Akhir dari The Social Dilemma tidak memberikan solusi konkret untuk masalah yang begitu besar dan mendalam ini, film ini menuntut kita menemukan sendiri gagaimana seharusnya kita sebagai pengguna, bisa merebut kembali kontrol atas perhatian kita yang telah dibajak?
Film ini mengajak kita untuk berhenti sejenak dan mempertanyakan cara kita berinteraksi dengan teknologi. Ini adalah pengakuan pahit dari pakarnya sendiri, bahwa apa yang kita anggap sebagai kebebasan digital sebenarnya mungkin adalah penjara yang perlahan-lahan kita bangun sendiri.
Film ini pada dasarnya adalah panggilan untuk melakukan perubahan, baik dalam cara kita menggunakan media sosial maupun bagaimana kita memahami diri kita dalam dunia digital. Saat ini terjadi, kita diberi pemahaman bahwa teknologi yang seharusnya mempermudah kehidupan kita malah memiliki potensi untuk merusaknya.
The Social Dilemma menjadi cermin yang memperlihatkan sisi gelap yang sering kita abaikan, memberikan pengalaman emosional yang intens dan reflektif. Film ini memberikan informasi, memicu renungan tentang kehidupan kita yang semakin tak terpisahkan dari layar digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H