Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kisah Jatigede yang Dulu Tenggelam Kini Telah Berubah Menjadi Kisah Terang

22 Januari 2025   11:50 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:55 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Jatigede, sebuah kawasan yang dulunya baru dikenal sebagai lokasi pembangunan waduk terbesar kedua di Indonesia, kini telah berubah menjadi pusat ketenagalistrikan yang memberikan harapan baru bagi masyarakat dan sektor energi nasional. 

Proyek ketenagalistrikan berkapasitas total 3,2 gigawatt (GW) yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto di Jatigede menjadi bukti transformasi besar dalam pemanfaatan sumber daya alam demi kemajuan bangsa.

Dalam pidatonya Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan "mungkin peresmian ini adalah yang terbesar di dunia saat ini, sementara negara lain berteriak tentang energi ramah lingkungan, kita (Indonesia) menjadi yang terdepan dengan langkah ini."

Beliau juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua elemen yang terlibat, dan merasa mendapat kehormatan besar dengan kesempatan peresmian ini mengingat mega proyek ini merupakan langkah jangka panjang yang telah dirintis dari masa lalu.

Sejarah Kelam: Tenggelamnya Jatigede

Pada awalnya, pembangunan Waduk Jatigede yang selesai pada tahun 2015 menyisakan cerita pilu. Ribuan warga harus rela kehilangan tempat tinggal, sawah, dan lahan yang telah mereka kelola secara turun-temurun. 

Relokasi yang terjadi meninggalkan kesan mendalam, ketika masyarakat harus beradaptasi dengan lingkungan baru yang jauh dari kampung halaman mereka.


Namun, di balik cerita kehilangan tersebut, Jatigede kini bertransformasi menjadi kawasan strategis yang mendukung ketahanan energi nasional. Waduk yang dulu menenggelamkan lahan kini memberikan manfaat besar melalui proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang menjadi bagian dari megaproyek ketenagalistrikan nasional.

Terangi Masa Depan: Kontribusi Jatigede pada Energi Nasional

Dengan diresmikannya proyek ketenagalistrikan berkapasitas 3,2 GW, 89% diantaranya berasal dari energi bersih seperti PLTA dan gas. Beberapa proyek strategis yang diresmikan di Jatigede meliputi:

  • PLTA Jatigede (110 MW), yang mampu melistriki lebih dari 71.923 rumah dan mengurangi emisi karbon sebesar 415.800 ton per tahun.

  • PLTA Asahan III (174 MW), berpotensi melistriki lebih dari 113.769 rumah dan mengurangi emisi karbon hingga 688.610 ton per tahun.

  • PLTS Ibu Kota Nusantara (IKN), dengan kapasitas 50 MWac atau 72 MWp, yang dilengkapi dengan teknologi Battery Energy Storage System (BESS), memberikan solusi energi hijau berkelanjutan.

Proyek-proyek ini selain memperkuat jaringan listrik nasional juga berperan mendukung target pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan menjadi 23% pada tahun 2025.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Selain manfaat energi, keberadaan megaproyek ini membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Infrastruktur yang lebih baik, peluang kerja baru, serta meningkatnya potensi pariwisata menjadi beberapa keuntungan yang dirasakan. Kini, kawasan sekitar waduk yang dulu sepi mulai ramai dengan berbagai aktivitas ekonomi, dari sektor perikanan hingga usaha kuliner yang memanfaatkan daya tarik wisata waduk.


Namun, tantangan tetap ada. Beberapa kelompok masyarakat masih berharap pada program pemberdayaan yang lebih inklusif dan peningkatan keterampilan guna beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Pemerintah diharapkan dapat terus mengawal program ini agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata.

Jatigede: Simbiosis Alam dan Teknologi

Transformasi Jatigede dari kawasan yang tenggelam menjadi pusat energi hijau adalah contoh nyata bagaimana alam dan teknologi dapat bersimbiosis secara harmonis. Pemanfaatan energi terbarukan yang dihasilkan oleh waduk ini tidak hanya mendukung ketersediaan listrik nasional tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi emisi karbon.

Ke depan, pengembangan infrastruktur hijau di Jatigede bisa menjadi model bagi wilayah lain di Indonesia yang memiliki potensi energi terbarukan serupa. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, Jatigede diharapkan terus bersinar sebagai simbol energi bersih untuk masa depan Indonesia.

Kesimpulan

Kisah Jatigede yang dulu tenggelam kini telah berubah menjadi kisah terang yang membawa harapan baru. Proyek ketenagalistrikan yang diresmikan menjadi bukti bahwa dengan perencanaan yang matang dan pemanfaatan sumber daya secara bijak, Indonesia dapat beralih menuju era energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Dengan semangat perubahan ini, Jatigede tidak lagi sekadar menjadi waduk besar, melainkan tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi yang ramah lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun