Salah satu bentuk kebahagiaan menjadi guru adalah saat meilhat anak anak didiknya mencapai sesuatu yang melebihi harapan. Inilah yang tengah saya rasakan sekarang.
Sebelum membaca curhatan ini, saya sarankan rekan rekan menonton video yang saya unggah ke youtube hari ini ( http://www.youtube.com/watch?v=zUFlwkx--Oo )
Yah, mungkin rekan rekan akan menyangka bahwa ia adalah siswa SMP di kota, atau siswa yang ikut les Bahasa. Ijinkan saya memperkenalkannya. Ia adalah Lihawati, siswi SMPN 5 Cibinong yang terletak di pelosok Cianjur Selatan. Seperti anak anak lainnya, ia mengenal bahasa Inggris baru pada tingkat sekolah menengah, dalam artian ia baru belajar Bahasa Inggris selama 3 semester. Hal ini dikarenakan, di Sekolah Dasar yang terletak di desa kami, tidak ada pengajar Bahasa Inggris.
Vidio tersebut saya ambil tadi pagi, saat pelaksanaan tes speaking di kelas VIII B. Tidak hanya Liha, penampilan siswa lainnya pun membuat saya terkagum kagum. Padahal, saya tidak memaksakan mereka untuk menghapal ceritanya di luar kepala, karenanya bisa dilihat di vidio tersebut ada sebuah buku catatan yang tergelatak di atas meja.
Ujian praktek ini memang baru pertama kali saya laksanakan, pada tahun tahun sebelumnya, biasanya hanya berupa dialog sederhana. Awalnya, saya pun ragu, mengingat ujian ini jauh lebih sulit dari ujian Reading (Membaca). Namun melihat pencapaian mereka pada ujian sebelumnya, saya memutuskan untuk melaksanakannya. Benar saja, dalam waktu dua minggu, mereka berhasil menghafal, juga menyampaikan kembali cerita tersebut dengan baik.
Tuhan memang Maha Adil, dibalik keterbatasan fasilitas, anak anak ku diberi kekuatan semangat yang luar biasa hebatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H