Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyoal Masalah Memilih Menjadi Seorang Single Parent

14 Maret 2018   16:45 Diperbarui: 26 November 2019   00:20 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Jodoh adalah takdir Tuhan, tak ada manusia yang bisa mengetahuinya kecuali mempresdiksi, oleh karena itu tidak banyak mereka yang mendapatkan pasangannya tidak sesuai dengan yang di cita-citakan sebelumnya, tetapi Alloh SWT berkehendak lain jika itu yang merupakan jodohnya mau janda atau perawan, mau duda atau bujang, karena hidup itu pilihan, kita harus menerima takdir yang dianugerahkan, untuk dijalani dan nikmati sampai akhir khayat nanti sampai ajal menjemput kita, dengan menorehkan kisah indah setelah menjelajahi hidup yang penuh tantangan, yang wajib kita hadapi , dengan tidak mempermasalahkan kisah awal berjodoh dengan dengan seorang single parent.

Faktor Pilihan

Seperti kita ketahui single parent bukan pilihan, karena menjadi single parent amatlah berat dari berbagai fitnah dan memikul beban berat setelah di tinggal suaminya, baik itu status janda cerai atau janda ditinggal mati, oleh karena tak ada seorang pun yang ,menginginkan status janda, dikarenakan suatu masalah yang tidak dapat dihindari sehingga mengambil jalan pilihan buruk dari yang terburuk, untuk memperbaiki kualitas hidup.

Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi sering terjadi perceraian, tak sedikit seorang perempuan yang memilih untuk memutuskan hubungan pernikahan karena faktor ekonomi kurang terpenuhi untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya, sehingga mengambil jalan pahit, memilih menjadi seorang single parent, dan bertekad berjuang sendirian untuk memilih memikul bebannya sendirian, meskipun di takdirkan menjadi seorang perempuan, karena ambisinya memperbaiki kualitas hidup mengambil pilihan buruk dari yang terburuk dari pada hidup terkantung-katung tanpa ada akhir penyelasaian yang maksimal setelah melakukan berbagai pertimbangkan.  

Faktor Kurang Perhatian

Akibat kurang perhatian dari suaminya, banyak perempuan yang memilih hidup menjadi seorang single parent, karena tekanan batin yang begitu mendalam disebabkan suaminya terlalu aktif dalam hal mencari nafkah atau kegiatan sosial lainnya, sehingga perhatian terhadap istrinya sangat minim, dan berdampak seorang istri untuk memilih menjadi single parent, meskipun pilihannya berat, tetapi tekanan bathin yang kurang terpenuhi oleh suaminya, mengangkibatkan seorang istri banyak yang menggugat perceraiannya, karena menurutnya jalan yang terbaik.

Kebutuhan Biologis Kurang Terpenuhi

Kebutuhan biologis bisa berdampak luar biasa, bisa mengangkibatkan selingkuhnya sang istri juga hal yang buruk lainnya yaitu memutuskan untuk menjadi single parent, karena itu jalan yang terbaik dari pada mencari lelalki lain selain suaminya, sehingga menjadikan dosa besar dan dilarang oleh agama, oleh karena itu cerai adalah jalan yang terbaik, daripada menyimpan lelaki lain selain suaminya.

Faktor Usia yang Labil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun