Desa Cangkuang  terkenal kaya dengan sejarahnya juga budayanya terbukti dengan adanya Candi peninggalan kerajaan Hindu pada abad ke-8, juga makam penyebar agama Islam Embah Dalem Arif Muhammad yang berada disamping Candi Cangkuang, hal ini bisa dikatakan dengan simbol dari Bhineka Tunggal Ika, selain itu ada Rumah Adat Kampung Pulo  yang berada di lokasi Desa Cangkuang sebelum Desa Wisata berdiri.
Keberadaan Desa Wisata yang bernama Desa Wisata Situ Cangkuang berada disamping Cagar Budaya Candi Cangkuang yang dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut, memiliki Danau yang menjadikan branding lokasi wisata antara Cagar Budaya dan Desa Wisata yang dikelola oleh BUMDes Cangkuang.
Sejarah Desa Wisata Situ Cangkuang
Awal mula didirikannya Desa Wisata bernama Desa Wisata Situ Cangkuang adalah ide dari Kepala Desa Asep Nandang (Almarhum) yang direalisasikan melalui musyawarah bersama masyarakat Desa Cangkuang dengan melihat potensinya juga masalahnya.
Misalnya seperti masalah pengangguran, lapangan pekerjaan, permodalan, juga sumber daya manusia, oleh karena itu dibentuklah panitia pembentukan Desa Wisata dengan melibatkan masyarakat Desa Cangkung juga aparat Desa.Â
Selain itu makanan khas yang sebagian diambil dari situ Cangkuang seperti bahan baku Nasi Cacalo yang menggunakan bahan baku udang/larong.
Sasaran berdirinya Desa Wisata yang berada di Desa Cangkuang yang utama adalah memberdayakan warga Desa Cangkuang diantarnya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa, meningkatkan lapangan kerja, mengurangi jumlah pengangguran, meningkatnya partisipasi dalam desa membangun, nama desa menjadi dikenal, terciptanya sapta pesona dan sadar wisata.
Pengelolaan Desa WisataÂ