Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita di Balik Layar, Program Makan Bergizi

8 Januari 2025   22:25 Diperbarui: 9 Januari 2025   16:28 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto topik pilihan Kick Off Makan Bergizi Gratis (Dokumen Kompasiana)

pendahuluan

Sebagai seorang insan pendidik hari-hari saya diisi dengan melihat senyum anak-anak di kelas, mendengar gelak tawa mereka saat istirahat dan menyaksikan semangat mereka menggapai cita-cita. Besar harapan saya program makan bergizi bisa sampai ketempat saya mengabdi, karena sampai saat ini saya baru bisa menyaksikan kick off program ini berlangsung dibeberapa sekolah di Indonesia.

Ada satu momen yang membuat saya tertegun beberapa waktu lalu, momen ketika saya menyaksikan anak-anak dari berbagai penjuru Indonesia menikmati makanan bergizi gratis melalui layar TV dan YouTube. Di layar terlihat anak-anak sekolah dengan senyum mengembang, duduk bersama menikmati nasi hangat, sayur segar, dan lauk pauk yang disajikan dengan penuh perhatian. 

Tawa mereka terdengar, meskipun hanya melalui saluran digital. Tercipta sebuah kebersamaan yang begitu hangat, seolah-olah saya turut merasakan kebahagiaan mereka. Program Makan Bergizi (PMG) ini benar-benar memberikan secercah harapan baru bagi masa depan generasi muda.

Kisah di Balik Piring Mereka

Tentu saja, setiap anak membawa cerita uniknya masing-masing. Ada yang dengan lahap menyantap hidangan, senang karena menu hari itu favoritnya. Ada pula yang terlihat menyisihkan beberapa bagian, mungkin karena tidak terbiasa dengan jenis makanan tertentu. 

Tapi dari sekian kisah ada satu kisah yang benar-benar menyentuh hati saya, adalah tentang seorang anak yang sengaja menyimpan jatah makanannya untuk dibawa pulang.

Ketika ditanya, anak itu menjawab bahwa ia ingin berbagi makanan dengan orang tuanya di rumah. Kelihatan sambil menangis karena ditegur petugas dia menjelaskan ingin membawa makanan jatahnya ke rumah untuk dimakan bersama orang tuanya, katanya mereka jarang menemukan makanan selezat ini. 

Dar situ akhirnya petugas memberikan seporsi makanan tambahan untuk di bawa ke rumah, dan menjelaskan bahwa makanan ini adalah makanan yang diperuntukan baginya. Cerita seperti ini membuka hati untuk menjadikan program ini dapat menjangkau jembatan untuk menciptakan kebahagiaan yang melampaui ruang sekolah, menyentuh keluarga, dan bahkan komunitas.

Menghayati Kebahagiaan dari Jauh

Sebagai seorang guru, saya hanya bisa menyaksikan momen-momen indah ini dari layar, karena program PMG belum sampai ke sekolah kami. Meskipun begitu, ada kebahagiaan tersendiri yang saya rasakan. Melihat anak-anak makan dengan lahap, menyaksikan senyum mereka yang tulus, dan mendengar cerita-cerita tentang dampaknya membuat saya optimis. Ada harapan besar bahwa suatu hari program ini akan hadir di sekolah kami, membawa manfaat yang sama untuk siswa-siswi kami.

Saya membayangkan mereka duduk di ruang makan bersama, menikmati makanan bergizi yang disediakan dengan penuh perhatian. Saya membayangkan tawa mereka menggema di aula, semangat mereka yang kembali terisi setelah perut kenyang dan fokus mereka di kelas yang semakin meningkat.

Harapan untuk Masa Depan

Menyaksikan semua ini bagi saya PMG adalah simbol harapan, keadilan, dan perhatian bagi generasi penerus bangsa. Melalui layar, saya melihat masa depan yang lebih cerah, ketika setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh sehat dan cerdas.

Saya percaya, jika program ini bisa hadir di sekolah kami, ini akan menjadi langkah besar untuk mengubah kehidupan banyak siswa. Saya membayangkan mereka menikmati makanan bergizi, belajar nilai-nilai berbagi, menghargai, dan bersyukur. Sungguh, hanya dengan menyaksikan kebahagiaan mereka di layar, saya merasa menjadi bagian dari perubahan besar ini.

Semoga suatu hari, saya tidak hanya melihat kebahagiaan ini dari layar, tetapi langsung di depan mata saya, bersama siswa-siswi yang saya cintai di sekolah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun