Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Buka Kerannya Supaya Tidak Mampet

1 Agustus 2024   19:57 Diperbarui: 3 Agustus 2024   21:23 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Buka kerannya supaya tidak mampet, apa maksudnya? Judul di atas adalah sebuah analogi yang hendak saya ekspresikan pada berbagai hal. Kalau dijabarkan banyak masalah di negeri ini yang disebabkan karena hal serupa di atas, saya ambil beberapa contoh seperti tertinggalnya dunia pendidikan, minimnya literasi, masalah judi online, perundungan, dll.

Biar lebih mengerucut saya ambil satu topik terlebih dahulu yaitu membudayakan literasi yang tengah digelorakan para pegiat literasi saat ini. Kalau kita cermati dari dulu dunia kepenulisan itu dianggap sesuatu yang sulit, sehingga orang mau masuk sudah takut duluan. 

Kalau begitu caranya mana bisa kita melakukan perubahan, sedangkan Nelson Mandella sendiri dalam kutipannya mengatakan "kita tadak akan tahu hasil akhirnya, sehingga kita melangkah maju untuk melakukannya".

Dibina Jangan Dibinasakan

Sekarang dengan dunia yang serba digital segala informasi dengan mudahnya kita dapatkan, meski dengan Chat GPT sekalipun. Lain tentunya dengan zaman dahulu yang bercinta monyet lewat kirim mengirim surat. Jelas jauh loncatannya dengan zaman ini, maka jangan disalahkan kalau segala sesuatunya berubah mengikuti perkembangan zaman.

Fenomena membludaknya penulis pemula karena imbas derasnya iklan pegiat literasi kan bagus dari pada mereka dikebiri, kalau mereka salah ya dibina jangan lantas disamakan dengan dunia zaman kuda gigit besi lalu dibinasakan.

Buka Kerannya Supaya Tidak Mampet

Segala masalah ada titik pangkal masalahnya. Aliran sebuah sungai jangan kita bendung karena bisa menenggelamkan, kalau bisa bendung sedikit lalu alirkan ke tempat-tempat yang kekurangan air kan bisa lebih bermanfaat mengairi sawah-sawah atau kolam.

Masalah judi dari dahulu sudah merupakan penyakit masyarakat dari mulai sabung ayam, togel, sampai kini bergeser menjadi judi online. Lalu pangkal masalahnya apa? Kalau kita telusuri kan orang berjudi mencari kesenangan, karena tidak ada sejarahnya penjudi kaya raya kecuali di film yang dibintangi siapa saya lupa namanya.

Coba alihkan hobi masyarakat untuk hobi menulis atau hobi lain yang bermanfaat, sediakan platformnya dan dukung langkahnya jangan baru bermunculan beberapa penulis pemula lantas dicap orang sombong dan dianggap tidak kompeten karena mendapatkan legitimasi tidak sesulit zaman baheula.

Saya ingat SDSB zaman dahulu di kampung, ada yang rela menjual beras buat makan hari itu demi memasang taruhan tebak angka. Tidak ada bedanya dengan judi online saat ini ada suami yang lupa akan tanggung jawabnya sehingga harus mati ditangan istrinya, itu semua kan berawal dari coba-coba yang selanjutnya menjadi hobi dan ketagihan.

Begitu pula dengan masalah-masalah lainnya saya kira sama, satu lagi masalah perundungan. Kenapa anak-anak kita suka begitu, ribuan murid saya hanya ada beberapa saja yang menjurus kearah sana itupun langsung ditangani dan diselesaikan. Sekali lagi, dibina jangan dibinasakan.

Mengalirkan Energi Positif Melalui Literasi

Menghidupkan literasi di tengah masyarakat memerlukan kerjasama dari berbagai pihak. Sekolah, perpustakaan, komunitas literasi, dan platform digital harus bersinergi dalam menyediakan akses dan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan potensi mereka. 

Menggunakan teknologi sebagai alat untuk mendorong literasi digital dan keterampilan menulis kreatif bisa menjadi langkah awal yang kuat.

Membangun Komunitas yang Mendukung

Sebagai penulis pemula, dukungan dari komunitas literasi sangat penting. Menulis adalah perjalanan yang penuh tantangan, dan memiliki lingkungan yang suportif dapat membantu individu tetap termotivasi. Inisiatif seperti kelompok menulis, lokakarya, dan acara literasi lokal dapat menjadi wadah untuk berbagi pengalaman, mendapatkan umpan balik, dan mengasah keterampilan.

Kita perlu merangkul para penulis pemula dengan memberikan mereka kesempatan untuk berkembang. Memfasilitasi ruang bagi mereka untuk berlatih dan berbagi karya akan membuka jalan bagi kreativitas dan inovasi. Dalam prosesnya, bukan hanya mereka yang akan belajar, tetapi kita semua dapat mengambil pelajaran dari perspektif dan gagasan baru yang mereka tawarkan.

Menangani Masalah Sosial dengan Pendidikan

Selain mengatasi masalah literasi, pendidikan juga berperan penting dalam menangani berbagai masalah sosial lainnya, seperti judi dan perundungan. Pendidikan yang baik dapat membantu individu memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan memberikan mereka alat untuk membuat pilihan yang lebih baik.

Untuk mengurangi kasus judi, misalnya, kita dapat mengarahkan energi masyarakat ke aktivitas yang lebih bermanfaat dan produktif. Program pendidikan dan pelatihan keterampilan dapat memberikan alternatif yang lebih positif, membantu individu menemukan passion mereka dan mengejar karir yang berarti.

Demikian pula, pendidikan tentang empati, kerjasama, dan toleransi dapat membantu mengurangi perundungan di sekolah. Dengan membina lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung, kita dapat membantu anak-anak mengembangkan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan.

Kesimpulan Membuka Keran Kreativitas

Membuka "keran" kreativitas dan pengetahuan adalah kunci untuk menyelesaikan banyak masalah yang kita hadapi saat ini. Dengan mendukung literasi dan pendidikan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih berpengetahuan, lebih berempati, dan lebih siap menghadapi tantangan masa depan.

Kita perlu bergerak bersama, dengan membuka jalan bagi generasi muda untuk menggali potensi mereka dan memberikan mereka kesempatan untuk berkontribusi pada perubahan positif di masyarakat. Dengan cara ini kita dapat membuka keran yang mampet dan membuat aliran kreativitas dan inovasi mengalir deras untuk kebaikan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun