Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Zona Integritas di Mata Seorang Guru Era Digital

10 Desember 2024   14:18 Diperbarui: 10 Desember 2024   15:39 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya pegang kamera meliput jalannya acara (Sumber: Dokumen Wati Hernawati)

Zona Integritas dan Tanggung Jawab Digital: Refleksi Seorang Guru di Era Media Sosial

Zoom meeting Pencanangan Zona Integritas bersama Disdik Prov. Jabar. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Zoom meeting Pencanangan Zona Integritas bersama Disdik Prov. Jabar. (Sumber: Dokumen Pribadi)

Hari Senin/ 09 Desember 2024, ruangan penuh dengan antusiasme. Saya bersama rekan-rekan tenaga pendidik di sekolah tempat saya mengabdi, duduk dengan penuh perhatian di depan layar komputer mengikuti zoom meeting serentak yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 

Agenda kami sederhana, tetapi sangat bermakna: Pencanangan Zona Integritas untuk mendukung terciptanya Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), bertepatan dengan hari Anti Korupsi Internasional.

Sebagai seorang guru dan ASN, saya merasa momen ini adalah panggilan moral untuk menjadi bagian dari upaya menciptakan birokrasi yang transparan dan bertanggung jawab. Dalam hati saya tahu ini adalah tentang mempraktikkan nilai-nilai integritas di setiap aspek kehidupan, termasuk bagaimana kita menyampaikan pesan kepada generasi muda.

Perspektif Seorang Guru di Era Digital

Setelah acara berlangsung, saya merenungkan bagaimana integritas dapat diterapkan dalam administrasi birokrasi juga dalam dunia digital. Sebagai pengelola website dan YouTube sekolah, saya sering kali dihadapkan pada tantangan untuk memastikan bahwa setiap konten yang saya unggah mencerminkan nilai-nilai positif.

Jalannya acara Pencanangan Zona Integritas (Sumber Dokumen Pribadi)
Jalannya acara Pencanangan Zona Integritas (Sumber Dokumen Pribadi)
Mengambil gambar untuk dokumentasi acara tadi, saya berusaha keras memastikan bahwa setiap sudut yang terekam adalah representasi terbaik dari kegiatan kami. Saya memahami bahwa di zaman ini, kesalahan sekecil apa pun bisa menjadi bahan kritikan netizen. Itulah sebabnya, saya memperlakukan setiap proses editing dengan hati-hati, dari pemilihan gambar hingga penulisan caption yang sesuai.

Bagi saya, media sosial adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memberikan peluang besar untuk menyampaikan pesan edukatif. Di sisi lain, ia memaksa kita untuk ekstra hati-hati agar tidak terjebak dalam arus informasi yang salah atau konten yang kurang pantas.

Menghubungkan Integritas dengan Literasi Digital

Integritas yang dicanangkan dalam kegiatan ini selaras dengan kebutuhan mendesak di era digital: Literasi digital. Literasi digital bukan hanya soal kemampuan teknis menggunakan teknologi, tetapi juga tentang memahami etika, tanggung jawab, dan dampak sosial dari setiap tindakan di dunia maya.

Sebagai seorang guru, saya merasa bertanggung jawab untuk membimbing siswa dalam menggunakan teknologi secara bijak. Media sosial adalah alat yang luar biasa, tetapi tanpa bimbingan ia bisa menjadi sumber disinformasi dan konflik. Melalui video-video edukatif yang saya unggah di YouTube sekolah, saya mencoba menanamkan nilai-nilai ini kepada siswa.

Kisah di Balik Kamera: Membawa Integritas ke Setiap Pixel

Ketika saya selesai mengambil gambar acara tadi, saya segera memeriksanya. Ada satu gambar yang menunjukkan latar belakang kurang pantas: Tumpukan barang yang tidak terorganisir. Meski mungkin tampak sepele, saya tahu bahwa gambar ini tidak pantas untuk dipublikasikan. Saya pun memutuskan untuk mengedit ulang dan mengganti dengan gambar lain yang lebih representatif.

Proses ini mengingatkan saya pada pentingnya perhatian terhadap detail. Setiap gambar, video, atau kata yang diunggah di media sosial adalah representasi diri kita, institusi kita, dan nilai-nilai yang kita anut.

Refleksi dan Harapan untuk Masa Depan

Sebagai seorang pendidik saya percaya bahwa integritas adalah fondasi dari semua hal, termasuk bagaimana kita berperilaku di dunia digital. Kegiatan pencanangan zona integritas yang saya ikuti bukan sekadar pernyataan formal, tetapi panggilan untuk berkomitmen terhadap perubahan nyata.

Saya berharap melalui peran saya di sekolah dan di dunia digital, saya bisa menjadi bagian dari generasi yang membangun budaya integritas. Bukan hanya di atas kertas, tetapi di setiap aspek kehidupan. 

Sebab perubahan besar dimulai dari langkah kecil, dan langkah kecil itu bisa dimulai dengan memastikan setiap pixel yang saya unggah ke media sosial mencerminkan nilai-nilai yang saya perjuangkan.

Kesimpulan: Menginspirasi Generasi Berintegritas

Dunia digital memberikan peluang tak terbatas untuk berinovasi dan menginspirasi. Namun di balik semua itu, tanggung jawab kita adalah memastikan bahwa nilai-nilai integritas tetap menjadi pedoman. 

Sebagai guru saya akan terus berusaha menjadi teladan, baik di ruang kelas maupun di layar digital. Karena pada akhirnya, dunia digital adalah ruang pembelajaran terbesar dan kita semua adalah muridnya.

Catatan: Artikel ini menceritakan pengalaman pribadi yang memberikan refleksi tentang bagaimana integritas dan literasi digital saling terkait. Pandangan ini semoga dapat menginspirasi kita untuk memahami pentingnya peran kita dalam membangun masyarakat yang lebih baik, baik di dunia nyata maupun maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun