Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Manakah Mat Peci Meninggal Dunia?

17 Juni 2017   01:38 Diperbarui: 26 November 2019   00:15 17203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: boombastis.com

Bandit yang terkenal pada jamannya di tahun 70an yang berasal dari Kec. Leuwigoong ( Waktu itu masih termasuk Kec. Leles ), di angkat ke layar lebar pada tahun 1978 dan di bintangi oleh artis populer Rahmat Hidayat, jadi jangan aneh jika searching di goegle akan munncul gambar aktor kawakan Rahmat Hidayat.

Banyak sumber menyebutkan bahwa Mat Peci meninggal dunia di sergap aparat di Stasiun Leles  yang stasiunnya terletak di kecamatan Kadungora, masuk akal bila Mat Peci meninggal dunia di Kecamatan Leles, tetapi menurut sumber yang valid warga dari Kecamatan Leuwigoong (dulu kecamatan Leles) dan warga yang berada di sekitaran Stasiun Leles yang berada di wilayah Kecamatan Kadungora, bahwa Mat Peci meninggal dunia di Stasiun Leuwigoong pada tahun 1978 di sergap oleh aparat pihak kepolisian, dan di perkuat lagi dimana shoting film dilakukan di Stasiun Leuwigoong dan sumber juga menyebutkan Mat Peci meninggal dunia di Leuwigoong  (Sumber).

Tahun 1986 Kecamatan Leles mengadakan pamekaran, dan Desa Leuwigoong menjadi sebuah Kecamatan yang terdiri dari 9 Desa waktu itu (Sumber), jadi jika Mat Peci di lahirkan di Kecamatan Leles - Garut sangatlah masuk akal karena waktu itu Leuwigoong yang masih di bawah kecamatan Leles, dan masih bernama Desa Leuwigoong, tetapi sebaliknya jika Mat Peci meninggal di Stasiun Leles menurut saya keliru, karena sudah ada yang menyebutkan sumber - sumber yang Valid, seperti yang telah di paparkan sebelumnya.

Mat Peci yang di kenal penjahat paling bengal dan di kategorikan penjahat no 1, karena dengan tak segan - segan dia merampok dengan cara kejam, sampai membunuh korbannya, dan di awali karirnya sebagai calo karcis  Bioskop di Bandung ( Cicadas ).

Mat Peci dengan ciri khas memakai Peci seperti halnya Peci seperti yang di gunakan Alm Kang Ibing, orang sunda,  juga sering digunakan oleh pejabat -pejabat  di negeri ini, dia terkenal memiliki ilmu kebal sehingga pihak kepolisian susah menangkapnya, mungkin hari naas yang menimpa Mat Peci sehingga dia meninggal di brendel peluru di Stasiun Leuwigoong.

Mat Peci yang terkenal penjahat yang sering keluar masuk bui, dia menimba ilmu kebal yang di dapat dari sesama Napi ketika dia berada di dalam sel penjara, sehingga sudah keluar penjara Mat Peci semakin beringas dalam melancarkan perbuatannya.

Mat Peci merupakan orang dari keluarga terpandang dari kampungnya, dia juga mempunyai pacar yang bernama Euis dia saling mencintai tetapi orang tua Euis tidak merestuinya, akhirnya Mat Peci memutuskan untuk merantau ke Kota Bandung yang berprofesi sebagai calo karcis Bioskop di kawasan Cicadas. 

Sumber: boombastis.com
Sumber: boombastis.com
Ketika jadi buronan polisi Mat Peci menemukan Euis di tempat pelacuran ( Pacarnya ), tetapi Mat Peci menerima Euis apa adanya, dan cinta pun bersemi kembali selanjutnya suatu saat mereka mengadakan liburan ke Situ Cangkuang ( Candi Cangkuang ) yang berada di sekitar Kecamatan Leles.

Rarakitan / Lalayaran ( Berlayar menggunakan rakit ), merupakan ciri khas dari pengunjung situ cangkuang ( Candi Cangkuang ) dan menurut mitos penduduk setempat jika pasangan yang lagi masa hubungan pacaran akan mengakibatkan putusnya hubungan mereka, mungkin mitos tersebut masih di percayai sampai sekarang apalagi di perkuat dengan kisah Mat Peci.  

Akhir cerita Mat Peci meninggal dunia di Stasiun Leuwigoong ( dulu Kec. Leles ) pada tahun 1978 setelah di endus oleh Intelejen kepolisian dan meninggal di brondong peluru, dan akhir khayat seorang  Penjahat bengal nomor  wahid berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun