Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nostalgia di Tengah Rintik Hujan

7 Desember 2024   16:49 Diperbarui: 9 Desember 2024   13:37 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Si Meo (Sumber: Dokumen Pribadi)

Nostalgia di Tengah Rintik Hujan: Sebuah Kisah tentang Si Meo dan Kenangan Masa Kecil

Hujan turun rintik-rintik sore itu, melingkupi suasana Ratiban di rumah Kakak Perempuan saya. Acara yang dipenuhi ibu-ibu itu mengubah saya menjadi seorang pengamat "yang terjebak."

Bapak-Bapak mengikuti Ratiban dari jauh (Sumber: Dokumen Pribadi)
Bapak-Bapak mengikuti Ratiban dari jauh (Sumber: Dokumen Pribadi)

Tidak ada tempat bagi bapak-bapak selain berdiri di kejauhan, mengamati dari balik tirai hujan. Saya memilih berkeliling rumah, mencari suasana lain. Saat itulah, di lantai dua, saya mendapati momen kecil yang memicu nostalgia mendalam: Si Meo, kucing peliharaan Kakak saya, sedang terjebak di teras rumah.

Si Meo terjebak di teras rumah (Sumber: Dokumen Pribadi)
Si Meo terjebak di teras rumah (Sumber: Dokumen Pribadi)

Menggendong Si Meo membawa ingatan saya kembali ke masa kecil. Kami sekeluarga dulu memiliki kucing bernama Si Eboy, teman setia yang mengisi hari-hari kami dengan canda tawa. Namun, waktu mengubah segalanya. Setelah menikah dan tinggal terpisah, kami semua menjalani kehidupan masing-masing. Hanya saya yang tidak lagi memiliki kucing di rumah sebuah keputusan yang lebih karena tanggung jawab daripada keinginan.

Menggendong Si Meo (Sumber: Dokumen Pribadi)
Menggendong Si Meo (Sumber: Dokumen Pribadi)

Kucing dan Kenangan: Sebuah Refleksi

Memelihara kucing adalah kebahagiaan tersendiri. Namun, saya percaya bahwa kebahagiaan itu harus dilengkapi dengan tanggung jawab. Rumah saya yang tidak terlalu luas membuat saya merasa belum siap menghadirkan ruang yang cukup bagi seekor kucing untuk bermain dan merasa bebas. Saya tidak ingin hewan peliharaan saya terlantar, atau bahkan menjadi "pengunjung tak diundang" ke rumah orang lain.

Si Meo mengingatkan saya pada masa kecil, saat semua terasa lebih sederhana. Keberadaan Si Eboy di rumah kami seperti simbol kasih sayang keluarga yang hangat. Kini, meski keinginan untuk memelihara kucing masih kuat, saya memilih untuk menunggu hingga benar-benar siap. Karena, memiliki hewan peliharaan bukan hanya soal menyayangi mereka, tetapi juga menyediakan rumah yang penuh kasih dan keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun