Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketertiban di Jalan Umum: Refleksi dari Sebuah Insiden Parkir

17 November 2024   16:45 Diperbarui: 17 November 2024   23:57 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen pribadi

Parkir di jalan umum dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti:

1. Peningkatan Risiko Kecelakaan: Kendaraan yang terparkir di jalan sempit menyulitkan pengendara lain untuk bermanuver, meningkatkan risiko kecelakaan.

2. Gangguan Mobilitas: Jalan menjadi lebih sempit, terutama di kawasan perumahan yang jalannya memang kecil. Hal ini memperlambat arus lalu lintas, bahkan dapat menghambat kendaraan darurat seperti ambulans.

3. Konflik Sosial: Ketidaksadaran akan hak penggunaan jalan sering menjadi sumber perselisihan antarwarga.

Solusi untuk Membangun Ketertiban

1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Edukasi tentang pentingnya memanfaatkan garasi pribadi dapat dilakukan melalui kampanye lingkungan atau sosialisasi di tingkat RT/RW.

2. Penegakan Hukum: Pemberlakuan aturan larangan parkir sembarangan, termasuk sanksi tegas seperti denda, bisa menjadi langkah preventif.

3. Inovasi Parkir Bersama: Di kawasan padat, pemerintah daerah dapat menyediakan fasilitas parkir bersama sebagai solusi jangka panjang.

Belajar dari Insiden Ini

Saya memetik pelajaran berharga dari kejadian ini: Kelelahan tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan kewaspadaan saat berkendara. Selain itu, saya semakin yakin bahwa menyediakan garasi pribadi adalah kebutuhan serta bentuk penghormatan terhadap hak pengguna jalan lainnya.

Jika setiap pemilik kendaraan berpikir tentang dampak tindakannya terhadap orang lain, maka insiden seperti yang saya alami bisa dihindari. Ketertiban di jalan bukan hanya soal aturan, tetapi juga soal empati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun