Mohon tunggu...
Agus M. Irkham
Agus M. Irkham Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Biografi

Lahir di Batang, Jawa Tengah. Penulis Biografi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Halal Bihalal Altus

16 Agustus 2016   14:39 Diperbarui: 16 Agustus 2016   14:53 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahad pagi (7/8/2016), sepekan lalu saya mengikuti hilal bihalal alumni fakultas kedokteran UI tahun 1971 atau lebih dikenal dengan nama Altus. Acara berlangsung di rumah sakit MMC, Kuningan, Jakarta. “Ada tiga hal dalam hidup ini,” ucap Dr. Pamudji selaku ketua Altus saat memberikan sapa pembuka. “Yaitu pertama adalah dualitas. Ada baik-buruk, benar-salah, sakit-sehat, besar-kecil dan seterusnya. Kedua, hidup ini penuh misteri. Banyak hal terjadi di luar kerja-kerja akal. Ketiga, dalam hidup ini tidak ada yang abadi. Satu hal yang abadi adalah perubahan.”

Tentang perubahan tersebut Dr. Pamudji memberikan contoh betapa dulu saat Altus terbentuk semua anggotanya masih berusia 24-26 tahun. Pada tahun 2017 nanti, anggota termuda altus berusia 70 tahun. Jika sebelumnya banyak di antara anggotanya menduduki jabatan-jabatan penting atau strategis, maka sekarang ini semuanya adalah pensiunan

.

Pernyataan Dr. Pamudji tersebut menerbitkan pertanyaan di benak saya. Jika melihat usia para anggotanya yang rerata 69-70 tahun, akan sampai kapan ya altus ini akan eksis. Misteri. Tidak bisa dijawab persisnya, meskipun secara pikiran bisa diperkirakan. Yaitu sampai dengan anggota terakhirnya dipanggil Tuhan. Pada titik ini, altus itu sendiri bisa menjadi contoh betapa hidup itu memang mengandung misteri dan terus menerus mengalami perubahan. Dari tidak ada, lantas ada, kemudian kembali tidak ada.

Kalau boleh saya sedikit beranalogi. Keberadaan Altus ini layaknya pelari, posisinya tengah berada di tikungan akhir lintasan. Maka fokusnya tidak lagi menghitung berapa meter lagi jarak yang harus ditempuh, tapi menggegas, segera berlari secepat mungkin, sehingga dapat mencapai garis finish dengan memperoleh catatan waktu terbaik. Metafora itu dapat kita maknai bahwa tidak penting Altus ini akan eksis sampai kapan, yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan waktu yang tersedia sebaik-baiknya untuk beramal saleh sebanyak-banyaknya.

dsc8815-jpg-57b2c2aa927e610f151635be.jpg
dsc8815-jpg-57b2c2aa927e610f151635be.jpg
Meskipun begitu, terbersit pula di pikiran saya, kayaknya bagus ya jika rasa persaudaraan dan semangat berbuat baik secara kolektif yang terbangun di Altus ini bisa diteruskan oleh putra-putrinya anggota Altus. Sehingga tali silaturahimnya terus terjalin hingga anak-cucu. Tidak mudah memang, karena anak-anak sekarang  berada dalam situasi batin dan pengalaman hidup yang berbeda dengan generasi yang lahir tahun 1940-an. Tapi tidak ada salahnya jika dicoba terlebih dahulu. Dasar falsafah berfikirnya: Altus ditempatkan sebagai satu entitas yang hidup, berdiri sendiri serta memiliki siklus biologis yang otonom. Karena saya kok merasa sayang saja, jika Altus sebagai wadah kebaikan sekaligus telah menjadi modal sosial (social capital) ini akan hilang bersama “hilangnya” para anggotanya.

Padahal sependek yang saya lihat dan rasakan, Altus tidak hanya tempat bertautnya diri yang fisik, tapi juga menjadi wadah bertemunya pertalian nilai (value)para anggotanya. Dan itu tercermin dari kegiatan-kegiatan yang selama ini dilakukan. Mulai dari memberikan donasi kepada sesama anggota, memberikan bantuan kepada FKUI, mengadakan seminar, pelatihan dan baksos ke daerah-daerah, dan kegiatan-kegiatan amal lainnya. Nama Altus boleh hilang, tapi nilai-nilai kebaikan yang telah dimiliki dan dikembangkan tidak boleh hilang atau berhenti.<>

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun