Mohon tunggu...
Agus Mendrofa
Agus Mendrofa Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalistik

Manusia berhenti berpikir saat mereka berhenti membaca.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kontroversial Dark Comedy, Dianggap Tabu tapi Semakin Diminati

26 Januari 2021   21:48 Diperbarui: 27 Januari 2021   22:34 3595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari beberapa aliran genre komedi di atas, genre komedi yang paling sering membuat kontroversial adalah genre dark comedy atau disebut juga black comedy. Membicarakan atau membuat materi komedi dari hal-hal yang tabu masih di anggap oleh sebagian kalangan sebagai sesuatu yang menimbulkan spekulasi menghina.

Setiap komika atau comedian memiliki genre atau ciri khasnya masing-masing dalam membawakan komedinya. Tak terlepas dari pilihan beberapa komika yang memilih berkomedi dengan genre dark comedy atau black comedy. Bagi para penikmat komedi adanya sekte dark comedy mungkin bukan sesuatu hal yang harus dibesar-besarkan karena hanya sebatas untuk konsumsi dari selera humor saja. Namun bagi sebagian khalayak masyarakat luas dark comedy dapat menimbulkan kesensitifan dan ketersinggungan dari hal-hal yang tabu dibawakan dalam bentuk komedi.

Dalam rangka mengetahui penyebab seseorang atau sekelompok orang menganggap dark comedy sebagai lelucon yang lucu. Sebuah penelitian dilakukan oleh Medical University of Vienna 2017 yang dimuat dalam jurnal  Cognitive Processing dengan judul "Cognitive and emotional demands of  black humour processing; the role of intelligence, aggressiveness and mood", dimana isi jurnal ini menguji IQ (verbal dan non-verbal) dan sensasi agresi yang membuat seseorang dapat toleran dengan dark joke. 

Ulrike Willinger, dalam penelitiannya penulis utamanya melakukan survey terhadap 156 orang dan melihat reaksi mereka terhadaan candaan gelap yang terdapat dalam komikus Jerman Uli Stein yang berjudul "The Black Book".

Para responden yang mengikuti survey tersebut yang memahami joke pada komik tersebut diketahui memiliki jenjang pendidikan yang tinggi. Oleh karena itu, para peneliti berpendapat bahwa dibutuhkan IQ tinggi untuk mencerna kelucuan dibalik dark joke. 

Bukan hanya IQ, tetapi EQ yang tinggi juga diperlukan dalam memahami dark joke. Willinger menunjukan bahwa memahami dark joke adalah tugas pemrosesan informasi yang kompleks, dimana EQ (Emotional Quotient) tinggi juga dibutuhkan. Suasana hati yang negative dan tingkat agresi yang tinggi dapat mengaburkan kemampuan untuk menyerap lelucon dari dark joke.

"Mengerti dark joke dengan menganggap sebuah konten yang tabu sebagai fiksi jenaka. Agresivitas dan mood seseorang jelas mengurangi tingkat apresiasi seseorang terhadap lelucon gelap tersebut", sebut Willinger dan para peneliti

Bagi mereka yang cenderung memiliki mood buruk dan agresi tinggi lebih rentan memiliki tingkat apresiasi rendah terhadap dark joke. Maka keadaan hati seseorang dan tingkat agresi yang ditunjukan seseorang adalah menjadi tolak ukur dalam hal dapat menerima dark joke.

Hal ini bisa terlihat dengan membedakan reaksi atau respon dari seseorang yang mengidap manajemen emosional yang buruk. Mereka akan cenderung tidak ngeh  dengan kelucuan yang ada dalam dark joke.

Setiap orang memiliki kondisi psikis yang berbeda-beda, memiliki passion dan minat yang pasti berbeda juga. . Bagi sebagian orang menyukai komedi baik komedi yang bergenre dark joke atau yang lainnya adalah sebuah jalan alternative untuk menghilangkan depresi di tengah perjuangan hidupnya. Bagi para pelaku dark komedi mungkin mereka mengeluarkan dark joke hanya untuk lelucon tanpa berniat menyinggung pihak manapaun. Namun yang tidak bisa dihindari adalah untuk sebagian orang atau kelompok lainnya mencerna dark joke tanpa ada kelucuan dan menganggap terlalu serius sehingga memicu rasa ketersinggungan. penulis | Agustinus Mendrofa | Stisip Widuri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun