China memang dianggap negara yang lebih netral dan cocok sebagai penengah karena negara-negara barat sudah terlalu frontal yang kesannya jauh dari kebijakan perdamaian dunia karena keberpihakan mereka terhadap Israel yang mencolok.
Negara Pendukung Israel Gerah
Seperti diungkapkan di atas, atas tuduhan mereka terhadap keterlibatan Beijing dalam rekonsiliasi antara 14 faksi di Palestina yang melibatkan Hamas dan Fatah sebagai faksi besarnya. Bersatunya Hamas dan Fatah serta faksi lainnya melemahkan posisi Israel yang sebelumnya menyebutkan tidak bisa mengakui kekemerdekaan Palestina karena tidak ada wakil yang bisa membentuk sebuah pemerintahan yang berdaulat.
Kini semua faksi di Palestina bersatu, lalu apa kira-kira langkah Israel dan negara-negara pendukungnya menyikapi hal ini. Apapun alasan China dalam menciptakan rekonsiliasi antara faksi-faksi yang bertikai di Palestina adalah suatu langkah yang tepat dalam posisi negara China selama ini.
Secara kasat mata mereka tidak ada hubungan yang kisruh dengan negara-negara barat maupun negara-negara di Timur Tengah. Pernyataan mereka yang menyatakan ini adalah langkah kemanusiaan adalah sebuah pernyataan yang tepat.
Pengaruh Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Hasil Pemilu Amerika Serikat sedikit banyaknya akan berpengaruh pada kebijakan negara ini pada kebijakan politiknya terhadap konflik regional Palestina-Israel.
Berkaca Pada Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Sebagaimana kita fahami bersama kemerdekaan Indonesia dengan tonggak ikrar bersatunya golongan pemuda-pemuda Indonesia pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang di pelopori oleh Boedi Oetomo. Apakah hal ini juga akan terjadi pada Palestina, mari kita do'akan bersama.
Indonesia sendiri dari dulu sampai saat ini bersuara keras menyerukan kemerdekaan Palestina, tapi belum bisa berbuat banyak karena negara kita tidak punya hubungan politik dengan Israel. Karena itu langkah China ini juga merupakan harapan baru buat kita demi terwujudnya Perdamaian Dunia amanat UUD'45.Â
Kesimpulan dan Harapan