Mohon tunggu...
Agus Mbedun
Agus Mbedun Mohon Tunggu... Guru - seorang pembelajar yang suka berbisnis

"hargai waktu", gunakan sebaik mungkin, karena dia tidak akan pernah kembali untuk terulang...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Peserta Didik Versi Guru Sosiologi Milenial

16 Agustus 2021   21:18 Diperbarui: 16 Agustus 2021   21:45 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK 

VERSI GURU SOSIOLOGI MILENIAL

Di era pandemi seperti sekarang ini terjadi banyak perubahan di masyarakat. Perubahan terseput meliputi berbagai bidang. Perubahan yang terasa di lingkup insan cendikia adalah dalam bidang pendidikan. 

Bukan menyalahkan dan mempermasalahkan terkait pandemi yang terjadi seperti sekarang ini, namun dalam konteks berpikir yang lain sebagai seorang yang berpendidikan kita harus bijak dalam menghadapi masalah seperti ini. 

Pandemi yang hampir kita rasakan selama satu tahun lebih ini sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Di berbagai daerah mayoritas pendidikan di sekolahan atau formal masih menggunakan model pembelajaran jarak jauh atau biasa kita dengar dengan istilah PJJ.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan solusi yang tepat bagi peserta didik maupun guru pada saat ini, namun jika kita mau mengupas dan menganalisis pembelajaran secara PJJ sejauh ini banyak kelebihan dan kelemahannya. 

Kelebihannya adalah peserta didik dapat menggunakan media yang mereka suka atau familiar, misalnya HP, Gadget maupun smart phone, peserta didik bisa mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru tanpa berpaku pada tempat khusus, jadi dimanapun bisa dilaksanakan asalkan sinyal dan jaringannya mendukung. 

Namun dengan media yang mereka gunakan ada sebagian orang tua yang merasa khawatir, karena tidak semua anak memegang HP itu full hanya untuk menjembatani mereka belajar, namun ada juga yang dilakukan dengan bermain game online, hal inilah yang menjadikan kepanikan tersendiri pada diri orang tua. 

Selain itu dampak yang dirasakan selama PJJ sebagai makhluk sosial, kepribadian anak menjadi lebih individualis dibandingkan saat tatap muka karena jika bertatap muka langsung anak-anak sebagai makhluk sosial bisa melakukan perannya sebagai makhluk sosial secara langsung dengan berinteraksi dan bersosialisasi, namun dengan PJJ anak-anak melakukan interaksi dan bersosialisasi itu harus menggunakan media perantara, jika tidak ada media maka komunikasi yang mereka lakukanpun juga tidak akan lancar. 

Itu dilihat dari segi media, kalau dilihat dari motivasi belajar peserta didik sangat terlihat bahwa PJJ ini dapat berpengaruh terhadap penurunan motivasi belajar peserta didik.

Keadaan seperti ini menjadi PR terbesar bagi guru. Dalam proses pembelajaran seorang guru selalu melakukan refleksi dan evaluasi. Selama beberapa tahun ini dari hasil evaluasi guru terhadap peserta didik maka motivasi belajar yang mereka miliki semakin menurun. 

Menurunnya motivasi belajar mereka ini sebenarnya dirasakan bukan hanya pada satu pelajaran saja, namun ada banyak pelajaran yang mereka memang sama apalagi di pembelajaran yang dilakukan di siang hari, semangat belajar mereka semakin menurun.

Sebagai seseorang yang bisa dikatakan bapak/ibu peserta didik, maka sebagai seorang guru sosiologi, saya harus mampu menjadi guru sosiologi yang milenial dan update terhadap keadaan yang sedang terjadi di masyarakat. Guru yang milenial adalah solusi yang bisa menjadi alternatif untuk menjadikan peserta didik lebih aktif dan termotivasi dalam belajar. 

Tidak hanya menekankan materi pembelajaran saja, namun juga memperhatikan antusiasme peserta didik, karena secara psikologis, jika peserta didik sudah merasa senang dengan sesuatu maka mereka dalam melakukannya pun akan sepenuh hati, keadaan atau moment seperti inilah yang sekarang harus diciptakan oleh guru sosiologi.

Tentunya dalam melakukan proses belajar mengajar guru sosiologi juga harus mampu memilih dan menggunakan model, metode, media, dan materi pelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dipilih adalah yang mampu menjadikan peserta didik sebagai subyek pembelajar atau student center. 

Metode yang digunakan pun juga harus mampu mewadai berbagai aktivitas peserta didik mulai dari proses literasi, critical thinking, collaboration, communication, creativity. Media yang dipilih adalah media yang interaktif dan mengasyikkan bagi peserta didik, misalnya kalau anak-anak zaman sekarang suka main dengan medsos mereka dan bermain game online, tidak ada salahnya jika sebagai seorang guru sosiologi memfasilitasi hobi meraka yang diintegrasikan dengan materi pelajaran. Guru bisa menggunakan game online interaktif yang berisi tentang edukasi pendidikan. 

Guru juga menggunakan medsos yang biasa diaplikasikan peserta didik untuk bahan penugasan terkait materi pelajaran. Terakhir adalah tentang materi pelajaran, tentunya materi yang dijadikan pelajaran supaya sebagai insan cendikia tadi tidak ketinggalan zaman tentunya materi yang dijadikan sebagai bahan ajarpun dipilih yang aktual dan variatif, dengan seperti ini harapannya peserta didik lebih antusias dan motivasi belajar mereka dalam pembelajaran sosiologipun lebih meningkat walaupun PJJ.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun