“Jadi, kami tidak membatasi pasien BPJS. Pasien IGD, sehari rata-ratanya 140 orang. Pasien rawat jalan rata-ratanya 1000-1100 orang per hari. Jumlah tempat tidur rawat inap 768 bed. Pasien rawat inap rata-ratanya 600 orang per hari. Setiap anggota POLRI dan TNI gratis berobat,” tambahnya.
“ICU kami sekarang terbesar di Jakarta atau bahkan di Indonesia, karena ada 67 tempat tidur,” terang Dr. Musyafak.
Karena RS Bhayangkara adalah Rumah Sakitnya Polisi, maka posisi instalasi forensik (bedah mayat) sangat penting. Sekarang ini instalasi forensik sedang ditingkatkan, dengan dibangun laboratorium forensik 2 lantai yang berstandar internasional. Dengan ada peralatan yang bisa memeriksa tanpa harus membuka atau memotong tubuh manusia. Personil instalasi forensik selalu meningkatkan ilmu dan keterampilan. Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) forensik dari berbagai institusi, melakukan pelatihan di RS Bhayangkara.
Selain instalasi forensik, ada pula fasilitas hiperbarik chamber, penyelam dari ALRI gratis berobat hiperbarik di sini. Selanjutnya, fasilitas yang rencananya akan dikembangkan adalah Radioterapi, karena daftar tunggu di Radioterapi RSCM bisa sampai 6 bulan. Selanjutnya, akan dibangun Unit rawat jalan 3 lantai, Unit rawat inap 3 lantai. Karena dekat dengan lapangan udara Halim, RS boleh membangun gedung paling tinggi 4 lantai.
“RS POLRI maju dengan berlari, harapan saya pertahankan pelayanan kepada masyarakat, termasuk masyarakat kurang mampu,” tutup Dr. Soleh Nugraha seperti hendak mengatakan pula bahwa harapan tersebut sama dengan visi Altus yaitu menguatkan tali kekeluargaan serta memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat.⦁
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H