Mohon tunggu...
Agus Irwanto
Agus Irwanto Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan dan Konseling

Guru Bimbingan dan Konseling yang hobi mengamati sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Praktik Baik Layanan Bimbingan Kelompok

5 Juni 2023   12:07 Diperbarui: 5 Juni 2023   12:37 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknik role and playing mungkin sudah tidak asing di dunia pendidikan yaitu model pembelajaran dengan menugaskan siswa untuk memerankan suatu tokoh yang ada dalam materi atau peristiwa yang diungkapkan dalam bentuk cerita sederhana yang telah dirancang oleh guru. Dalam artikel ini penulis akan menceritkan mengenai pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik role and playing menggunakan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleks Hasil dan Dampak) terkait pengalaman mengatasi permasalahan siswa dalam pembelajaran. 

Pelaksanaan praktik baik bimbingan kelompok dengan teknik role and play bertempat di salah satu SMK di Bandung Barat dimana penulis melaksanakan praktik pengalaman lapangan di sekolah tersebut. Tujuan secara umum yang hendak dicapai adalah peserta didik/konseli dapat memahami dan mengekspresikan pekerjaan/profesi untuk mencapai tujuan dalam hidupnya setelah lulus SMK. sedangkan tujuan khususnya didasarkan pada rumus taksonomi bloom yakni :

  • Peserta didik dapat menganalisis ragam alternatif pekerjaan setelah lulus. (C4) 
  • Peserta didik dapat mengklasifikasikan ragam profesi pekerjaan setelah lulus SMK. (A4)
  • Peserta didik dapat menentukan pekerjaan/profesi yang tepat setelah lulus SMK. (P5)

Kondisi yang melatarbelakangi masalah yaitu berdasarkan hasil analisis dan eksplorasi masalah yang bersumber dari wawancara, observasi dan kajian literatur didapatkan hasil sebagai berikut :

  • Rendahnya career self efficacy peserta didik dalam mempersiapakn karir setelah lulus SMK. 
  • Rendahnya perencanaan karir peserta didik dalam mempersiapkan karir setelah lulus SMK. 

Adapun gejala yang tampak adalah Peserta didik bingung mengenai karir yang akan siswa pilih, Peserta didik belum mengetahui proses melamar pekerjaan, Peserta didik merasa khawatir menghadapi wawancara kerja ,Perserta didik belum mengetahui posisi dan gaji di perusahaan. Sehingga penulis menyimpulkan solusi yang bisa dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling adalah dengan memberikan bimbingan kelompok dengan Teknik “Role and Playing” proses wawancara kerja. 

Selain memberikan layanan bimbingan kelompok , guru bimbingan konseling juga terus memantau perkembangan peserta didik dalam merencanakan karir baik itu untuk Bekerja, Melanjutkan pendidikan ataupun Berwirausaha dengan bantuan walikelas. Peserta didik yang mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role and palying akan berusaha  mengekspresikan dan membuat perencanaan karir yang tepat setelah melakukan peranan yang telah dimainkan dan diamati. Sehingga setelah lulus SMK siswa memiliki self efficacy yang baik dalam merencakan karir dan memilih profesi yang tepat.

Beberapa  hal yang menjadi tantangan yang penulis hadapi yaitu diantara lain : 

  • Memilih teknik yang tepat dalam pelaksanaan layanan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. 
  • Membuat situasi/peristiwa role and playing yang tepat bagi peserta didik.
  • Terbatasnya waktu yang dimiliki penulis dalam melakukan wawancara dengan narasumber di tengah padatnya kesibukan sekolah dan mengajar. 
  • Terbatasnya ruang bimbingan konseling yang hanya dapat menanmpung 8-10 peserta didik untuk layanan bimbingan kelompok. 
  • Pengkondisian peserta didik agar tetap kondusif, nyaman dan dapat bekerja sama saat proses layanan bimbingan kelompok berlangsung. 
  • Menyedikan media pembelajaran seperti internet, smartphone, speaker, infocus, laptop.

Banyak pihak yang dilibatkan dalam dalam mencapai tujuan bimbingan kelompok dengan teknik role and play antara lain peserta didik, walikelas, rekan sejawat,  kepala sekolah, wakasek bidang kurikulum, wakasek bidang sarana dan prasarana serta dosen dan guru pamong sebagai pembimbing kegiatan praktik pembelajaran layananan. 

Langkah-langkah menghadapi tantangan yang penulis lakukan antara lain : 

  • Mencari referensi berupa literatur terkait dengan masalah yang diidentifikasi, melakukan observasi, melakukan wawancara dengan peserta didik, rekan sejawat, guru mata pelajaran, wali kelas, manajemen dan pimpinan sekolah.
  • Berkomunikasi untuk membuat janji untuk wawancara dengan peserta didik, rekan sejawat, guru mata pelajaran, wali kelas, manajemen dan pimpinan sekolah. 
  • Membuat kelompok bimbingan berdasarkan data yang diperoleh dari angket kebutuhan peserta didik, hasil wawancara,dan observasi. 
  • Berkomunikasi dengan walikelas dan rekan sejawat mengenai proses dalam pelaksanaan praktik pembelajaran layanan. 
  • Membuat jadwal dengan peserta didik untuk pelaksanaan praktik pembelajaran layanan bimbingan kelompok berjalan dengan lancar dan tepat waktu. 
  • Menyiapkan ruang bimbingan konseling agar nyaman dan kondusif untuk dilaksanakan praktik pembelajaran layanan bimbingan kelompok. 
  • Menyiapkan media agar praktik pembelajaran layanan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancar, optimal dengan kualitas yang baik.

Proses yang dilakukan penulis antara lain : 

a. Guru bimbingan konseling menyapa anggota kelompok dengan kalimat yang membangkitkan semangat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun