Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pasar Cisalak Subang

30 Agustus 2024   08:25 Diperbarui: 30 Agustus 2024   08:34 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski secara penampilan pasar ini tidak memenuhi kriteria instagramable, tapi banyak cerita yang bisa saya bagikan dari pasar ini. Sebagai pasar utama sebuah kecamatan di pelosok Kabupaten Subang, tepatnya Kecamatan Cisalak seperti pasar lain pada umumnya pasar ini berada dekat alun-alun kecamatan, mesjid agung, puskesmas dan sekolah.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Kecamatan Cisalak yang terdapat di daerah Subang selatan berbatasan dengan Kabupaten Sumedang sebelah timur, Lembang, dan sekitarnya. Pasar Cisalak mempunyai dua hari utama sebagai pasar tumpah yaitu hari Rabu dan hari Sabtu setiap minggunya.

Pada hari tersebut para pedagang dan pembeli dari berbagai pelosok desa turun gunung dengan membawa hasil kebun, hasil hutan, dan barang lainnya yang bisa diperjualbelikan. Banyak pembeli perorangan  yang datang dari pelosok desa utuk membeli kebutuhan hidupnya di pelosok untuk seminggu kedepan, begitu juga dengan pedagang kecil di pelosok yang memanfaatkan toko grosir untuk memenuhi warung kecil di kampungnya.

Selain itu saya tertarik untuk memburu bahan-bahan hasil pengrajin pelosok seperti gula aren, makanan olahan sagu setempat, dan makanan dan bahan olahan lain yang dijual sesuai musimnya.

Disinilah letak keunikan pasar ini, dimana banyak barang-barang ikonik yang tidak bisa ditemukan ditempat lain diantaranya:

 1. Gula Aren:

Gula yang didapat dari pelapah buah pohon aren yang dikumpulkan setiap hari mereka kumpulkan dan diolah di saung penggulaan yang biasanya tersebar di pinggiran-pinggiran hutan yang kaya dengan pohon aren. Dalam hal ini penghasil gula aren biasanya sampai harus menginap di saung gulanya untuk membuat gula aren, karena prosesnya cukup membutuhkan waktu yang lama. Prosesnya hampir sama dengan membuat dodol.

Gula aren dari para pengrajin ini berbeda dari gula aren yang saya temukan di kota, gula aren mereka berwarna merah muda dengan tekstur yang keras dan getas. Ini menandakan pengolahan yang murni dan maksimal, konon gula-gula yang sekarang banyak berada di pasar perkotaan sudah banyak dicampuri bahan lain untuk mengirit nira sebagai bahan utamanya.

2. Makanan Khas Olahan dan Bahan Dasarnya:

Makanan khas olahan warga yang menggunakan bahan asli yang dihasilkan warga pelosok, sungguh makanan yang sehat dan terpercaya dari segi keaslian bahan alami bebas pengawet. 

Makanan yang paling khas dan tidak ditemukan di daerah lain adalah Deblo: terbuat dari parutan singkong yang dicetak bulat pipih yang dikeringkan dan digoreng.

Selain itu dijual juga bahan dasarnya seperti: Singkong, ubi, jagung, talas, kacang-kacangan, dan semua hasil hutan dan kebun seperti jamur kuping yang hanya bisa ditemukan pada musim penghujan.

3. Makanan-Makanan Lainnya:

- Soto lontong ayam dengan pedagang yang sudah biasa kami kenal secara turun-temurun. Soto ini terasa khas dengan tambahan taburan kacang kacang goreng di atasnya. 

- Kupat tahu, makanan mirip ketoprak tapi dengan sentuhan bumbu yang khas dari pedagangnya.

Selain makanan dan bahan dan makanan di atas, secara kebetulan juga bisa ditemukan penjual bahan makanan langka seperti jantung pohon pisang hutan, madu odeng, dan bahan makanan dan hasil hutan yang hanya bisa kami temukan di daerah kami. Para pedagang ini hanya datang dan menjual barangnya ketika mereka menemukan barang tersebut di hutan termasuk di dalamnya jamur liar.

Pada hari pasar yaitu hari Rabu dan Sabtu setiap minggunya, biasanya pasar sudah ramai dengan aktivitas jual beli semenjak jam 3 pagi dan mencapai puncaknya pada jam 7 pagi. Lebih dari jam itu jangan harap menemukan barang unik yang kita cari karena pasti sudah ada yang membelinya dan habis terjual.

Sedangkan untuk bahan-bahan pokok lainnya yang umum dijual di pasar semua bisa didapat dipasar ini kapan saja. Jadi disarankan datanglah ke pasar ini pada hari Rabu dan Sabtu dari jam 3 pagi sampai jam 7 pagi untuk mendapatkan makanan, bahan makanan, dan barang kerajinan kearifan lokal yang hanya bisa ditemukan di pasar ini.

Untuk yang telah mengenal orang-orang pelosok yang biasa berjualan di pasar ini pada hari pasar (hari Sabtu dan Rabu) bisa mengunjungi rumah mereka masing-masing di perkampungan pelosok yang tersebar di desa-desa terpencil pinggiran hutan. Bahkan mereka dengan senang hati mengantarkan pesanan kita ke rumah ketika kita memesannya seperti: Madu Odeng, Jamur liar, Jantung pohon pisang hutan, buah Harendong, dll.

Sekian semoga menambah wawasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun