Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Panah dan Busur: Dari Tradisi Hingga Modernitas

28 Desember 2024   06:57 Diperbarui: 28 Desember 2024   07:03 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto mata panah tradisional dan busurnya (Sumber: Dokumen pribadi)

Pendahuluan

Di salah satu sudut rumah seorang kenalan, saya menemukan sesuatu yang menarik: sepasang panah dan busur yang terpajang di dinding, berbalut debu sebagai tanda usianya. Menurut pemilik rumah, panah dan busur itu telah berada di sana selama tiga dekade, diperoleh dari seseorang yang hobi berburu di hutan pada masanya. 

Melihat mata panah yang terbuat dari besi runcing, saya pun bertanya-tanya: apakah alat ini efektif untuk berburu hewan besar seperti babi hutan? Jawabannya, tentu saja tidak mudah.

Babi hutan dikenal memiliki kulit tebal, otot keras, dan daya tahan luar biasa. Panah seperti itu, dengan mata besi runcing sederhana, lebih cocok untuk hewan kecil atau sedang seperti burung, tupai, atau rusa kecil. 

Meskipun demikian, panah ini tetap menjadi artefak yang kaya cerita, menjadi saksi gaya hidup yang berbeda di masa lalu. Menurut pemilik rumah mata panah dan busur yang dipajang di dinding rumahnya sudah ada sejak tahun 80an.

Tradisi Berburu di Masa Lalu

Lebih dari tiga puluh tahun lalu di Jawa Barat, berburu dengan panah dan busur bukan hal yang asing meski sudah mulai tergeser oleh senjata modern. Aktivitas berburu pada masa itu lebih sering dilakukan sebagai hobi atau tradisi daripada kebutuhan hidup. 

Kawasan hutan yang masih luas seperti di Sukabumi atau Garut, menyediakan ruang bagi para pemburu untuk menyalurkan hobi mereka. Meski keterbatasan alat seperti panah tradisional, sering kali membatasi jenis hewan yang bisa diburu.

Memanah di Era Modern

Kemarin, saya berkesempatan mengunjungi sebuah area memanah yang dirancang untuk olahraga. Di sana, puluhan target berbentuk lingkaran terpajang rapi, penuh bekas lubang mata panah. 

Foto area target latihan memanah (Sumber: Dokumen pribadi)
Foto area target latihan memanah (Sumber: Dokumen pribadi)

Pemandangan ini sangat kontras dengan panah dan busur yang terpajang di rumah tadi. Di area ini, panah dan busur yang digunakan adalah alat modern yang dirancang khusus untuk akurasi dan kecepatan.

Foto ilustrasi panah dan busur modern (Sumber: Meta AI WhatsApp)
Foto ilustrasi panah dan busur modern (Sumber: Meta AI WhatsApp)

Busur Recurve Modern

Busur jenis ini memiliki lengkungan ganda di ujungnya, memberikan daya hantam yang lebih besar meskipun ukurannya relatif ringan. Panah yang digunakan biasanya terbuat dari bahan karbon atau aluminium, dirancang untuk kestabilan dan presisi. Busur recurve sering digunakan dalam ajang olahraga seperti Olimpiade.

Busur Compound

Busur ini menggunakan sistem katrol dan kabel untuk meningkatkan daya tarik dan akurasi. Panah yang digunakan lebih kecil dan ringan, tetapi memiliki kecepatan tinggi dan kekuatan penetrasi besar. Compound bow biasanya digunakan untuk kompetisi jarak jauh atau berburu di era modern.

Kontras yang Menarik

Melihat kedua jenis panah dan busur ini, saya merasa ada kisah menarik yang menghubungkan tradisi dan modernitas. Panah tradisional yang sederhana membawa kita kembali ke masa ketika manusia bergantung pada keterampilan dan keberanian untuk bertahan hidup. 

Sementara itu, alat modern di area memanah mencerminkan perkembangan teknologi dan bagaimana memanah telah bertransformasi menjadi olahraga yang penuh perhitungan.

Bagi saya, keduanya memiliki daya tarik tersendiri. Panah dan busur tradisional mengajarkan kita untuk menghargai warisan masa lalu, sementara alat modern menunjukkan bagaimana kita terus beradaptasi dan berkembang. Jika Anda pernah melihat atau mencoba keduanya, cerita mana yang lebih menarik bagi Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun