Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beban Finansial Kelas Menengah Antara Kebutuhan dan Gaya Hidup

22 September 2024   21:05 Diperbarui: 22 September 2024   21:09 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baru-baru ini, air galon disorot sebagai salah satu faktor yang dianggap mengancam stabilitas keuangan kelas menengah. Namun, saya merasa ada hal yang lebih mendasar dari sekadar biaya air galon. Memang, jika dikalkulasikan, pengeluaran untuk air galon bisa terlihat signifikan, tetapi bagi kami yang tinggal di daerah dengan sumber air yang tidak layak minum, air galon bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan.

Contohnya, bagi masyarakat yang tinggal di tanah urugan rawa atau area pesawahan dekat pantai dengan air payau, air galon adalah solusi terakhir untuk mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi. Dalam kondisi seperti ini, air galon bukanlah kemewahan, melainkan penyelamat.

Namun, jika kita meninjau pengeluaran lain dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa kebiasaan yang sering kali diabaikan dalam diskusi tentang stabilitas keuangan. Misalnya, kebiasaan merokok yang masih umum di kalangan kelas menengah, atau prioritas ibu-ibu pada penampilan dengan biaya perawatan kosmetik dan konsultasi kecantikan. Sekarang, hal-hal seperti ini sudah dianggap kebutuhan pokok, meskipun dalam kenyataannya, pengeluaran ini mungkin jauh lebih signifikan dibandingkan biaya untuk air galon.

Jadi, mengapa air galon yang menjadi sorotan utama? Pengeluaran seperti merokok atau kosmetik sebenarnya bisa menjadi penguras finansial yang lebih besar, tetapi sering kali tidak diakui karena telah menjadi bagian dari gaya hidup yang sulit dilepaskan. Di sisi lain, air galon, terutama bagi kami yang tinggal di daerah dengan akses air bersih terbatas, adalah kebutuhan pokok untuk menjaga kesehatan.

Menurut saya, dalam membahas stabilitas keuangan kelas menengah, kita perlu melihat semua pengeluaran secara proporsional. Fokus tidak bisa hanya diletakkan pada satu elemen seperti air galon, tetapi juga harus mencakup kebiasaan konsumsi lain yang mungkin berdampak lebih besar terhadap keuangan pribadi. Semua hal, dari rokok hingga perawatan kecantikan, harus dianalisis secara menyeluruh agar kita bisa benar-benar memahami apa yang sebenarnya menjadi beban finansial bagi kelas menengah saat ini.

Lalu bagaimana seharusnya menanggapi masalah ini, apa solusinya?

Menanggapi masalah ini, kita perlu pendekatan yang komprehensif dan solutif, terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan perubahan gaya hidup. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan:

1. Peningkatan Kesadaran tentang Pengeluaran Prioritas

Masyarakat perlu lebih sadar tentang perbedaan antara kebutuhan esensial dan pengeluaran gaya hidup. Air galon, bagi mereka yang tinggal di daerah dengan sumber air tidak layak minum, adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa dikurangi. Di sisi lain, kebiasaan seperti merokok, perawatan kecantikan berlebih, atau pengeluaran gaya hidup lain perlu dievaluasi agar tidak menjadi beban finansial yang tidak disadari.

Solusi:

- Edukasi keuangan, baik melalui kampanye publik maupun media, yang fokus pada prioritas kebutuhan sehari-hari.

- Membantu masyarakat membedakan antara kebutuhan (essentials) dan keinginan (luxuries).

2. Pengelolaan Anggaran Pribadi dan Keluarga yang Lebih Disiplin

Pengelolaan anggaran yang ketat dapat membantu kelas menengah mengontrol pengeluaran mereka secara lebih efektif. Dengan membagi pengeluaran berdasarkan prioritas, seperti kebutuhan pokok (makanan, air, listrik, pendidikan), dan mengalokasikan sebagian kecil untuk pengeluaran gaya hidup (kosmetik, rokok, hiburan), masyarakat bisa menjaga stabilitas keuangan mereka.

Solusi:

- Membuat anggaran bulanan dengan kategori yang jelas: kebutuhan dasar, tabungan/investasi, dan hiburan atau gaya hidup.

- Melatih disiplin dalam mengikuti anggaran tersebut.

3. Alternatif untuk Pengeluaran Gaya Hidup yang Lebih Terjangkau

Gaya hidup yang melibatkan kebiasaan konsumtif seperti merokok atau penggunaan produk kosmetik yang mahal bisa digantikan dengan pilihan yang lebih terjangkau atau lebih sehat. Misalnya, mengurangi atau berhenti merokok tidak hanya mengurangi pengeluaran, tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan.

Solusi:

- Mendorong kampanye kesehatan yang menyoroti manfaat mengurangi atau berhenti merokok.

- Mendorong penggunaan produk kosmetik yang lebih alami dan ramah lingkungan yang mungkin lebih terjangkau.

4. Akses Air Bersih yang Lebih Luas dan Terjangkau

Bagi masyarakat yang mengandalkan air galon karena keterbatasan akses air bersih, pemerintah dan lembaga terkait perlu mengembangkan infrastruktur air bersih yang lebih mudah diakses dan terjangkau. Hal ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada air galon, tetapi juga menghemat biaya jangka panjang.

Solusi:

- Meningkatkan akses infrastruktur air bersih di daerah-daerah pesisir, tanah urugan, atau wilayah yang sulit mendapatkan air layak minum.

- Mendorong inovasi teknologi untuk penyulingan air yang lebih murah dan ramah lingkungan.

5. Peningkatan Literasi Keuangan

Meningkatkan literasi keuangan di kalangan kelas menengah sangat penting agar mereka dapat lebih bijak dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran. Dengan literasi keuangan yang baik, masyarakat akan lebih memahami dampak jangka panjang dari kebiasaan pengeluaran tertentu, seperti rokok atau perawatan kecantikan yang tidak terkontrol.

Solusi:

- Membangun program literasi keuangan yang dapat diakses melalui sekolah, komunitas, atau platform digital.

- Mendorong diskusi terbuka tentang bagaimana kelas menengah bisa lebih bijak mengelola pendapatan dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.

6. Memanfaatkan Teknologi untuk Pengelolaan Keuangan

Saat ini banyak aplikasi dan alat digital yang bisa membantu individu dan keluarga mengelola anggaran mereka. Dengan memanfaatkan teknologi ini, kelas menengah bisa memonitor pengeluaran secara real-time, membuat anggaran otomatis, dan bahkan mendapatkan saran tentang cara mengurangi pengeluaran.

Solusi:

- Mendorong penggunaan aplikasi pengelola keuangan pribadi yang dapat membantu memonitor pengeluaran sehari-hari.

- Mengedukasi masyarakat tentang alat-alat keuangan digital yang bisa meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan anggaran.

Kesimpulan

Solusi terhadap masalah pengeluaran kelas menengah tidak hanya bisa difokuskan pada satu aspek, seperti air galon. Perlu ada perubahan pola pikir dan kebiasaan dalam memprioritaskan pengeluaran. Pengelolaan keuangan yang lebih baik, pengurangan kebiasaan konsumtif, serta peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti air bersih akan membantu kelas menengah dalam menjaga stabilitas keuangan mereka secara jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun