Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Radio Sebagai Media Siaga Bencana

16 Juni 2017   19:53 Diperbarui: 28 Juni 2017   20:00 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar radio rasanya  teringat masa lalu sebelum mengenal Internet, juga siaran Televisi pada waktu itu yang saya tahu hanya TVRI dan warnanya masih hitam putih, setelah itu lahirlah Televisi berwarna.

Masih ingat siaran Radio yang di tunggu-tunggu adalah Dongeng sunda Wa Kepoh atau Mang Jaya merupakan acara Dongeng sunda paling pavorit waktu itu apalagi serial si Rawing milik Wa kepoh memiliki penggemar yang cukup banyak di Jawa barat.

Selain Dongeng sunda Sandiwara radio juga merupakan acara yang di minati bagi para pendengar setia radio yang menyiarkannya, kisah Brama Kumbara dan adiknya Mantili menjadi cerita yang di tunggu-tunggu, meskipun hanya berupa suara tetapi suara itu menggambarkan karakter pemeran kisah seseorang dalam sandiwara tersebut sehingga daya imajinasi semakin tinggi membuat sandiwara radio waktu itu jadi buah bibiir di mana waktu senggang saling bercerita tentang kisah episode yang telah di dengarkan sebelumnya, baik di sekolahan, tempat kerja, di warung dll.

Radio waktu itu berperan penting sebagai Media hiburan juga Inpormasi pada massa-massa  belum mengenal dunia Internet juga Televisi yang memiliki chanel beragam, mulai dari berita yang biasa di siarkan oleh RRI sampai mendengarkan siaran Sepak bola secara langsung.

Radio tergolong perangkat yang lumayan bisa bertahan meskipun sebagian sudah kurang  dilirik oleh sebagian orang, di tengah-tengah berkembangnya teknologi yang semakin pesat, tetapi radio masih tetap ada dan bisa kita temukan di perangkat-perangkat lain misal di smartphone yang merupakan alat sarana komunikasi paling canggih di abad ini, terbukti radio masih di perlukan dan massaya tidak akan habis, di karenakan gampang di akses dan simple serta di gunakan di mana saja kita berada tidak perlu susah dalam menggunakannaya misal sambil nongkrong, menggunakan kendaraan, jalan, berkumpul sama teman/keluarga, tinggal kita mendengarkannya dengan menggunakan Headset atau tanpa Headset. 

Radio di gunakan untuk Inpormasi bencana sangat pas karena selain perangkatnya terjangkau oleh berbagai kalangan penggunaanya juga sangat simple, di karenakan radio juga ada di Smartphone merupakan alat yang sering kita gunakan pada abad ini tiap menit, jam, hari, karena hari-hari kita tidak bisa terpisahkan dengannya.

Radio juga harganya sangat terjangkau oleh setiap kalangan, kita bisa temukan radio yang ukurannya kecil dengan harga hanya puluhan ribu alat dengarnya mengguanakan headset, itu membuktikan bahwa radio merupakan sarana perangkat elektronik yang bisa di gunakan oleh berbagai kalangan terutama kalangan bawah, jadi sangatlah cocok jika BNPB  akan mengadakan program sadar bencana lewat radio. 

download-5943d3c750f9fddb5179f905.jpg
download-5943d3c750f9fddb5179f905.jpg
Budaya sadar siaga bencana sangatlah penting karena bencana datang tidak mengenal ruang waktu, oleh karena itu harus di mulai dengan diri kita sendiri dengan mensosialisasikan sadar bencana tanpa harus menunggu program dari Badan yang menanggulanginya, apalagi sekarang Badan Nasional Penanggualang Bencana ( BNPB ), bekerjasama dengan 80 stasiun radio ( 60 stasiun radio swasta 20 stasiun radio komunitas ) yang tersebar di 20 propinsi, akan merilis kembali sandiwara radio “Asmara di tengah bencana 2” sebagai bentuk sosialisai dan edukasi kepada masyarakat, supaya lebih mengetahui betapa pentingnya siaga sadar bencana.  

wp-20170608-010-5943d3fcb77a61705078b255.jpg
wp-20170608-010-5943d3fcb77a61705078b255.jpg
Masyarakat yang berada di pelosok terutama dekat pegunungan amatlah penting terutama siaga bencana atas resikonya terjadi bencana alam misal, longsor, kebakaran hutan dll, dengan perangkat radio sebagai sarana edukasi dan edukasi yang simple cara penggunaannya serta jangkauannya.

Bencana tidak hanya berlaku di pelosok, bencana juga banyak menyerang kota besar contoh yang kongkret bencana sosial berupa teror, konplik dll, ini perlu di perhatikan dengan siaga bencana karena bencana tidak mengenal waktu oleh karena itu perlu edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mulai dari desa sampai masyarakat perkotaan menggunakan perangkat yang di seragamkan yaitu radio.

Mari kita tingkatkan budaya sadar bencana mengingat negara kita rentan dan beresiko menghadapi bencana karena keadaan geografisnya.

Melalui radio yang merupakan sarana paling efektip dan bisa terjangkau oleh berbagai kelas sosial, sehingga kita bisa tetap mengikuti tentang  program  BNPB ( Badan Nasional Penanggulangan Bencana Alam ) untuk meminimalisir bencana alam juga bencana sosial, dengan cara sosialisasi sekaligus edukasi lewat radio yang merupakan perangkat paling praktis dan ekonomis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun