Mengenal Bubur Sumsum, Takjil Favorit dan Makanan Sehat Sehari-hari
Berbicara tentang bubur, ada banyak jenis yang sudah saya cicipi hingga saat ini seperti: Bubur ayam, bubur kacang hijau, bubur sumsum, dan masih banyak lagi. Kali ini, saya ingin berbicara lebih jauh tentang salah satu bubur yang paling saya sukai yaitu bubur sumsum.
Bubur Sumsum dalam Tradisi dan Kehidupan Sehari-Hari
Bubur sumsum paling sering saya temukan saat bulan Ramadhan, dijadikan sebagai salah satu pilihan takjil. Teksturnya yang lembut dengan tambahan cairan gula pemanis berupa kinca (campuran gula merah dan pandan) yang harum, menjadikan bubur ini menu pembuka yang sempurna saat berbuka puasa.Â
Mengapa begitu? Karena berbuka puasa disunahkan dengan makanan yang manis untuk memulihkan energi dengan cepat. Kandungan gula dan karbohidrat dari bubur sumsum membantu memulihkan tenaga setelah seharian menahan lapar dan dahaga.
Tapi tak hanya di bulan puasa, bubur sumsum juga populer dikonsumsi sehari-hari sebagai makanan ringan yang menyegarkan. Bubur ini dikenal kaya akan karbohidrat dan glukosa, yang menjadikannya sumber energi yang baik.Â
Bubur sumsum juga ramah untuk sistem pencernaan, sehingga sering direkomendasikan bagi mereka yang sedang dalam masa pemulihan, terutama bagi penderita penyakit seperti typhus. Orang tua saya bahkan sering membuat bubur sumsum saat ada anggota keluarga yang memerlukan makanan yang lembut dan mudah dicerna.
Nutrisi dan Manfaat Kesehatan
Sebagai nutrisi, bubur sumsum memberikan manfaat dari bahan-bahan yang sederhana namun kaya gizi. Tepung beras sebagai bahan utama adalah sumber karbohidrat kompleks yang dapat memberikan energi, sementara santan kelapa memberikan lemak sehat dan rasa gurih alami.Â
Gula aren yang digunakan dalam kinca adalah pemanis alami yang kaya akan mineral, seperti zat besi dan kalsium. Ditambah dengan aroma daun pandan yang menenangkan, bubur sumsum tidak hanya lezat tetapi juga menyenangkan bagi indera.