Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tarot Kartu Ramalan yang Terkutuk

22 September 2024   06:49 Diperbarui: 12 Oktober 2024   01:24 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot akun Netflix (dokpri)

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang film ini, saya ingin mengingatkan bahwa ulasan ini akan mengungkap beberapa detail penting dari alur cerita. Jika Anda belum menonton film ini dan ingin menikmatinya tanpa bocoran, saya sarankan untuk menonton terlebih dahulu sebelum melanjutkan ulasan ini.

Sebelum membahas lebih jauh tentang film ini ada baiknya kita mengenal sampulnya terlebih dahulu, Tarot adalah film horor Amerika Serikat (2024) dengan sutradara Spenser Cohen dan Anna Halberg. Menceritakan sekelompok anak muda yang dengan ceroboh melepaskan kejahatan yang berasal dari dendam seorang ahli ramal dimasa silam yang terperangkap di dalam kartu terkutuk itu.

Sinopsis

Sekelompok anak muda menyewa sebuah rumah tua untuk berlibur, ditengah keasyikan salah satu dari mereka menemukan sekotak kartu Tarot. Dengan kemampuan salah satu dari mereka dalam meramal menggunakan kartu, secara tidak disadari mereka membuka kutukan ramalan kartu tersebut.

Dari tujuh muda-mudi yang diramal menggunakan kartu tersebut hanya tiga orang tersisa, sementara sisanya semua menemui ajalnya sesuai yang ditunjukan ramalam kartu tersebut.

Dari informasi yang mereka kumpulkan akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah membangkitkan kutukan yang terikat pada kartu tersebut, adalah seorang ahli nujum yang mengikat dendam dan kematian bunuh dirinya demi membalas dendam sakit hati terhadap orang-orang yang menghakiminya.

Ahli nujum itu dihakimi karena tidak bisa merubah takdir seorang penguasa yang menginginkan anak dan istrinya selamat. Untuk sekelas film bergenre horor film ini mampu mengangkat hormon adrenaline kita dengan ketegangan yang mencekam.

Alur ceritanya jelas membawa semua ramalan tidak bisa terpatahkan, korban berjatuhan sesuai dengan apa yang diramalkan kartu Tarot. Bahkan ketika mereka kembali untuk menghancurkanya, kartu itu tidak mempan dibakar.

Sampai akhirnya mereka mencoba menggunakan kartu itu untuk meramal ahli nujum yang mengikat dirinya dengan kartu itu, alhasil senjata makan tuan dech...

Tanggapan

Cara plot mengungkap semua kejadian membuat kita betah mengikuti ceritanya, awalnya saya berpikir bahwa semua pemuda-pemudi itu akan menemui ajalnya sesuai ramalan Tarot. Karena keempat muda-mudi menemui ajalnya seakan tidak ada ampun dan tidak ada jalan ntuk selamat.

Cerita ini diangkat dari sebuah novel Horrorscope karya Nicholas Adams, seiring berjalannya film, muncul harapan yang tersisa pada tiga orang yang masih hidup. Keputusan mereka untuk berusaha memutar balikkan nasib tampaknya mustahil, terutama karena ramalan Tarot terus menunjukkan kepastian kematian yang mengerikan bagi mereka. 

Ketegangan semakin meningkat ketika para karakter mencoba mencari tahu apakah ada cara untuk mematahkan kutukan ini. Penonton dibawa ke dalam situasi yang penuh misteri dan intrik, di mana setiap langkah yang salah dapat membawa mereka lebih dekat pada kematian yang sudah diramalkan.

Uniknya, Tarot tidak hanya mengandalkan ketakutan mendadak (jumpscares) semata, melainkan menggunakan atmosfer rumah tua yang menyeramkan, kartu Tarot yang misterius, dan kisah dendam dari masa lalu untuk menciptakan rasa takut yang lebih mendalam. Para penonton juga akan merasakan ketidakberdayaan karakter-karakter yang terus dihantui oleh nasib yang tak terelakkan. Penonton akan merasa seperti sedang mengikuti permainan takdir yang kejam.

Akting para pemeran juga cukup mendukung keseluruhan plot film. Masing-masing karakter memiliki latar belakang yang dapat membuat penonton berempati dengan nasib mereka, meskipun mereka terjebak dalam permainan maut yang mematikan. Penggambaran rasa takut dan panik yang mereka alami cukup otentik dan membuat penonton ikut merasakan ketegangan.

Efek Visual dan Sinematografi

Tidak hanya cerita yang menarik, efek visual dan sinematografi film Tarot patut diacungi jempol. Adegan-adegan yang menyoroti kartu Tarot dan bagaimana setiap ramalan muncul ke permukaan disajikan dengan dramatis dan visual yang apik. Desain produksi rumah tua dan kartu Tarot memberikan sentuhan mistis yang semakin menambah kengerian. Penggunaan pencahayaan gelap dan bayangan yang cerdik membuat suasana terasa semakin mencekam, membawa penonton seolah-olah terjebak dalam kutukan bersama para karakter.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Tarot berhasil memberikan pengalaman horor yang menghibur dan mencekam. Film ini menggunakan alur cerita yang kuat dan menyajikan horor psikologis yang membuat penonton berpikir tentang nasib, dendam, dan ketidakberdayaan di hadapan takdir. Bagi para penggemar film horor yang menyukai ketegangan yang dibangun dengan baik, Tarot adalah film yang layak ditonton.

Dari segi adaptasi, Tarot berhasil menghidupkan fiksi Horrorscope karya Nicholas Adams dengan baik ke layar lebar, menawarkan ketegangan yang sama seperti yang diceritakan dalam novelnya.

Apakah para pemuda-pemudi itu benar-benar bisa membebaskan diri dari kutukan atau mereka hanya memperpanjang penderitaan, siapakah ketiga muda-mudi yang behasil selamat? Jawabannya hanya bisa ditemukan dengan menonton film ini sampai akhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun