Nama Candi Cangkuang pasti semua orang tak asing lagi mendengarnya, sebuah candi peninggalan kerajaan Hindu pada abad VIII yang disampingnya terdapat sebuah makam penyebar agama islam Mbah Dalem Arif Muhammad, tetapi disini saya sebagai penulis ingin menyampaikan kepada para pembaca bahwa disamping Cagar Budaya Candi Cangkuang ada sebuah Desa Wisata bernama Desa Wisata Situ Cangkuang (Dewi Situ Cangkuang), sama halnya Cagar budaya Candi Cangkuang obyek wisata ini dikelilingi Danau bernama Situ Cangkuang, karena lokasinya sama, hanya beda pengelola.Â
Desa Wisata Situ Cangkuang yang di singkat Dewi Situ Cangkuang didirikan pada awal tahun 2021 berdiri diatas tanah carik Desa dengan luas daratan kurang lebih 200 tumbak, dan kelebihan Desa wisata ini selain memiliki tempat wisata di darat berupa sebuah Taman, kita bisa menikmati wisata air Danau/Situ cangkuang untuk berlayar menggunakan rakit yang merupakan sarana tranportasi tradisional yang biasa dipakai untuk menyebrang Danau/Situ Cangkuang menuju kampung Pulo yang didalamnya ada Candi Cangkuang.Â
Dalam memanfaatkan sebuah danau bernama Situ Cangkuang pihak pengelola Desa Wisata memanfaatkannya sebagai sarana obyek wisata dengan di modifikasi sedemekian rupa menjadi sebuah tempat wisata selain untuk lalayaran/rarakitan baik menggunakan rakit atau angsa juga perahu naga, situ cangkuang digunakan untuk spot selfy para pengunjung supaya lebih betah dalam berwisata, selain itu disana ada sebuah Dermaga yang dinamakan Dermaga Dewi, yang didalamnya ada sebuah tempat lesehan posisi diatas danau Situ Cangkuang sangat cocok bagi para pengunjung untuk sekedar melepas lelah dari aktifitas sehari-hari untuk berwisata di Desa Wisata Situ Cangkuang.
Masih disekitaran Danau/Situ Cangkuang terdapat warung-warung makanan yang berada diatas air danau, mulai dari makanan lokal khas Cangkuang Leles Garut, juga kerajinan khas lokal berupa miniatur rakit dan candi juga berbagai macam kerajinan tangan dari bambu hitam, yang pasti didaerah lain, bambu hitam jarang ditemui, tetapi di Desa Wisata Situ Cangkuang ini, bambu hitam bisa menjadi berbagai macam kerajinan mulai dari gelas, ukiran-ukiran, sampai lukisan yang terakhir kali bisa membuat sebuah lukisan ketika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno berkunjung ke Desa Wisata Situ Cangkuang (Dewi Situ Cangkuang).Â
Berbicara tentang kelebihan Desa Wisata Situ Cangkuang mungkin tidak bisa dijabarkan lebih detail karena potensi Desa Wisata ini sangat baik untuk kedepannya dengan kerjasama antara pengelola Desa Wisata dengan pemerintahan setempat, karena selain memiliki sebuah Danau yang melegenda bernama Situ Cangkuang, Desa Wisata ini memiliki sebuah Taman yang cukup laris untuk selfy para pengunjung dalam era digital ini, karena setiap orang rata-rata memiliki akun medsos, sehingga selfy menjadi kebutuhan tersendiri di zaman milenial ini.Â
Lokasi Taman Desa Wisata berdampingan dengan Situ Cangkuang dan posisi tanahnya lebih tinggi dari Situ Cangkuang, karena dibangun diatas bukit yang berada di pinggir Danau/Situ Cangkuang, jadi kalau kita sudah mengelilingi berwisata di Dermaga Dewi yang lokasinya berada di atas Danau/Situ Cangkuang kita akan diarahkan untuk naik keatas menuju Taman Desa Wisata Situ Cangkuang, dan selain berfungsi sebagai taman, disampingnya ada sebuah tempat lesehan bagi para pengunjung apabila membawa bekal makanan yang sengaja dibawa dari rumah untuk makan bersama di tempat lesehan yang berumput sintetis dan para pengunjung aman dari panas dan hujan.Â
Itulah sekilas gambaran Desa Wisata Situ Cangkuang disingkat Dewi Situ Cangkuang yang lokasinya di Kampung Lolohan Rt 002/Rw 013 Desa Cangkuang Kecamatan Leles, Kabupten Garut (Jawa Barat) berada disamping Cagar Budaya Candi Cangkuang & Rumah adat Kampung Pulo, yang sangat cocok bagi para penyuka wisata alam yang masih asri letaknya sebelum menuju Garut Kota yang berjarak kurang lebih 18 KM dan tempat wisata ini masih diperhitungkan khususnya di kabupaten Garut umumnya Jawa Barat dan Indonesia, mudah-mudahan kedepannya sampai mancanegara meskipun Desa Wisata ini dilahirkan belum lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H