Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Shin Tae yong dan Fenomena Retrospective Appreciation

9 Januari 2025   21:13 Diperbarui: 9 Januari 2025   21:13 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pendahuluan

Ketika Shin Tae yong (STY) pertama kali diumumkan sebagai pelatih tim nasional sepak bola Indonesia, harapan tinggi seakan membanjiri jagad persepakbolaan tanah air. Sebagai pelatih dengan reputasi internasional, masyarakat berharap ia mampu membawa Garuda terbang lebih tinggi di kancah sepak bola Asia bahkan dunia. 

Tetapi seperti halnya perjalanan seorang tokoh besar, jalan yang ia tempuh tidaklah mulus. Kritik, ejekan, bahkan cemoohan mewarnai perjalanan STY selama menukangi timnas Indonesia. 

Ironisnya ketika ia tidak lagi memegang jabatan tersebut, gelombang rindu dan apresiasi justru menggema dari para penggemar sepak bola tanah air. Fenomena ini menarik untuk kita renungkan: Mengapa kita sering kali baru menghargai sesuatu setelah kehilangan?

Awal Perjalanan dan Ekspektasi Tinggi

Shin Tae yong datang dengan rekam jejak yang luar biasa. Ia pernah memimpin timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018, bahkan berhasil menumbangkan juara bertahan Jerman di fase grup. Luar biasa tim Panser kesayangan saya harus menelan kekalahan 2-0 saat itu... :)

Dengan nama besar tersebut, ekspektasi masyarakat Indonesia melambung tinggi. Publik tidak hanya menginginkan kemenangan, tetapi juga perubahan signifikan dalam mentalitas dan permainan tim nasional.

Sayangnya, ekspektasi besar sering kali menjadi pedang bermata dua. Ketika hasil tidak sesuai harapan, kritik pun datang tanpa ampun. 

Kekalahan, permainan yang dianggap kurang atraktif, hingga kebijakan pemilihan pemain sering kali menjadi bahan pembicaraan negatif di media sosial dan forum-forum olahraga. Sebagian masyarakat lupa bahwa perubahan besar memerlukan waktu, strategi, dan dukungan penuh.

Momen Pahit dan Kritik yang Tidak Seimbang

Ketika timnas mengalami kekalahan di ajang-ajang penting, STY menjadi sasaran empuk kritik. Bahkan beberapa pihak menyalahkan gaya kepelatihannya yang dianggap tidak cocok dengan karakter pemain Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun