Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemalas Tapi Kaya

24 Juli 2024   21:36 Diperbarui: 24 Juli 2024   22:14 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Malas tapi kaya maksudnya apa dan bagaimana caranya?

Di negeri antah berantah (katakanlah negeri A) orang-orangnya itu simpel tidak mau susah dengan ambisi-ambisi hidup pada umumnya, mereka bekerja semampunya, menerima hidup apa adanya.

Mereka tidak menuntut harus punya itu, harus punya ini. Yang mereka inginkan hanya menjalani hidup apa adanya tapi pada kenyataannya mereka menjadi kaya, kaya hati dan kaya raya dengan harta.

Kebiasaan mereka yang hidup tanpa beban justru membuat mereka bahagia dan produktif, kesehatan dan taraf hidup mereka juga tinggi jauh dari stres. Disela-sela kesantaian mereka, mereka produktif melakukan hobinya masing-masing yang akhirnya dari hobi mereka ini mendapatkan penghasilan yang memadai.

Di balik kesantaian, akhirnya mereka mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan baik berupa kebahagian lahir maupun batin.

Lain dengan kejadian di negara antah berantah lainnya (katakanlah negeri B) orang-orangnya begitu sibuk dengan ambisinya, mereka bekerja hampir sepanjang hari dan terus mengejar keinginan mereka yang tiada hentinya.

Setelah mereka mendapatkan satu hal yang mereka inginkan dilanjutkan dengan mengejar keinginan lainnya, dan begitu seterusnya. Akirnya hal ini mengakibatkan kehidupan mereka pun jadi royal dan konsumtif yang akhirnya mengakibatkan mereka menjadi miskin lahir dan batin.

Akhirnya tingkat kesehatan di negara itupun menjadi rendah, banyak orang stres bahkan tingkat bunuh dirinya boleh dibilang tinggi.

Ulasan 

Cerita di atas adalah contoh kontras yang menarik antara dua negeri yang memiliki pendekatan hidup yang berbeda, yaitu Negeri A yang hidup santai dan menerima hidup apa adanya serta Negeri B yang penuh dengan ambisi dan tuntutan hidup. 

Berikut adalah beberapa poin saya tentang cerita di atas:

1. Filosofi Hidup:

  • Negeri A: Masyarakat di Negeri A memilih filosofi hidup yang sederhana dan penuh penerimaan. Mereka menjalani hidup dengan santai, fokus pada apa yang mereka cintai dan hargai. Ini mencerminkan konsep "kaya hati" di mana kebahagiaan dan kepuasan berasal dari dalam diri, bukan dari pencapaian materi.
  • Negeri B: Masyarakat di Negeri B, sebaliknya, sangat ambisius dan selalu mengejar keinginan yang tak ada habisnya. Hal ini menggambarkan tekanan sosial dan internal untuk terus mencapai lebih, yang sering kali dapat menyebabkan ketidakpuasan dan stres.

2. Keseimbangan Hidup:

  • Negeri A: Dengan pendekatan hidup yang lebih seimbang dan tanpa tekanan, masyarakat di Negeri A bisa menikmati hidup, hobi, dan akhirnya mendapatkan kebahagiaan serta kesejahteraan yang alami. Kesehatan mental dan fisik mereka cenderung lebih baik karena minimnya stres.
  • Negeri B: Kehidupan yang penuh tekanan dan ambisi membuat masyarakat di Negeri B seringkali mengorbankan keseimbangan hidup mereka. Kesehatan mental dan fisik mereka terpengaruh negatif karena stres yang berlebihan, dan tingkat kebahagiaan cenderung rendah.

3. Produktivitas dan Hobi:

  • Negeri A: Produktivitas di Negeri A muncul secara alami dari hobi dan minat yang mendalam. Ini menunjukkan bahwa ketika orang melakukan sesuatu yang mereka sukai tanpa tekanan eksternal, mereka cenderung lebih produktif dan hasilnya bisa sangat memuaskan, baik secara pribadi maupun finansial.
  • Negeri B: Meskipun mungkin lebih produktif dalam hal kuantitas pekerjaan, masyarakat di Negeri B mungkin tidak mendapatkan kepuasan yang sama. Kerja keras mereka seringkali tidak dihargai sepenuhnya karena selalu ada tuntutan untuk lebih.

4. Kesejahteraan dan Kebahagiaan:

  • Negeri A: Kebahagiaan dan kesejahteraan di Negeri A berasal dari penerimaan diri dan hidup yang sederhana. Ini mencerminkan filosofi minimalis dan mindfulness di mana kualitas hidup diukur dengan kepuasan batin dan kebahagiaan, bukan hanya materi.
  • Negeri B: Di Negeri B, kesejahteraan sering diukur dengan materi dan pencapaian eksternal. Namun, pengejaran tanpa henti ini sering kali membuat mereka mengorbankan kebahagiaan sejati dan kesehatan, menyebabkan ketidakseimbangan dalam hidup.

Kesimpulan

Cerita saya ini menggambarkan bagaimana pendekatan hidup yang berbeda bisa berdampak besar pada kesejahteraan dan kebahagiaan individu. Ini juga menjadi refleksi bagi kita untuk mengevaluasi pendekatan hidup kita sendiri dan mencari keseimbangan yang lebih baik antara ambisi dan  rasa syukur.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun