Hujan deras mengguyur halaman sekolah sejak pagi. Langit mendung, udara dingin, dan suasana sekolah yang biasanya riuh kini berubah menjadi sunyi.Â
Anak-anak sedang libur setelah penerimaan raport kemarin. Hanya suara rintik hujan yang memecah keheningan. Dalam suasana ini, saya melangkah menuju masjid untuk menunaikan salat Dzuhur.
Ketika melewati pohon mangga Kebembem yang menjulang di sudut pekarangan sekolah, langkah saya terhenti. Di bawah rintik hujan, sebuah mangga matang tergeletak di atas tanah yang basah.Â
Warna kuning cerah daging matangnya yang pecah tampak mencolok di antara retakan kulitnya yang pecah karena terjatuh dari pohonnya. Saya mendekat dan memungut buah itu. Aroma khasnya langsung menyeruak, memenuhi indra penciuman saya. Begitu harum dab begitu khas, dalam hati saya berkata, "Ini rezeki."
Pohon Kebembem: Pusat Kehidupan di Sekolah
Pohon mangga Kebembem ini adalah salah satu ikonik di sekolah kami, sudah berpuluh-puluh tahun ia tumbuh di sini memberi naungan dan hasil alam yang tak ternilai. Buahnya selalu dinanti-nanti oleh siswa, para guru dan tim kebersihan.Â
Ketika musim mangga tiba, pohon ini menjadi pusat perhatian. Anak-anak sering berkumpul di bawahnya, bercanda sambil menunggu buah matang yang jatuh secara alami.
Ada kalanya terutama setelah hujan deras atau angin kencang, buah-buah matang berguguran. Mereka yang datang paling pagi biasanya menjadi yang paling beruntung, terutama tim kebersihan yang sering menemukan mangga-mangga terbaik sebelum yang lain.Â
Namun, di momen-momen tak terduga seperti hari ini, keadaan seakan memberikan hadiah langsung kepada siapa pun yang kebetulan melintas.
Keberadaan pohon mangga Kebembem ini juga sebagai upaya "Melestarikan Ekosistem Daratan." Pohon ini adalah bagian dari upaya melestarikan keanekaragaman hayati di lingkungan sekolah.Â
Selain itu, pohon ini juga mendukung "Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab," karena buahnya dimanfaatkan secara bijaksana tanpa merusak lingkungannya. Dengan menjaga pohon ini, kami juga mendidik siswa untuk menghargai alam dan hidup selaras dengan lingkungan, langkah kecil namun berarti menuju keberlanjutan.
Kistimewaan Mangga Kebembem
Mangga Kebembem ini memang istimewa. Ukurannya ideal, rasanya manis sempurna, dan teksturnya lembut. Namun, yang paling menonjol adalah aromanya yang harum yang begitu khas, menarik perhatian siapa saja yang melewati pohonnya.Â
Buah ini cocok untuk dibuat jus, es buah, atau bahkan dinikmati langsung. Saya sempat berpikir, jika aroma mangga ini diawetkan, ia bisa menjadi parfum mobil alami yang menyegarkan.
Saya tidak tahu siapa yang pertama kali menanam pohon ini. Namun, keberadaannya telah menjadi bagian dari cerita sekolah kami. Pohon ini menjadi peneduh dikala panas menerpa, juga memberikan buah yang menyegarkan.Â
Di bawah pohon inilah banyak cerita tercipta mulai dari siswa yang berlomba-lomba mendapatkan buah, hingga tim kebersihan yang tersenyum bahagia setiap kali menemukan buah segar matang yang berserakan di pagi buta.
Refleksi di Tengah Hujan
Hujan terus turun, membasahi halaman sekolah. Saya melanjutkan langkah menuju masjid dengan mangga Kebembem di tangan.Â
Momen ini begitu sederhana, namun terasa begitu berharga. Sebuah hadiah kecil dari alam, sebuah tanda cinta dari Sang Pencipta.
Kebahagiaan dalam Hal Sederhana
Pohon Kebembem yang menjulang gagah, buahnya yang matang dengan warna kuning cerah, dan suasana hujan yang tenang. Semua ini akan selalu mengingatkan sebuah cerita sederhana tentang kebahagiaan yang hadir tanpa diduga.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda pernah menemukan kebahagiaan dari hal-hal kecil di sekitar Anda? Yuk, ceritakan pengalaman Anda di kolom komentar. Karena, kebahagiaan sejati sering kali ada dalam momen sederhana yang kita syukuri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H