Mohon tunggu...
Agus Muldya
Agus Muldya Mohon Tunggu... -

Aktivis, Pegiat Resolusi Konflik, Konsultan Penjaga Reputasi & Perusahaan...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Makin Menjadi Negara Tidak Berpengharapan

11 November 2013   21:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:17 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita jangan memandangnya dari sudut pornografienya atau darisudut pandang menghinakan kehidupan ini tetapi marilah kita pandang kehidupanseperti ini ketika kejadiannya merebak diberbagai wilayah Indonesia ini, darikantong kantong Daerah pariwisata dan dunia malam, dari daerah pengiriman TKW,dari daerah seperti di Puncak Jawabarat dimana pelesir kawin kontrak semakindikenal luas serta daerah daerah yang mengembangkan usaha jenis ini.

Pelajaran peradaban telah memberikan contoh nyata bahwarusak dan hancurnya sebuah peradaban banyak terjadi karena kerusakan moral yangdipicu oleh merebaknya nafsu nafsu ini secara tidak terkendali.

Tidak terkendalinya perilaku Sex bebas ,penggunaan  obat obatan dan candu yang meluas yangditunjang oleh korupsi atau penindasan yang mengakibatkan saling tidak percayasehingga keharmonisan hilang.  Keharmonisanhilang ini mau tidak mau akan terjadi akibat ada pihak yang tertindas karenakesenangan luar biasa ini tidak mungkin bisa terpenuhi jika pihak yang berkuasatidak berperilaku semena mena ,serakah dan menindas termasuk didalamnya melakukansejumlah penipuan.

Pertanyaan sederhana nya, apakah kehidupan seperti inidiindonesia saat ini sudah sangat meluas sehingga sudah dapat dikatakan sebagaitanda bahwa peradaban yang saat ini berkembang sedang menuju kepadakehancurannya. Atau semua itu biasa saja dan terjadi karena jumlah manusia diIndonesia saat ini sudah mencapai 250 juta orang sehingga yang berkelakukananeh juga rusak banyak juga.

Kejadian diatasini belum masuk kedalam komunitas anak anakjalanan dan penguna narkotika yang juga merebak dijalanan serta berbagai tempatterbuka. Bahayanya lengkap ada yang dimasyarakat dengan jumlah yang luar biasabanyak serta ada yang di elite dengan jumlah tidak sebanyak dimasyarakat tetapibisa membuat kebijakan public yang berdampak penderitaan terhadap jutaananggota masyarakat.

Sekarang bayangkan dengan kondisi yang seperti ini apakahmemang layak warga Negara yang baik diam saja serta menganggap persoalanpersoalan itu tidak ada. Atau menyerahkannya saja kepada pemerintah danmelihatnya itu bukan urusan yang harus diurus serta menjadi perhatian bersama.

Pada akhirnya memang manusia itu selain dilahirkan maka akanmenemui kematiannya tetapi bagaimana perjalanan diantara kelahiran dankematiannya tersebut, apakah sejatinya membawa berbagai kebaikan atau justrumenimbulkan berbagai persoalannya.

Pada daerah miskin kejadian kejadian kerusakan moral jugabukan sedikit terjadi walau tidak juga terjamin pada daerah yang makmurterbebas dari kerusakan moral ini. Kerusakan moral sedang terjadi disekelilingkita semua hanya dalam ruang ruang tertutup dan hanya muncul sekali kali saja.

Fenomena ini sejatinya sungguh menakutkan para orang tua danorang orang yang sadar akan bahaya kerusakan moral. Hanya saja sayangnya arusbesar dan tsunami serta banjir bandang ini tidak dianggap sebagai sebuah bahayayang bisa menghancurkan peradaban dan bangsa Indonesia semuanya kesannya kuathanya menjadi tugas keluarga masing masing saja untuk menjaganya.

Padahal menurut Din Syamsudin ketua umum Muhamadiah bahwaIndonesia rusak karena moral Pemimpinnya rusak.

Peringatan ini seperti sederhana padahal jika didalamisangatlah luar biasa berbahaya dan sangat merusak serta menghancurkan sehinggasegera perlu dikurangi dan dihentikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun