Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kami Sudah Punya Pilihan dari Jauh-Jauh Hari

28 Agustus 2024   11:34 Diperbarui: 28 Agustus 2024   11:39 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pilkada dibanjiri calon-calon kepala daerah yang beragam latar belakang dan sebagian sebagai pendatang baru yang belum kami kenal, lalu apa dampaknya bagi kami khususnya pribadi saya sebagai pemilih.

Terus terang dari jauh-jauh hari saya sudah menentukan pilihan, pilihan saya berdasarkan rekam jejak calon tersebut selama bergelut di dunia perpolitikan bahkan ada calon yang saya kenal keluarga besar dan leluhurnya dan apa saja kiprah yang telah dilakukan keluarga besar tersebut untuk bangsa dan negara umumnya atau khususnya bagi daerah kami tinggal.

Calon-calon pendatang baru bagi saya sifatnya hanya pendukung dan bukan prioritas utama bagi saya untuk menjatuhkan pilihan terhadapnya, saya lebih memilih calon yang secara rekam jejaknya sudah jelas.

Lalu bagaimana dengan program-program dan debat antara calon kepala daerah apakah mempengaruhi pilihan saya? Bagi saya itu hanyalah pelengkap saja, karena pribadi seseorang yang sesungguhnya tidak dapat langsung dinilai dari sebuah percakapan apalagi sebuah ajang bersilat lidah yang instan.

Pendapat saya ini mungkin terdengar sedikit apatis, saya pikir sifat ini lebih cocok dikatakan sebagai istoqomah atau teguh alias tidak plinplan. Sebagai generasi tua saya coba memberikan contoh pada generasi muda bahwa asam garam kami dalam mengarungi kehidupan tidak didapat dengan cara instant.

Lalu bagaimana dengan pemilih muda atau lebih dikenal dengan generasi muda? Biarlah mereka menentukan pilihan berdasarkan hemat pikiran mereka sendiri. Perbedaan pilihan dalam demokrasi justru memperkaya demokrasi itu sendiri, dengan syarat kita bisa menjaga situasi dan kondisi sekondusif mungkin.

Adapun hasil akhirnya nanti adalah satu hal yang harus kita terima dan pertanggungjawabkan bersama, sampaikan kritik dan saran dengan etika yang baik. Jangan sampai cara kita menyampaikan kritik merusak esensi kritik kita sendiri dan menimbulkan akibat yang lebih merusak.

Kesimpulan

Tulisan saya ini adalah pemikiran dan pandangan dari sudut pengalaman terhadap proses demokrasi, khususnya dalam konteks pemilihan kepala daerah (Pilkada). Berikut adalah beberapa poin yang coba saya soroti:

1. Konsistensi dalam Memilih:

Saya memiliki prinsip dalam menentukan pilihan berdasarkan rekam jejak yang sudah dikenal, yang merupakan hal penting dalam proses demokrasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun