Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Bersama Tapi Sendiri, Memahami Lonly Marriage

28 Oktober 2024   02:31 Diperbarui: 28 Oktober 2024   02:53 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pasangan yang Mengalami lonely marriage.Pixabay.com/ lonely marriage

Mengapa Kesepian Bisa Terjadi dalam Pernikahan?

1. Ekspektasi yang Tidak Realistis

Ketika memutuskan menikah, banyak pasangan memiliki angan-angan hidup bahagia tanpa hambatan. Namun, realitas sering kali berbeda. Kehidupan rumah tangga melibatkan rutinitas, tanggung jawab, dan permasalahan sehari-hari yang tak terhindarkan. 

Ketika kenyataan tak sesuai dengan ekspektasi, kekecewaan bisa membuat seseorang merasa tidak puas dan akhirnya mengalami kesepian dalam pernikahan.

2. Kurangnya Komunikasi yang Berkualitas

Salah satu faktor utama dalam lonely marriage adalah kurangnya komunikasi. Ketika pasangan tidak lagi berbicara secara mendalam dan hanya berkutat pada obrolan seputar tugas harian, maka rasa keterhubungan semakin hilang. 

Tanpa komunikasi yang sehat, pasangan mungkin merasa hidup bersama tetapi menjalani kehidupan yang terpisah.

3. Prioritas yang Berubah Seiring Waktu

Ketika pasangan mulai membentuk keluarga dan memiliki anak, perhatian dan energi lebih banyak tercurah untuk anak-anak atau pekerjaan. Pasangan sering kali lupa meluangkan waktu khusus untuk mempererat hubungan, sehingga lambat laun merasa kesepian dan kehilangan kedekatan yang dulu ada.

4. Tekanan Ekonomi dan Sosial

Tantangan ekonomi atau sosial seperti tuntutan pekerjaan, cicilan, atau kebutuhan keluarga besar dapat menambah beban pasangan. Tekanan ini bisa membuat pasangan merasa tertekan dan jika tidak didiskusikan dengan baik, dapat membuat mereka merasa sendirian dalam menghadapi masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun