"Intinya konservasi penyu berbasis ekonomi masyarakat, kita kepengin mensejahterakan masyarakat dengan adanya konservasi. Kita juga bisa membantu mengedukasi semua masyarakat khususnya di Kebumen, karena saya yakin di Kebumen banyak masyarakat yang belum paham tentang penyu, betapa pentingnya kita untuk melindungi alam salah satunya, yaitu penyu," jelas Muji.
Saat berkunjung, Penulis, Agus Mukhtar yang seotang Guru di MTs di Kebumen yangjuga Ketua Umum Forum Guru FGSNI, ditemui petugas konservasi, Margono, dalam perbincangan ia mengatakan bahwa disini murni penyu dari laut sini. Selain konservasi ,tenoat ini juga
Sebagai bahan edukasi wawasana habibat penyu.
Terkait Penangkaran penyu, tidak semua penyu dilepaskan. Setidaknya ada satu atau dua ekor setiap jenisnya yang menjadi bukti di tempat konservasi. Saat ini ada enam ekor penyu besar yang ada di tempat konservasi penyu ini, yaitu penyu lekang, penyu hijau, dan penyu sisik.
Yang kita tangkar ada enam, yaitu penyu hijau dua, penyu lekang dua, dan penyu sisik dua, itu hanya sekadar buat edukasi karena kalau kita mengedukasi ke anak-anak kalau tidak ada penyunya itu kan susah juga. Intinya kita mengikuti aturan negara, yaitu hanya dua fungsi untuk penelitian sama edukasi," ujarnya.
Penulis merasa bahwa  tempat konservasi penyu mengaku sangat senang dengan adanya konservasi penyu ini. Konservasi penyu ini bisa menjadi sarana edukasi dan menambah pengetahuan masyarkat.
Ini bagus karena dapat mengedukasi para pengunjung khususnya anak-anak usia sekolah agar lebih cinta dengan alam sekitar. Tadi ke sini sama cucu dan sama istri kalau sebenarnya saya sering ke pantai ini, tetapi baru pertama kali masuk ke konservasi  ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H