Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Menyoal Kasus Kopi Sianida Masyarakat Awam Bingung

20 Agustus 2024   07:24 Diperbarui: 12 Oktober 2024   01:38 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
screesshot akun Netflix (dokpri)

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang film ini, saya ingin mengingatkan bahwa ulasan ini akan mengungkap beberapa detail penting dari alur cerita. Jika Anda belum menonton film ini dan ingin menikmatinya tanpa bocoran, saya sarankan untuk menonton terlebih dahulu sebelum melanjutkan ulasan ini.

Jessica Wongso kini dinyatakan bebas bersyarat, kebebesan bersyarat ini pun meninggalkan pertanyaan dikalangan masyarakat mengerti hukum. Apakah hal ini layak diberikan atau tidak? Apalagi kami sebagai masyarakat awam.

Sebelumnya Netflix mengeluarkan film dokumenter yang menyiratkan bahwa banyak keputusan kasus Jessica Wongso masih meninggalkan pertanyaan besar yang masih belum terpecahkan, lagi-lagi masyarakat awam dibuat bingung.

Kami sebagai masyarakat awam mencoba mecari informasi yang berimbang, Podcaster Dedy Corbuzer saja merasa bingung. Dia mewawancarai ahli forensik yang dengan yakin menyatakan Jessica yakin bersalah.

Sementara di kubu Jessica dengan meyakinkan menyatakan banyak bukti yang rancu, Pak Otto Hasibuan menyatakan masih belum bisa terima meski Jessica telah menjalani masa tahanannya. Apalagi dokter forensik dipihaknya menyatakan Mirna meninggal bukan karena sianida, yang lagi-lagi membuat kami bingung.

Belum lagi masalah CCTV yang dianggap direkayasa, keputusan yang dinilai hanya melihat bukti secara tersirat yang hanya melibatkan dugaan-dugaan dan faktor kesehatan mental Jessica yang dikaitkan dengan masa lalu Jessica. Kami jadi tambah bingung saja.

Kejadian serupa kami alami ketika seorang teman kami meninggal secara mendadak ketika mereka berdua minum kopi sebelum almarhum pulang kerumah, dia tersungkur tiba-tiba dan menghembuskan nafas terakhir. Teman kami yang menemaninya pun panik, sebagai masyarakat awam kami dan keluarga menerimanya sebagai satu kepastian dengan lapang dada.

Baca juga: Di Taman Keabadian

Tapi kebingungan terjadi ketika pihak asuransi turun tangan, mereka ingin memastikan apakah kejadian itu masuk klaim asuransi atau tidak. Sebagai masyarakat awam akhirnya kami juga pasrah saja atas bagian kami masing-masing termasuk buat almarhum, Alhamdulillah kabar akhir kemarin akhirnya pihak asuransi mengabulkan permohonan kami yang tentunya akan meringankan beban anak almarhum yang masih harus menyelesaikan kuliah.

Baca juga: Siapa yang Tahu?

Buat pribadi saya kasus Jessica Wongso sedikit membuat khawatir juga karena dikaitkan dengan kesehatan mental Jessica yang katanya mengonsumsi obat anti depresan, terus terang saya adalah seorang yang sedang menjalankan therapy gangguan kecemasan (anxiety dissorder) dan sedang mengonsumsi obat tersebut yang diresepkan psikiater.

Lalu apa salahnya? Saya sadari ini bagian dari hidup yang harus saya jalani, zaman ini memang zaman yang menuntut ketahanan mental apalagi Jessica yang memang sedang menghadapi masalah.

Prinsip saya kalau kita sudah berusaha maksimal apapun yang terjadi harus kita terima sebagai satu kepastian, karena yang terbaik menurut kita belum tentu yang terbaik di mata Allah SWT dan sebaliknya. Seandainya masing-masing bersikukuh dengan sudut pandang yang berbeda untuk sebuah keadilan, yakinlah keadilan yang sempurna ada pada Allah SWT.

Allah SWT akan memberikan keadilan yang sempurna baik kepada Mirna maupun Jessica, itu semua sesuai dengan ajaran kita masing-masing yang menganut Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.

Meneruskan perseteruan juga hanya akan menuntun kita pada eskalasi perdebatan yang lebih luas, padahal hasil apapun yang didapat tidak bisa mengembalikan Mirna kembali hidup. Kepastian Mirna sudah dicatat harus meninggal di tempat tersebut dengan cara seperti itu.

Tapi seandainya masih ada upaya yang masih bisa dilakukan, harus dilakukan karena Allah SWT tidah akan merubah nasib suatu kaum apabila kaum tersebut tidak berusaha untuk merubahnya. Tapi ingat keadilan yang sempurna hanya ada pada Alloh SWT, manusia hanya sebatas berusaha Allah SWT lah yang menentukan hasilnya. Kejadian buruk hari ini bisa jadi untuk rencana Alloh SWT yang indah dimasa depan, dalam hal ini pandai-pandailah mencari hikmah dari suatu kejadian.

Lalu dimana letak katarsis dari tulisan saya ini? Jawabannya menurut saya ada pada keikhlasan masing-masing pihak termasuk buat kita sebagai masyarakat awam. Allah SWT akan membayar tuntas semua sesuai firmannya : “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (Qs. al-Zalzalah: 7-8) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun