Mohon tunggu...
Agusman Se
Agusman Se Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Karyawan swasta yang hobby bulutangkis. Ayah dari 3 orang anak. Alamat agusman_se@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menteri yang Mereduksi Kepemimpinan Jokowi

17 Desember 2014   22:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:06 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gedung Kementerian BUMN: detikcom

Baru beberapa bulan menjabat sebagai Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Rini Soemarno sudah membuat ulah yang mengerutkan kening banyak orang. Bagaimana tidak, seakan tidak mau susah mikir urusan efisiensi yang sedang di pelopori Presiden, jalan pintas yang paling gampang pun siap ditempuhnya. Kali ini terkait rencana Rini untuk menjual gedung kementerian BUMN yang terletak di jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Aksi yang jelas sangat jauh dari semangat yang selalu didengung-dengungkan Presiden yaitu "Kerja Kerja Kerja. Bukan "jual jual jual.."

Merujuk pada pengakuan Menteri yang dikenal dekat dengan Ketua umum PDIP ini, Menteri Rini menuturkan bahwa dari 22 lantai yang ada di gedung kementerian BUMN, 17 sampai 18 lantai lainnya tidak terpakai. Akan dijual karena hanya bikin boros anggaran kementerian, begitu katanya. Tapi kenapa dijual? Kenapa tidak disewakan saja.? Bukankah kebiasaan menjual aset negara ini seperti menguak luka lama yang pernah ditorehkan Megawati saat masih menjadi penguasa di Indonesia.?

Namun Menteri Rini sepertinya tak mau ambil pusing. Ia mau gampangnya saja seperti di jaman Megawati dulu. Jurus cepat dapat duit gede tanpa ribet ya dengan cara menjual aset. Kalau disewakan urusannya banyak. Mesti berurusan dengan banyak penyewa, nanti kalau masa sewa habis mesti nego tarif sewa baru, jika penyewa tidak memperpanjang mesti cari penyewa baru lagi dan sebagainya. Ribet pokoknya. Sudah begitu duit yang diterima dari sewa juga kecil. Gak berasa. Beda jika gedung itu dijual. Tidak usah repot tapi duit yang diterima langsung besar.

Perlu diketahui, sejak nama mantan Presiden Direktur PT. Astra Internasional ini santer disebut-sebut masuk dalam bursa calon anggota kabinet Indonesia Hebat, berbagai kontroversi akan dirinya terus mengalir. Banyak pihak meminta Presiden Jokowi untuk tidak memasukkan Rini dalam jajaran kabinetnya. Apalagi ia juga diyakini sebagai penganut paham neolib yang sangat bertentangan dengan sistem perekonomian Indonesia. Rini dikhawatirkan hanya akan menjadi duri dalam pemerintahan Presiden Jokowi.

Hal ini bahkan pernah disampaikan oleh salah seorang pentolan PDIP sendiri. Ialah Effendi Simbolon yang jauh-jauh hari telah dengan keras meminta Presiden Jokowi memecat dan mengganti Rini. Begitu yang Effendi ungkapkan dalam acara Diskusi Polemik radio Sindo Trijaya di Jakarta (151114).

"Posisi Rini Soemarno segera dicopot, diganti. Dia hanya mereduksi kepemimpinan Jokowi," ucap effendi tegas.

Dan sekarang apa menjadi kekhawatiran Effendi tersebut agaknya sudah mulai menuai bukti. Bisa dilihat ketika dengan mudahnya Menteri Rini melontarkan ide untuk menjual aset milik negara. Mungkin awalnya "hanya" gedung kementerian BUMN yang akan dijual, tetapi jika dibiarkan lama-kelamaan semua aset BUMN dan negara pun bisa habis ia jual.

Nah...sebelum ia terlalu jauh mereduksi kepemimpinan Jokowi , mudah-mudahan Presiden mau mendengar saran dari Effendi Simbolon, tokoh yang merupakan koleganya sendiri di PDIP itu.

Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun