Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi "Don't Move": Perjuangan Hidup di Tengah Teror Psikopat

30 Oktober 2024   03:35 Diperbarui: 30 Oktober 2024   07:54 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Baiklah sudah lama saya tidak bahas film, seperti biasa saya ingatkan artikel ini mengungkap plot twist dalam film Don't Move sebuah film Thriller Amerika yang dirilis 25 Oktober 2024 di Netflix. Bagi Anda yang tidak mau mendapat bocorannya sebelum menonton filmnya saya sarankan untuk menonton filmnya terlebih dahulu.

Seorang yang sudah memutuskan secara bulat untuk mengakhiri hidupnya, disadarkan seseorang yang belum dia kenal sama sekali. Sampai akhirnya dia terjebak, karena harus menghadapi seorang psikopat yang menyuntik dirinya dengan racun yang membuatnya tidak bisa bergerak dan berbicara.

Dari titik ini dia harus mati-matian menyelamatkan hidupnya dari kejaran Sang Psikopat, menariknya konflik dalam film ini: Seseorang yang sudah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya tiba-tiba berjibaku menyelamatkan hidupnya dari kekejaman seorang pembunuh berdarah dingin.

Alur cerita yang sederhana, mudah dicerna, dan uniknya saya lihat film ini tidak melibatkan banyak adegan mahal. Semua adegan hanya berkisar antara si Iris (Kesley Asbille) dan Si Psikopat Richard (Finn Wittrock) yang berada di belantara hutan, dan sekali-kali harus bertemu seseorang yang berhasil Richard kelabui karena Iris tidak bisa berbuat apa-apa.

Ketegangan Begitu Terasa Ketika Kedua Peran Utama Beradu Akting

Film Don't Move menyajikan pengalaman sinematik yang intens, ketika tema bertahan hidup digarap melalui sudut pandang unik. Iris, yang diperankan oleh Kelsey Asbille, memulai kisah ini dalam kondisi emosional yang rentan dan terpuruk hingga ia merasa putus asa. 

Namun, keputusannya untuk mengakhiri hidupnya justru digoyahkan saat ia bertemu sosok asing, yang malah membawa petaka.

Pertemuan dengan sosok psikopat bernama Richard, diperankan dengan apik oleh Finn Wittrock, menyeret Iris ke dalam permainan hidup dan mati yang penuh ketegangan. Alur cerita bergerak cepat sejak Richard menyuntik Iris dengan racun yang menghilangkan kemampuannya untuk bergerak dan berbicara. 

Dengan keadaan tubuhnya yang nyaris lumpuh, Iris hanya dapat menyaksikan saat sang psikopat mengecoh orang-orang di sekitar mereka, bahkan membahayakan siapa saja yang mendekat tanpa curiga.

Keahlian Akting dan Dinamika Karakter

Kesuksesan Don't Move banyak bergantung pada kemampuan dua pemeran utamanya. Kesley Asbille berhasil menggambarkan rentetan emosi dari keputusasaan, ketakutan, hingga naluri bertahan hidup yang tiba-tiba menyala ketika dia menyadari keinginan untuk hidup kembali di bawah ancaman nyata. 

Finn Wittrock juga memerankan sosok Richard dengan penuh intensitas, memperlihatkan sisi psikopat yang tenang namun mematikan. Keahliannya dalam memanipulasi korban di sekitarnya serta ketidakpeduliannya terhadap nyawa manusia menambah nuansa ketegangan dan kengerian sepanjang film.

Kesederhanaan Setting, Keberhasilan dalam Kengerian

Menariknya, Don't Move berhasil menciptakan atmosfer menakutkan dengan setting sederhana. Hanya menggunakan hutan sebagai latar, film ini tidak perlu menggunakan efek visual berlebihan atau adegan aksi mahal. Justru, suasana sunyi, kesepian, dan keputusasaan yang terasa dari hutan memperkuat ketegangan. 

Elemen thriller psikologis yang dieksplorasi dengan baik menciptakan dinamika yang kuat antara dua karakter utama. Tanpa perlu banyak karakter tambahan, film ini menyampaikan pesan bahwa terkadang kengerian terbesar ada dalam pikiran dan ketidakberdayaan kita sendiri.

Pesan Filosofis di Balik Thriller

Film ini memperlihatkan pertarungan fisik dan psikis antara korban dan psikopat. Don't Move juga membawa kita pada sebuah renungan yang lebih dalam mengenai perjuangan hidup. Bagi Iris, yang pada awalnya ingin mengakhiri hidupnya, kondisi putus asa ini justru membuatnya menemukan kembali keinginan untuk bertahan hidup. 

Ironisnya, niatnya untuk menyerah pada hidup malah membuatnya berjuang mati-matian untuk menyelamatkan diri. Ada paradoks kuat dalam perubahan emosi Iris ini, yang membuat alur cerita tidak hanya menarik secara psikologis tetapi juga filosofis.

Penyutradaraan dan Sinematografi yang Memikat

Keberhasilan film ini terletak pada cerita dan pemerannya, juga penyutradaraan dan sinematografi yang menghadirkan ketegangan begitu mencekam. Pengambilan gambar close up yang memperjelas kondisi psikis, serta latar di tengah hutan yang sepi, berhasil menciptakan suasana mencekam tanpa banyak dialog. Pengaturan dan penempatan karakter dan sudut pandang kamera yang sering kali sempit membantu menambah atmosfer ketakutan, seolah-olah setiap detik adalah detik terakhir bagi Iris.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Don't Move adalah thriller yang menghibur. Dengan alur cerita sederhana, serta pemeran utama yang meyakinkan, film ini menggiring penonton ke dalam perjalanan emosional dan psikologis yang mendalam. 

Film ini memperlihatkan di tengah keputusasaan, keinginan untuk hidup bisa muncul kembali dan mendominasi segalanya. Ini adalah sebuah karya yang menunjukkan naluri dasar yang sering kali datang bahkan ketika kita merasa segalanya telah berakhir.

Bagi para penonton yang mencari film thriller psikologis yang mencekam dengan plot yang tidak terlalu rumit namun mengena, Don't Move adalah pilihan tepat untuk menonton di akhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun