Mohon tunggu...
Agus Indy.
Agus Indy. Mohon Tunggu... Dosen - Antropolog Blajaran

Saya seorang pendongeng yang suka menulis cerita-cerita etnografi yang ringan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Status

18 Januari 2025   05:38 Diperbarui: 18 Januari 2025   05:38 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

'Nembe di Blongkeng to mas?' sebuah pesan masuk dari Suminar, salah satu mantan mahasiswa bimbinganku. Agaknya dia melihat unggahan story Instagramku.

'iya,' jawabku pendek.

'nginep neng ndi mas?' tanyanya lagi

'neng hotel antartika' jawabku

'mangke bar maghrib saya tak ke situ ya mas?' tanyanya.

'lho kowe neng kene to saiki?' tanyaku

'nggih, nanti saya ke situ' tutupnya

Benar saja, habis sholat maghrib, saya turun ke Lobby, dan di sana sudah ada si Suminar yang segera memamerkan senyum khasnya, mrenges full, yang menampakkan seluruh giginya begitu melihatku. Seperti biasa pula, dia langsung ngajak.

'ayo mas, metu, mangan,' ajaknya tanpa wigah-wigih, lugas. Masih sama seperti beberapa tahun lalu.

'yo, ayoh, manut,' jawabku. Pada dasarnya aku juga sudah lapar.

Kami lantas jalan kaki ke sebuah resto, sepanjang jalan dia bercerita petualangannya cari kerja, ngelamar, diterima, bosan, cari lagi, kerja lagi, tidak cocok ideologinya, keluar lagi. Ndaptar lagi, ketrima lagi.

Ketika sampai di resto, si Suminar dengan penuh otoritas meminta daftar menu. Gayane wis berbeda. Tidak lagi kiwah-kiwih.

'wis, miliho mas, saiki genti tak traktir,' katanya menyodorkan buku menu, sambil tidak lupa prengesannya yang khas itu

Di daftar itu ada sederet steak yang gambarnya saja sudah terlihat enak. Harganya, hmmm, tiga digit rupiyah?!

Sebagai dosen yang perwira tentunya aku tidak memilih yang paling mahal, bahkan cenderung yang paling murah.

'Ra sip itu mas, iki wae po mas?...' katanya menunjuk steak sapi wagyu. Larang. ' Wis iki wae, padha aku, medium well wae ya mas...' celotehnya, sambil sret-sret mencoret pilihannya, lalu memanggil waiter.

'Sipat nggayamu ki kok saya ndadra to le? munggah kelas ya saiki?...' kataku. Dia hanya mrenges dan ngekek saja. Dia lalu bercerita kalo sekarang menjadi peneliti utama di sebuah LSM internasional.

'Gajimu dollar no le?' tanyaku takjub. Dia hanya mrenges, lalu menyedot minumannya.

'Mas, jane selain indikator konsumsi dan materi, kelas sosial itu ditandai dengan apa ya?' tanyanya tiba-tiba. Aku meh keselak, karena baru saja mengunyah steak sapi jepang yang uwempuk dan gurih itu.

'Ya, pertimbangan....' Jawabku pendek, eman banget kan enak-enak mengunyah kok di stop.

'Maksude?' dia yang genti keselek. Matanya melotot.

'kalo pertimbanganmu makin banyak dalam melakukan sesuatu itu artinya kamu sudah naik kelas. Contohnya, mau makan mikir enak ora-nya, mikir nggone enak gak, mikir kesehatan, kadar kolesterol, mikir apa meneh.... sing jelas ra mikir duit neh....' Jawabku panjang kali lebar

Seperti biasa dia pasti mbantah, dan kami pun segera terlibat dalam eyel-eyelan seperti yang biasa kami lakukan dulu di kampus. Hal itu disambung dengan cerita ke sana-sini. Gosip2 kampus. Dua jam gak terasa.

'Le, aja akeh-akeh makan sapi wahyu ya,' kataku ketika kami hampir berpisah di depan hotel.

'lha ngapa mas?' tanyanya serius

'ngko ndhak dadi wong suci....' Jawabku sambil ngeloyor sambil ngekek.

"assemik,' dia pun terkekeh-kekeh

Sampai di kamar, rasa gurih sapi wahyu masih terasa.

Tanpa sadar mulutku mengulang klomat-klamet, mengunyah-ngunyah.

'Status status status status'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun