Mohon tunggu...
Agus Joko Sulistya
Agus Joko Sulistya Mohon Tunggu... Pelaut - Silent Rider

Mencoba menjadi manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Radio

2 Desember 2024   23:11 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:51 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tim KPK malam ini baru saja melaksanakan operasi tangkap tangan pada penyelenggara negara di wilayah Pekan Baru. Itu sepintas informasi yang saya dengar dari radio Pro 3 RRI. Karena masih memiliki waktu 1 x 24 jam, maka malam ini masih belum diumumkan siapa orang yang tertangkap tangan tersebut. Mungkin besok bisa kita lihat di koran atau televisi. Mendengarkan radio saat ini sepertinya sudah jarang dilakukan. Sayapun baru beberapa bulan belakangan ini kembali mendengarkan radio setiap hari. Alasan utamanya untuk mengisi kesunyian. Radio selalu saya putar sepulang kerja, maklum saat ini saya sedang tinggal sendirian. 

Channel radio juga tidak pernah saya rubah. Karena hanya untuk menghilangkan kesunyian, kadang saya tidak terlalu fokus dengan apa yang disiarkan radio. Ternyata asyik juga mendengarkan radio. Tidak hanya lagu, namun berita-berita juga saya dapatkan dari mendengar radio meski hanya sepintas. Saat ini posisi radio elektronik sudah jauh tergeser oleh keberadaan gawai pintar. Orang bisa mendengarkan radio darimana saja selama ada internet. Saya juga pernah membuka aplikasi Radio Garden yang menyediakan seluruh stasiun radio di dunia. Kita bisa mendengarkan radio dengan memilih stasiun mana yang ada dibumi ini. Sungguh sangat luar biasa kemajuan teknologi yang ada saat ini. Dengan radio garden kita bisa mendengarkan bahasa-bahasa yang ada didunia ini. Jadi saya pikir radio garden bisa digunakan bagi yang sedang belajar bahasa. Tinggal pilih radio dengan bahasa yang sedang dipelajari, putar terus sepanjang hari.

Saat ini  peran radio sudah tidak seperti jaman penjajahan Belanda maupun Jepang di Indonesia. Pada masa itu peran radio menjadi alat vital bagi perjuangan bangsa. Radio menjadi media penyampai informasi pemerintah kepada masyarakat. Radio masih menjadi barang mewah bagi masyarakat. Keberadaan radio di suatu desa menjadi daya tarik masyarakat untuk datang berduyun-duyun mendengarkannya. Biasanya tak lebih hitungan jari yang memiliki radio dalam satu desa. Secara tak langsung, radio juga menjadi media pemersatu warga. Mereka selalu berkumpul bersama pada waktu-waktu tertentu untuk mendengarkan radio. Hal tersebut tentunya tak akan kita temui lagi.

 Setiap orang sudah punya radio masing-masing. Keberadaan dan fungsinya sudah jauh berbeda. Radio sudah berubah wujud menjadi digital yang dapat diakses darimana saja. Fungsi radio bagi saya saat ini hanya sebagai pengusir kesunyian serta teman dalam perjalanan didalam mobil. Saya yakin saat ini radio memiliki fungsi yang berbeda pada tiap-tiap orang yang masih setia mendengarkan radio. Entah sampai kapan radio dapat bertahan. Radio sudah banyak bertranformasi mengikuti perkembangan jaman agar terus dapat bertahan. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun