Semasa ayah dan ibu masih hidup, saya sering diajak mereka berkunjung ke tanah kelahiran mereka di pelosok desa dan mengunjungi rumah kerabat yang hidup disana.
Begitu banyak alasan mereka untuk selalu terhubung, diantaranya dengan mempunyai lahan kebun dan sawah yang kepengurusannya diserahkan pada keluarga di kampung. Atau dengan memiliki hewan ternak seperti domba, kerbau, dan sapi yang dititipkan pada saudara di kampung yang keuntungannya nanti dibagi berdasarkan kesepakatan.
Kini setelah mereka pergi untuk selamanya, saya baru menyadari bahwa hal itu penting dilakukan. Bukan semata mencari keuntungan finansial, tapi ada maksud yang lebih mulia dari itu yaitu menjaga tali silaturahmi antara ayah ibu kami yang berada diperkotaan dengan keluarga yang ada di pelosok.
Kehidupan yang menggambarkan betapa pentingnya hubungan kekeluargaan, terutama di tengah perbedaan jarak dan gaya hidup antara kota dan desa. Ayah dan ibu tampaknya memiliki pandangan yang bijak tentang menjaga hubungan keluarga melalui kegiatan bersama, seperti mengelola lahan pertanian atau memelihara ternak.Â
Bagi mereka, tindakan ini bukan hanya sekedar mencari keuntungan finansial, tetapi juga upaya untuk mempertahankan hubungan silaturahmi dan ikatan emosional dengan keluarga besar di kampung halaman.
Untuk selalu terhubung dengan keluarga besar di pelosok pedesaan, berikut beberapa langkah yang bisa kita pertimbangkan:
1. Kunjungi Secara Rutin: Meskipun mungkin tidak bisa sesering yang diinginkan, kunjungan langsung ke kampung halaman tetap menjadi cara terbaik untuk mempererat ikatan. Rencanakan kunjungan bersama keluarga atau bahkan sendirian secara rutin, misalnya saat liburan panjang atau momen-momen penting.
2. Manfaatkan Teknologi: Walaupun jarak jauh, teknologi bisa menjadi sarana untuk tetap terhubung. Gunakan aplikasi pesan singkat, panggilan video, atau media sosial untuk berbagi kabar, cerita, dan momen-momen penting. Namun, pastikan untuk menghormati kebiasaan dan kenyamanan keluarga di desa yang mungkin tidak selalu terbiasa dengan teknologi.
3. Lanjutkan Tradisi dan Kegiatan Keluarga: Pertahankan tradisi yang pernah dilakukan oleh orang tua kita, seperti pengelolaan lahan atau ternak. Ini bukan hanya mempertahankan koneksi finansial, tetapi juga hubungan yang lebih mendalam dengan keluarga besar. Kita juga dapat melibatkan mereka dalam kegiatan lain yang lebih modern tetapi tetap mengandung nilai kebersamaan, misalnya proyek desa berbasis komunitas atau kegiatan sosial.
4. Berbagi Cerita dan Kenangan: Buat dokumentasi berupa foto, video, atau tulisan tentang kunjungan kita ke desa, atau kenangan masa lalu dengan keluarga besar. Bagikan cerita-cerita ini dengan anggota keluarga yang lain untuk mengingatkan mereka akan pentingnya hubungan ini.
5. Berpartisipasi dalam Acara Keluarga: Jika ada acara keluarga besar, seperti halal-bihalal, pernikahan, khitanan, atau syukuran, usahakan untuk hadir atau berkontribusi. Kehadiran fisik atau kontribusi kecil akan sangat dihargai dan menunjukkan kepedulian kita terhadap keluarga.
6. Jadi Jembatan Informasi: Karena kita mungkin memiliki lebih banyak akses informasi atau jaringan, jadilah jembatan bagi keluarga di desa untuk mendapatkan informasi penting, seperti peluang pendidikan, kesehatan, atau bantuan sosial yang mungkin tersedia.
7. Support Keluarga di Desa: Jika ada keluarga yang membutuhkan bantuan, baik itu dalam bentuk materi, tenaga, atau nasihat, cobalah untuk hadir dan memberi dukungan. Kadang, kehadiran kita dalam situasi sulit bisa memperkuat ikatan yang ada.
Kita memiliki kesempatan untuk melanjutkan dan memperkuat warisan silaturahmi yang telah dibangun oleh orang tua kita. Tetap terhubung dengan keluarga besar di desa akan memberikan banyak manfaat, tidak hanya bagi kita tetapi juga bagi keluarga besar pada umumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H