indonesia yang subur.
Mengatasi masalah tersebut, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan menggelar rapat koordinasi nasional tiga pilar yang bertema "Berdikari untuk Indonesia Raya: Ekonomi Gotong Royong dalam Praktik". Rakornas yang dihadiri oleh jajaran eksekutif, legislatif, serta struktur PDI Perjuangan seluruh Indonesia digelar di International Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, pada 16-17 Desember 2017 juga mengagendakan kampanye usaha dan bisnis pertanian kepada masyarakat umum khususnya anak zaman now.
Ketua Badan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat DPP PDI Perjuangan Darmadi Durianto mengungkapkan, pihaknya akan mengadakan lomba vlog alias video blog yang menyasar anak muda untuk menggarap bisnis pertanian. Dengan upaya ini, diharapkan anak muda akan lebih familiar dengan seluk-beluk bisnis pertanian. "Generasi zaman now menilai kurang bergengsi jika bergerak di bidang pertanian, untuk itu kami menyiapkan model bisnis up to date sehingga mampu menarik minat mereka," katanya.
Menurut Darmadi, dengan menerapkan model bisnis kerakyatan yang dipamerkan di gelaran Rakornas ini akan membuat sektor pertanian mempunyai daya tarik karena menghasilkan pendapatan yang tinggi.
Kampanye untuk membuat anak zaman now mau berbisnis di bidang pertanian juga dilakukan Pemprov Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melakukan modernisasi alat pertanian sebagai daya tarik kepada anak muda untuk terjun mengolah sawah dan mengembangkan dunia pertanian. "Penggunaan alat modern ini akan memudahkan petani, anak-anak muda jadi mau bertani," ujar Ganjar.
Selain modernisasi alat, Ganjar mengatakan saat ini pihaknya sudah berupaya melakukan modernisasi sistem pertanian di antaranya mendata dan menyalurkan bantuan dengan sistem modern. "Salah satunya melalui kartu tani yang dilengkapi dengan sejumlah data seperti luas lahan, jenis tanaman dan kebutuhan pupuk bagi setiap petani," ucap dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H