Draw di kandang sama dengan kalah itu sebutan jika klub peserta Liga 1 bermain di kandang, karena main kandang adalah kesempatan untuk mengumpulkan poin penuh di sebabkan bermain tandang jarang di menangkan oleh tim tamu.
Pertandingan Liga 1 Gojek Traveloka pekan ke-14 antara Persib Vs Persela berakhir imbang  dengan skor akhir 1-1 yang sebelumnya Persib uggul di babak ke 1 (Gol Matsunaga), tetapi di babak ke-2 Persela bisa menyamakan kedudukannya dengan Gol sang Mantan (Samsul Arif) lewat titik pinalti.
Sulit meraih kemenangan kembali menghampiri Persib terutama main kandang meskipun belum pernah terkalahkan tetapi bermain imbang, setelah sebelumnya betandang dengan mengalami kekalahan di markas Madura United dengan skor 3-1, tetapi sebelumnya memenangkan permainan kandangnya (Pekan ke-12 melawan PSM Makasar), tetapi waktu itu kursi Pelatih di pegang oleh assistenya Herrie Setiawan karena Coach Djanur sedang melaksanakan Umroh.
Kursi pelatih di pegang kembali oleh Djanur ketika melawan Madura United dan pertandingan menghadapi persela, dan mungkin Bobotoh dapat menilai gimana permainan ketika Persib VS PSM Makasar dengan memenangkan pertandingan meskipun dengan skor tipis 2-1 posisi pelatih di pegang oleh Herrie Setiawan (Assisten Pelatih).
Meskipun ketika melawan PSM Makasar Herrie Setiawan di beri arahan oleh Djanur karena beliau sedang menjalankan umroh, tetapi fakta di lapangan sedikit berbeda, ketika Persib di tangani secara langsung oleh Coach Djanur, dan bisa meraih poin penuh dengan skor 2-1 melawan pemuncak klasmen Liga 1 PSM Makasar.
Mendapatkan hasil imbang di kandang sama dengan kalah untuk ukuran sepakbola Indonesia masuk akal, karena ketika bermain tandang sulit meraih kemenangan, seperti halnya Persib juga tim lainnya yang pernah bermain imbang di kandang.
Penangguhan aturan regulasi U-23, tidak bisa di manpaatkan oleh Persib yang di tukangi oleh Djadjang Nurjaman (Djanur) padahal itu kesempatan emas bagi Persib, sampai-sampai pelatih pemuncak klasmen PSM Makasar yang pernah membawa Arema Juara Liga Indonesia Robert Rene Alberts melayangkan protes karena Persib sebagai lawannya di Pekan ke-12 lalu merasa di untungkan, tetapi apa yang terjadi Persib hanya bisa memanpaatkan penangguhan regulasi u-23 hanya bisa mengalahkan PSM saja dan itu juga ketika di pimpin oleh assisten pelatih Herrie Setiawan sebaliknya setelah Djanur kembali melatih di dua pertandingan persib hanya bisa mengumpulkan satu poin (Kalah 3-1 oleh madura, di tahan imbang oleh Persela 1-1).
Jika di lihat dari fakta di lapangan Persib ketika di tangani oleh Herrie Setiawan lebih unggul bila di bandingkan dengan Djanur yaitu jumlah poin dan jumlah bermain di tambah cara bermain sedikit berbeda, ketika Persib di tangani Heri Setiawan lebih ngotot, beda dengan Djanur Persib sedikit mendelay bola dengan tempo lambat, penyerangan sektor sisi sayap lebih menonjol meskipun permainan tersebut sudah banyak di ketahui oleh lawan.
Mendapatkan hasil imbang di kandang sama dengan kalah harus di pikirkan oleh manajemen untuk mengevaluasi Tim, terutama Pelatih yang belum bisa memberikan perubah untuk timnya (Persib Bandung), dengan posisi klasmen sampai pekan ke-14 berada di peringkat ke-12 di bawah Persela yang sebelumnya menargetkan juara, tetapi sampai di penghujung akhir musim Persib semakin melorot ke bawah posisinya dan minggu depan akan bermain tandang ke markas Mitra Kukar (Pekan ke-15) yang memiliki peringkat di atas persib dengan selisih 1 poin dan selanjutnya Persib akan menghadapi Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Perlukah Persib mengganti seorang Pelatihnya untuk memperbaiki posisinya di Liga 1 sebelum peringkatnya masuk ke dalam zona degradasi dengan alasan prestasi di karenakan Djanur minim strategi seperti klub lain peserta Liga 1??, jika saya menjawab "Perlu" karena Coach Djanur belum bisa mengevaluasi dirinya, dengan menerapkan strategi yang lebih baik dari sebelumnya, tetapi hal ini hanya manajemen yang berhak melanjutkan atau tidaknya untuk bisa tetap menukangi Persib.
Sebuah pertaruhan yang mungkin harus di lakukan oleh Persib, untuk berspekulasi biarpun resiko yang akan terjadi, karena melakukan untuk memperbaiki lebih baik dari pada sama sekali mempertahankan sesuatu yang belum bisa memberikan perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H